Mohon tunggu...
Sriani Magdalena
Sriani Magdalena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

some information to u :))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Disakitin Masih Tetap di Titik Galau? Kita Berhak Bahagia! Nih, Tipsnya

25 November 2020   21:55 Diperbarui: 25 November 2020   22:25 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toxic Relationship biasanya tidak akan disadari oleh pasangan yang menjalin hubungan. Di awal hubungan tersebut, Kita dapat mengira bahwa pasangan yang kita pilih ini merupakan orang yang tepat sehingga dapat mewarnai kehidupan kita. 

Namun, Kegembiraan itu hanya sesaat. Lama kelamaan, dengan sikap pasangan kita yang berubah ditandai dengan bahasa verbal (kata-kata) maupun nonverbal (tindakan) yang kita terima itu berbeda dengan keseharian, kita akan menyadari bahwa ada yang salah dalam hubungan yang sedang kita dijalani. Nah, hubungan yang kita jalani itu adalah Toxic Relationship. 

Terkadang, kita mencoba berbagai macam cara untuk memperbaiki keadaan, namun tidak membuahkan hasil apapun. Kita selalu menyembunyikan perasaan kita agar tetap tegar dalam hubungan kita. 

Tetapi, akan ada saatnya kita harus menyadari bahwa pentingnya 'Love Yourself'. Nah, disini saya akan membagikan TIPS untuk mengatasi masalah Toxic Relationship agar kita lebih menanamkan nilai 'love youRself' pada kehidupan dalam menjalin hubungan yang sehat.

1. Dapat dilakukan dengan bahasa Verbal (Melalui kata-kata)

Secara Lisan, kita harus berani Berani speak up. Ketegasan speak up yang kita miliki itu dapat seperti kita melontarkan semua sikap dan perbuatan pasangan yang menyakiti, serta mengeluarkan emosi kita di hadapannya. 

Ketika pasangan kita tidak berubah dan tetap melakukan kekerasan fisik terhadap kita, maka kita harus berani speak up untuk mengakhiri hubungan kita. 

2. Dapat dilakukan dengan bahasa non-verbal (tindakan maupun ekspresi wajah)

- Tindakan, Kita dapat menghindar ataupun menahan tindakan dengan menggunakan gesture tubuh kita secara refleks terhadap tindakan pasangan yang kasar secara fisik

- Ekspresi wajah, kita dapat berekspresi jika suatu tindakan pasangan yang menyakitkan. seperti, ketika kita ingin marah akan kata-katanya, silahkan saja marah, jika ingin menangis, silahkan menangis di hadapan dia. keluarkan emosi mu dalam berekspresi setiap tindakan pasangan yang berbeda dari kebiasaannya.

Nah, itu beberapa tips dari saya. Jangan suka memendam perasaan ya, lebih baik menuangkan nya secara langsung kepada pasangan kita! Be a good person! Let others know the importance of mental health! Jangan galau lagi ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun