Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Ibuku Penenun Benang Sutra

6 Januari 2025   13:08 Diperbarui: 6 Januari 2025   13:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://easy-peasy.ai/ai-image-generator/images/traditional-xiang-yun-sha-silk-production-process

The flowers and the cutest polar bear

I am just a little star 

Be careful when using a knife

I am the core of my mother's life

Henny menggores kalimat itu ke dalam secarik kertas yang berada di hadapannya. Air mata berlinang membasahi pipi saat membaca jejeran kalimat yang telah ditulisnya. Angin berhembus perlahan dari jendela, seakan takut mengusik kesunyian sempurna itu.

Seorang anak adalah buah hati  ibu yang melahirkannya. Kasih ibu terus berjalan sepanjang masa dan seorang ibu mampu melakukan apapun untuk mewujudkan kebahagiaan anaknya. Semua perempuan yang menyandang panngilan Ibu, Emak, Mama, Mami, Bunda, Ambu... adalah orang hebat yang diberikan kepercayaan mengemban amanah menjadi sekolah pertama dan oase terbaik untuk anak-anaknya. Henny merasa dadanya sangat sakit bagai dirajam tatkala perpisahan tiba. Ibunda Henny  meninggal tanggal 22 Desember setahun lalu, bertepatan dengan Hari Ibu yang diperingati oleh seluruh perempuan di Indonesia. Hari Ibu sangat istimewa karena saat itu merupakan refleksi untuk memaknai peran ibu di dalam kehidupan. Berkat jasa Ibu yang menjadi sumber kehidupan, lahirlah Henny dan manusia lainnya ke bumi. Henny ingat benar, semasa hidup almarhumah ibunya tidak pernah berkeluh kesah. Dia selalu bersemangat memberikan pendidikan terbaik diiringi doa tulus supaya Henny menjadi manusia penebar manfaat di alam semesta.

Mata Henny terpejam membayangkan masa lalunya. Dia lahir di bumi Nusantara yang mempunyai beragam budaya menawarkan destinasi wisata  melibatkan dominansi perempuan di dalamnya. Keramahan bangsa Indonesia tercermin dari sambutan ramah masyarakat saat bertemu dengan pendatang. Semasa hidup, ibunya Henny adalah penjual sarung sutra dalam kios di pasar. Dia adalah ibu sukses menyekolahkan anaknya menjadi seorang dokter. Ibunya Henny dibesarkan dalam pola pengasuhan keluarga suku Bugis di daerah penghasil sutra. Tradisi umum masyarakat di Sulawesi Selatan adalah ibu pemilik rumah atau anak gadisnya  menyajikan teh manis dalam cangkir terbaik dan aneka jajanan pasar untuk setiap tamu yang berkunjung ke rumah. Saat ibunya Henny yang masih bau kencur menyajikan teh panas untuk tamu ayahnya, disitulah sang tamu yang merupakan lelaki duda tanpa anak jatuh cinta pada pandangan pertama kepada anak gadis empunya rumah. Setelah kejadian itu, mulailah dilakukan perbincangan serius mengarah pada keputusan, lelaki berambut putih itu resmi melamar ibunya Henny menjadi istrinya. Walaupun sang gadis nan belia menolak dengan berbagai alasan, orang tuanya tetap keukeuh memaksa dia menikah dengan duda yang dianggap mapan secara ekonomi.

Setelah pernikahan berlangsung, dimulailah babak kehidupan pengantin baru yang bertinggal di salah satu kampung penenun sutra di Sulawesi Selatan. Zaman dahulu sampai saat ini, Kabupaten Wajo dan Soppeng dikenal sebagai penghasil sutra terbaik di Sulawesi Selatan. Kaum perempuan termasuk ibunya Henny yang bertinggal di daerah itu sangat terkenal dengan tradisinya memelihara ulat sutra, memintal benang dan menenunnya menjadi kain di bawah kolong rumah panggung. Sebagian besar waktu perempuan itu digunakan untuk memelihara ulat sutra dan menenun benang menjadi kain. Selain itu, para perempuan hebat ini tetap menjalankan tugasnya merawat anak dan rumah tangga. Pemandangan sangat lazim menjumpai seorang ibu menenun kain sutra sambil meninabobokan anak di dalam ayunan yang berada di kolong rumah panggung. Beberapa desa masih mempertahankan kearifan lokal tersebut untuk menghasilkan kain sutra high quality. Hal inilah dijalani oleh ibunya Henny setelah menikah. Dia membesarkan Henny diantara kesibukannya memintal benang sutra untuk ditenun menjadi sarung nan indah.

Baca juga: Turi Rindu Ibu

Walaupun jarak umur sangat jauh, pernikahan itu langgeng sampai maut memisahkan karena sang perempuan mampu menghadapi badai rumah tangga serumah dengan lelaki yang menurut orang tuanya "layak untuk menjadi suami dan imam untuk keluarga". Tradisi kolot keluarga dari pihak suami tidak menyurutkan semangat ibunya Henny. Perempuan tegar itu mampu melewati kondisi sulit dalam membina rumah tangga dan berupaya keras putri tunggalnya mengenyam pendidikan setinggi-tingginya untuk bekal di kemudian hari. Henny masih mengingat, ibunya menggadaikan semua emas simpanannya untuk membayar biaya pendaftaran magang di di rumah sakit. Ibunda tetap semangat mencarikan jalan keluar putrinya mendapatkan kesempatan menimba ilmu untuk menyelesaikan studinya dengan gemilang. Pikiran ibunya Henny begitu visioner, dia beranggapan bahwa perempuan harus mampu membangun karir untuk memberikan warning bahwa mereka mampu berdiri di atas kaki sendiri. Uang hasil penjualan kain sutra menjadi saksi mata perjuangan keras seorang ibunya Henny mengantar putrinya menjadi dokter kebanggaan keluarga.

Bagaimanapun kondisi seorang ibu, beliau tetaplah orang tua yang harus dihargai dan dirawat dalam kemuliaan. Itulah kalimat dari guru mengajinya dan selalu terngiang di telinga Henny. Dokter perempuan berumur 25 tahun itu mendesah, pikirannya berputar mengingat banyak sekali kenangan tentang almarhumah ibunya. Walaupun dilahirkan di kampung yang memegang tradisi kolot, Henny selalu menganggap ibunya adalah perempuan milenial, identik dengan perempuan melakukan pekerjaan atau berbisnis di luar rumah. Kriteria ibu milenial yang melekat dalam diri ibunya Henny adalah: mempunyai inner beauty, mandiri, luwes, mampu menjaga tata karma, pandai menyeimbangkan karir dan keluarganya. Seorang ibu milenial sangat rentan mendapatkan penilaian buruk dari keluarga  dan masyarakat karena terobosan yang dilakukannya. Contoh penilaian kinerja ibu milenial adalah: anaknya berhasil meraih gelar sarjana dan mendapat pekerjaan bagus, bapaknya yang pertama kali dipuji oleh keluarga dan masyarakat. Kenyataan yang terjadi adalah ibunya menjadi tulang punggung mengurus anak dan keluarga disela kesibukannya bekerja. Sebaliknya anak yang kacau dan kurang terurus, orang pertama ditimpakan kesalahan adalah ibunya, dianggap telah lalai dan tidak pandai merawat keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun