Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Papabur

11 September 2023   01:41 Diperbarui: 11 September 2023   01:49 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Burung hantu (Sri NurAminah, Merapi Lava Tour, Oktober 2017)

Rahmat menemukan rumahnya dalam keadaan kosong karena bapaknya masih berada di kebun.  Sore harinya pulang dari kebun, Pak Abidin melihat anaknya  membaca buku di beranda.  

"Jam berapa kamu tiba?" Pak Abidin merangkul anaknya. Matanya membelalak melihat kandang berisi burung hantu berada di belakang Rahmat.  

"Apa itu?" jari Pak Abidin menunjuk ke kandang, ekspresi wajahnya kurang senang.

"Itu Papabur dan Mamabur, burung hantu yang saya pakai untuk  penelitianku. Saya mau gunakan  untuk mengendalikan tikus hama yang menyerang kelapa sawit di kebun kita."

"Tahu apa kamu tentang serangan tikus hama? Gula-gula tikus saja tidak mempan."

"Burung hantu ini berjasa menyelamatkan kebun kelapa sawit di tempatku melakukan penelitian," Rahmat membanggakan kinerja burung hantunya. 

"Aku tidak percaya omong kosongmu."

"Berilah saya kesempatan membuktikan bahwa mitos tentang burung hantu merupakan kepercayaan perusak akal sehat. Apakah Bapak menahu bahaya menggunakan gula-gula tikus? Itu adalah rodentisida, bahan kimia beracun untuk membunuh tikus. Jika tikus hama mati memakan rodentisida dan dimakan anjing atau kucing, kedua hewan itu ikut mati karena racun rodentisida cepat menyebar di dalam badan tikus. Cara paling aman dan ramah lingkungan memakai burung hantu untuk menangkap tikus."

Pak Abidin melengos kesal mendengar penjelasan Rahmat dan bergegas masuk ke dalam rumah untuk membersihkan badan. Rahmat adalah anak yang gigih mempertahankan kebenaran pendapatnya. Secara diam-diam Rahmat membangun sebuah rumah burung hantu di kebun kelapa sawit bapaknya. Digunakannya papan dan seng bekas yang teronggok di emperan rumah. Dibelinya paku dan balok kayu memakai uang tabungannya selama mahasiswa. Rahmat yang kreatif berhasil menciptakan rumah mungil untuk Papabur yang berada di tengah kebun kelapa sawit.

Prahara dahsyat mulai menimpa Pak Abidin saat Rahmat telah melepaskan burung hantunya di kebun kelapa sawit.  Saat tengah malam Pak Abidin mendengar suara ribut menggedor pintu rumahnya. Saat membuka tirai jendela, dilihatnya rombongan lelaki dan perempuan datang membawa obor dan menyerukan namanya.

"Pak Abidin, cepat buka pintunya," massa berteriak sambil menggedor pintu tua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun