Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Packing Beras dari Kampung

1 September 2023   12:52 Diperbarui: 1 September 2023   13:08 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sydney International Airport (Sri NurAminah, Agustus 2020)

Aku sempat menanyakan apa yang dimaksud something fun kepada Emerald tetapi tidak dijawabnya. Then the reality in the  Brisbane Airport Quarantine,  my rice cooker is something fun to him.

Kulihat seorang opsir lelaki lainnya membuka koper milik Liana. Drama kejadian di bandara Sydney terulang kembali  dan lebih heboh. Opsir itu mengobor-obok seluruh isi koper. Dia mengeluarkan mie instan, berbagai bumbu kemasan, terasi, cobek kayu dan packing beras kiloan berisi beberapa biji pala utuh. Muka opsir itu merengut masam melihat cobek kayu, diperiksanya dengan teliti produk kayu tersebut. Awalnya dengan lancar Liana menjelaskan tentang pala, tiba-tiba aku menginjak kaki Liana dengan keras. Musibah besar akan datang jika anak piyik ini kelepasan omong cerita tentang pala sebagai pengusir kutu beras.

"Aduh....sakit," Liana mengaduh dan mendorong bahuku.

"What you mean Ma'am?" opsir itu bertanya penasaran kepada Liana.

"Actually she will explain, the nutmeg giving an aromatic fragrance in our rice," aku menjawab cepat pernyataan sang opsir. Kulirik muka Liana yang merah padam menahan marah gegara aku menginjak kakinya. Menurutku ini hal terbaik yang kulakukan. Jika Liana kelepasan omong tentang beras yang harus diberikan buah pala supaya tidak diserang kutu beras, itu pertanda kami harus membuangnya ke recycle bin.   Untuk masyarakat Kampung Duri, menyisakan sebutir nasi di atas piring adalah pamali, apalagi membuang beras utuh ke tong sampah. Para opsir dengan bola mata sebiru langit musim panas ini hanya menjalankan tugasnya menjaga keamanan negaranya yang tidak mengenal filosofi pamali yang kami anut di kampung.

Koperku telah selesai diperiksa namun aku tidak boleh meninggalkan ruangan itu karena koper Liana mengalami pemeriksaan total sampai ke bagian dalamnya. Kulihat barangnya berhamburan ke sana kemari. Krim malam, body lotion, sikat gigi dan printilan lainnya sukses terserak di atas meja. Ternyata Liana tidak mengikuti prosedur packing barang untuk bagasi yang telah dijelaskan saat Pre Departure Orientation (PDO) beberapa minggu sebelum keberangkatan.

"Astaga, lihatlah barangmu Liana. Kamu tidak menaruhnya dalam kantong bening sesuai anjuran saat kita PDO kemarin?"

"Bapak dan Ibuku yang packing semua barang itu,"  Liana menjawab pendek.  Kini semuanya sangat clear untukku. Liana tidak mengikuti prosedur standar packing barang internasional dan membebankan orang tuanya untuk menyimpan barang itu di dalam koper.  Nyaris tiga jam kami berdiri menanti. Akhirnya koper Liana selesai diperiksa dan opsirnya memanggil Liana.

"Please put this stuff into the trash," opsir itu menyodorkan onggokan barang untuk dibuang ke dalam tempat sampah. Mataku  membelalak melihat kopi instan 2 renceng, beberapa botol krim racikan tanpa label dan aneka barang unidentified lainnya. Dengan berat hati Liana membuang barang itu.

"Welcome to Brisbane, Ma'am." 

Kami keluar dari ruangan pemeriksaan barang. Liana menarik kopernya dengan lesu. Tampak rangka kopernya patah akibat over loading barang, cobek kayu plus sekantong beras yang dibawanya. Raut wajah Liana menyisakan rasa kesal dan terlihat sangat lelah karena perjalanan panjang. Aku menahu benar, Liana yang amat perhitungan untung rugi tidak akan pernah mengikhlaskan barang bawaannya menghuni tong sampah. Apa mau dikata, aturan ketat negara tujuan memang menghendaki demikian adanya (srn). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun