Mohon tunggu...
Sri CahyoKasihono
Sri CahyoKasihono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pertahanan RI

Merupakan ahli dan penggiat dalam bidang pengadaan barang/jasa pemerintah dan juga sebagai pengamat defense education

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perlukah Indonesia Mengembangkan Energi Nuklir di Tengah Memanasnya Situasi Global?

2 Mei 2024   12:39 Diperbarui: 2 Mei 2024   16:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dekade terakhir, isu energi nuklir telah menjadi topik yang kontroversial di dunia. Energi nuklir merupakan sebuah sumber energi alternatif yang memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Indonesia telah merencanakan pengembangan energi nuklir sebagai bagian dari strategi energi nasional. Dalam artikel ini akan dianalisis kebijakan energi Indonesia dan global terkait pengembangan energi nuklir, serta dampaknya terhadap pertahanan negara dan kebutuhan militer, serta efek perang dunia yang berpengaruh pada kebijakan energi pertahanan.

Menurut berita yang dilansir di Kata Data (Rena Laila Wuri, 2024), penelitian sebelumnya tentang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia direncanakan selesai pada tahun 2030, dengan tujuan PLTN pertama dapat beroperasi pada tahun 2040. Pemerintah Indonesia memiliki tujuan untuk membangun pembangkit energi nuklir skala kecil dengan kapasitas 100 megawatt hingga 200 megawatt. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, sehingga pemerintah dapat mengembangkan kebijakan energi nuklir seperti mempertimbangkan situasi kondisi global yang memanas, terutama dalam konteks politik dan kepentingan terkait.

Kebijakan Energi Nuklir Indonesia

Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, termasuk uranium yang diperlukan untuk energi nuklir. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan minat dalam pengembangan energi nuklir melalui rencana pembangunan reaktor nuklir, dengan dibentuknya  Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) yang saat ini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan pemetaan bahan bakar nuklir yakni uranium di wilayah Indonesia. hasil dari penelitian tersebut telah mencatat sejumlah total sumber daya uranium yang dimiliki oleh Indonesia sebanyak 81.090 Ton. Sumber daya uranium ini tersebar di beberapa wilayah, termasuk Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi (Handrata Roy Josia, 2023). 

Sebuah penelitian sebelumnya (Handrata Roy Josia, 2023), yang telah menilai kelayakan implementasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia. penelitian ini menunjukan adanya dampak faktor internal dan eksternal yang dinilai sebagai dampak positif, dengan menentukan strategi terkait inevstasi, pengelolaan limbah, kolaborasi dengan sumber energi alternatif lainnya, sehingga dapat memaksimalkan manfaat secara signifikan dan dapat mengatasi tantangan. Secara keseluruhan, pengembangan energi nuklir dapat membantu ketahanan energi dan pertahanan negara secara signifikan. Namun, ada banyak risiko dan masalah yang perlu dipertimbangkan, seperti risiko keamanan dan keselamatan, masalah teknis dan ekonomi, serta konsekuensi potensial dari perang dunia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan semua faktor ini saat membuat dan menerapkan kebijakan energi nuklir.

Analisis Politik dan Kepentingan dalam Kebijakan Energi Nuklir Indonesia

Kepentingan politik di tingkat nasional, kebijakan energi nuklir di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor politik, seperti adanya perubahan adminisitratsi pemerintahan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan pergeseran yang signifikan dalam arah kebijakan. Selain dipengaruhi oleh faktor politik, dapat dipengaruhi oleh kebutuhan dalam pemenuhan target dalam pengurangan emisi dan meningkatkan akses listrik.

Sedangkan kepentingan geopolitik di tingkat internasional, kebijakan energi nuklir di Indonesia juga dapat dipengaruhi oleh geopolitik. Beberapa negara, seperti Rusia dan AS, berminat untuk mengembangkan energi nuklir di Indonesia. Misalnya, Rusia telah menyelesaikan desain konseptual reaktor tenaga nuklir eksperimental Serpong. Selain itu, dua perusahaan Amerika Serikat, NuScale Power dan ThorCon Power, berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia.

Secara keseluruhan, penting bagi pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan berbagai faktor politik dan kepentingan ini dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan energi nuklir. Ini termasuk mempertimbangkan dampak potensial dari perubahan politik dan kepentingan geopolitik, serta memastikan bahwa kebijakan energi nuklir sejalan dengan tujuan nasional dan internasional yang lebih luas. Dalam konteks ini, perlu dianalisis dampak politik dan kepentingan siapa saja yang mempengaruhi kebijakan energi nuklir Indonesia.

Sumber: https://pin.it/5EdbmN4NQ
Sumber: https://pin.it/5EdbmN4NQ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun