Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

cita-cita adalah harapan masa depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

21 Januari 2014   20:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ibu...

Dengan samar aku mendengar nafas yang ter engah-engah.

Jeritan-jeritan hangat yang menciptakan ribuan butir keringat kelelahan.

Perjuangan hidup dan mati kian aku rasakan.

Membuat semakin tegangnya suasana ruangan.

Tapi semua itu sirna ketika tangisan kecilku hadir dalam redupnya rasa yang kian kabur.

Alhamdulillah...semua orang berucap syukur.

Terimakasih ibu, kau tlah hadirkan aku dalam dunia ini.

Ibu...

Bisakah kau rasakan?

Putaran waktu terus berjalan begitu cepat.

Aku semakin tumbuh dengan segudang luapan cita-cita yang harus aku raih.

Kini, tiba saatnya kau titipkan aku pada lembaga yang mampu mendidikku menjadi anak yang lebih baik.

Dengan harapan aku mampu mengubah paradigma anak bangsa menjadi lebih bermutu.

Karena cita-citaku adalah menjadi seorang guru.

Ridhoilah setiap langkahku, agar aku mudah melaluinya dengan lantunan do’amu.

Ibu...

Lihat aku,

Kini aku menjadi wanita dewasa yang sudah siap terjun pada kehidupan yang sebenarnya.

Dunia yang menginginkan kebaikan didalamnya.

Dengan ini aku memiliki seenggok PR yang harus aku selesaikan .

Aku takut ibu... dunia akan kecewa atas kegagalanku.

Namun, setiap aku teringat kata bijak yang slalu kau ucapkan

Membuat darahku berdesir naik menggerakkan otot dan pikiran dalam tubuhku.

Inilah yang slalu kau ucapkan

“nak, tuntutlah ilmu untuk bekalmu nanti, ibu tidak bisa memberimu apa-apa. Hanya ilmu yang bermanfaat yang mampu menjadikan gerbang dalam kesuksesanmu.

Setelah kita memahami makna puisi diatas, maka kita akan lebih memahami arti seorang ibu yang menjadikan pahlawan terdekat dalam kehidupan kita di dalam keluarga. Keluarga merupakan sekolompok kecil dari beberapa orang yang dekat dengan kita. Terdiri dari ayah, ibu, adik, kakak, dll. Keluaarga juga merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak. Sebab, ketika anak itu baru lahir kedunia, maka dia tidak akan serta merta dititipkan pada lembaga pendidikan sekolah ataupun masyarakat. Melainkan harus melalui proses didikan dan asuhan orang tua. Setelah menginjak 3 tahun baru dia akan dapat dititipkan pada sekolah PAUD. Itupun orang tua tak lekas angkat tangan dalam membimbing dan mengawasinya.

Biasanya ibu adalah sosok yang senantiasa sabar dalam mendidik anaknya. Beliau rela menunggu ber jam-jam untuk menemaninya menuntut ilmu. Karena belau memiliki segudang harapan agar anaknya menjadi seorang yang menjadi lebih baik dari dirinya (sukses). Setelah tiba dirumah, ibu slalu menanyakan PR pada anaknya, lantas membantunya dalam mengerjakan PR tersebutdengan hati lembut dan penuh kasih sayang. Ketika tiba waktu pembagian rapor, ibu datang dengan harapan anaknyalah menjadi nomor satu dikelasnya. Sungguh, ibu adalah sosok pahlawan yang bukan saja mampu merawat anaknya, tetapi berkat ibu mutu pendidikan akan menjadi lebih baik jika semua ibu adalah seorang penyabar, ulet, gigih, cerdas dalam menerapkan didikan pada anak-anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun