Dampak Energi Nuklir Terhadap Pertahanan Negara dan Kebutuhan Militer IndonesiaÂ
Pengembangan energi nuklir memiliki dampak langsung terhadap pertahanan negara dan kebutuhan militer. Energi nuklir ini berdampak positif, karena dapat mendukung tugas pertahanan militer secara optimal dan dapat dijadikan sebagai suber energi untuk operasi militer seperti cadangan operasional, cadangan penyangga energi (CPE), dan cadangan strategi energi (CSE).
Dalam hal ini pertahanan juga dapat mendukung energi, yang dimana suatu negara dapat mengimbangi kekuatan negara lain guna mengamankan objek vital nasional. Tentunya keberadaan sumber daya energi yang terdapat diwilayah perbatasan antara kedua negara dapat menyebabkan tumpang tindih (overlapping).
Nuklir ini selain digunakan sebagai energi, nuklir juga dapat digunakan sebagai tujuan militer seperti pembuatan senjata nuklir. Namun, jika nuklir dijadikan tujuan militer dapat menimbulkan risiko dan tantangan sendiri. Secara keseluruhan, pengembangan energi nuklir dapat meningkatkan pertahanan negara dan kebutuhan militer. Namun, ada banyak risiko dan masalah yang perlu dipertimbangkan dari konflik global. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan semua faktor ini saat membuat dan menerapkan kebijakan energi nuklir guna mendukung kapasitas pertahanan Indonesia dan kebutuhan militer yang berkaitan dengan energi nuklir.
Efek Konflik global pada Kebijakan Energi Pertahanan Indonesia
Perang global memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap kebijakan energi pertahanan suatu negara. Tentunya konflik yang saat ini terjadi di global dapat mempengaruhi kebijakan energi pertahanan negara, termasuk kebijakan terkait pengembangan energi nuklir. Konflik global ini dapat berdampak pada perekonomian secara signifikan seperti naiknya suku bunga, depresiasi nilai tukar uang, inflasi, dan penurunan di sektor industri manufaktur akibat naiknya harga minyak dan gas di Dunia (Elrika Hamdi, 2021). Dampak ini pastinya akan berimbas pada perlambatan tingkat pertumbuhan ekonomi secara global.
Konflik dunia juga akan berdampak di sektor energi, misalnya PERANG Rusia-Ukraina pada tahun 2020, tentunya berdampak pada penurunan kebutuhan energi disektor penggerak ekonomi utama, seperti industri, transportasi, komersial, wisata dan lainnya. Kebutuhan energi di Indonesia pada taun 2023 masih didominasi dengan Batu bara: 40,46, Minyak bumi: 30,18, Gas bumi: 16,28, Energi baru terbarukan (EBT): 13,09.
Efek dari konflik global saat ini yang berpengaruh pada kebijakan energi pertahanan dapat meliputi penurunan permintaan BBM, mengingat saat ini tarif BBM semakin mahal jika harga minyak dunia terus naik, dan ini dapat mempengaruhi rencana penambahan energi terbarukan. Dapat disimpulkan konflik global dapat memiliki dampak yang signifikan pada kebijakan energi pertahanan Indonesia. oleh karena itu, pentingnya pemerintah untuk mempertimbangkan dampak potensial yang akan terjadi dimasa depan, dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan energi pertahanan, terutama dalam pengembangan energi nuklir.
Pengembangan energi nuklir di Indonesia merupakan topik yang kompleks dan multifaset, yang melibatkan berbagai aspek termasuk kebijakan energi, pertahanan negara, kebutuhan militer, dan dampak konflik dunia. Kebijakan energi nuklir, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi nuklir, yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi nasional. Namun, terdapat berbagai tantangan dan risiko yang perlu dipertimbangkan, termasuk risiko keamanan dan keselamatan, serta tantangan teknis dan ekonomis. Dampak energi nuklir terhadap pertahanan negara dan kebutuhan militer dapat mendukung operasi militer dan pertahanan negara. Namun, penggunaan energi nuklir untuk tujuan militer juga dapat menimbulkan risiko dan tantangan sendiri, termasuk risiko keamanan dan keselamatan, serta tantangan dalam pengelolaan dan pembuangan limbah nuklir. Karena konflik di seluruh dunia dapat berdampak besar pada kebijakan energi pertahanan suatu negara, termasuk kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan energi nuklir, pemerintah harus mempertimbangkan dampak potensial ini saat mereka membuat dan menerapkan kebijakan energi pertahanan mereka.
Daftar Pustaka
Elrika Hamdi. (2021). Pembangkit nuklir di Indonesia: euforia tanpa kelayakan teknis, finansial maupun pasar.