Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Netra dari Terminal Bis

12 September 2024   22:16 Diperbarui: 12 September 2024   22:21 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bis menuju Oosterbeek, The Netherlands (Sri NurAminah, 2015)

"Coba bacakan sekali lagi surat itu," pinta Sierra. Olive kembali membacanya dan air mata menggenangi kelopak mata Sierra. Dia resah membayangkan lelaki itu telah pergi meninggalkannya.

"Sekarang antarkan aku ke terminal tempat Leone biasa berkumpul dengan teman-temannya."

"Tapi Sierra, nanti Dokter akan..."

"Tidak ada tapi-tapian, bawa aku sekarang ke tempat Leone. Aku mau bertemu lelaki itu."

Mereka keluar mengendap-endap dari rumah sakit dan segera menaik taksi yang kebetulan mangkal di depan tempat itu. Olive meminta sopir segera menuju terminal angkutan darat.

"Terminal bagian mana?"

"PO Pinus Berdendang," Sierra menjawab singkat pertanyaan sopir taksi. Dia menahu nama tempat itu karena pernah dibawa Leone ke sana. Mobil menyalip kiri kanan di jalanan ramai karena penumpangnya tidak sabaran menuju ke lokasi tujuannya. Terminal penuh sesak dengan manusia yang menunggu kedatangan bis. Hiruk pikuk suara dari pengeras dan teriakan pedagang asongan menambah riuh suasana. Setelah Olive membayar biaya taksi, mereka segera menuju ke tempat penjualan tiket bis Pinus Berdendang.

"Mau kemana Dik?" sapaan ramah seorang lelaki tua yang menjual tiket di loket. Olive dan Sierra saling berpandangan.

"Kami mencari Leone," Olive menjawab pertanyaan itu.

"Leone?" bapak tua itu mengernyitkan keningnya, dia memandang kedua gadis itu seakan tidak percaya dengan pendengarannya.

"Kami ingin ketemu Leone, dimana dia sekarang Pak?" Sierra bertanya tidak sabaran. Dia bertekad harus segera bertemu cinta pertamanya dan mengabarkan kebahagiaannya hari ini. Raut wajah lelaki itu berubah menjadi pilu mendengar niat Sierra. Segera dipanggilnya seorang perempuan yang berada di dekatnya dan membisikkan sesuatu. Perempuan itu segera keluar dari loket dan mengajak tamunya menuju ke kantor. Mereka memasuki sebuah pintu kaca dan duduk di sofa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun