Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Netra dari Terminal Bis

12 September 2024   22:16 Diperbarui: 12 September 2024   22:21 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang menggigit bibirnya mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Sierra.

"Nona, ini adalah foto orang yang engkau cari," seorang lelaki muda menyodorkan ponselnya. Sierra mengambil ponsel itu dan mengamatinya dengan seksama.

"Nona, kamu harus bersyukur tidak kehilangan Leone walaupun jasadnya sudah tiada."

"Apa maksud kalian?"

"Sebelum meninggal Leone telah menandatangani surat pernyataan untuk mendonorkan matanya kepada orang yang membutuhkan, ternyata dia telah memilihmu untuk merawat netranya itu. Tampaknya Leone sudah menahu, hidupnya tidak lama lagi di dunia."

"Berkali-kali dia menyatakan inilah perwujudan rasa cintanya padamu Sierra. Ini adalah buku harian Leone, kuharap engkau mau menyimpannya."

Sierra duduk terhenyak di kursi, kegelapan hidupnya lenyap tanpa bekas karena hadiah  sepasang kornea milik Leone. Sebuah foto terjatuh dari buku lusuh, gambar dirinya  memegang biola bersama Leone yang tersenyum. 

"Kami sangat bersyukur Leone tetap ada bersama kami. Sudilah kiranya Nona menjadi sahabat kami juga sebagai pelipur lara kehilangan Leone," perempuan berseragam biru itu terisak-isak dan disambut dengan anggukan para sahabat Leone. Ternyata Leone, si preman terminal telah menyumbangkan kornea matanya untuk Sierra, gadis yang dicintainya. Stigma bahwa preman terminal punya mental jahat pupus dengan perilaku mulia Leone. Sierra segera memeluk  perempuan berseragam itu dan menumpahkan tangisnya.

"Antarkan aku ke makam Leone."

"Leone telah lama hidup sebatang kara sehingga kami memutuskan mengkremasi jasadnya. Disinilah rumahnya bersama kami semua," perempuan itu memanggil seseorang yang memegang bungkusan diikat kain berwarna putih dan diserahkan kepada Sierra. Tangan gadis itu bergetar memeluk bungkusan guci berisi abu jasad Leone.

"Aaaarggghhh... Leoneeee..." Sierra mencium guci itu dan memeluknya erat. Dia memekik memanggil nama cinta pertama dan terakhirnya yang bernama Leone (srn).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun