Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Packing Beras dari Kampung

1 September 2023   12:52 Diperbarui: 1 September 2023   13:08 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak perlu segitu banyaknya berasmu Liana, cukuplah setengah kilo saja untuk dimakan saat baru tiba. Aku juga bawa rice cooker dan sedikit beras dari Ibuku."

"Aku tidak dapat makan nasi selain dari padi sawah milik Bapakku. Sekalian kubawa juga cobek kayu milik Nenekku."  

"Kamu mau apa membawa cobek kayu?"

"Untuk membuat sambal dan makanan kesukaanku," Liana menjelaskan dengan ketus.

"Astaga Liana, barang itu pasti menambah berat bagasimu."

"Aku tidak peduli saranmu, ini perjalananku dan aku berhak menentukan barang apa yang akan kubawa."

Aku menghela nafas dan membiarkan Liana melakukan semua keinginannya.

Kami tiba di Jakarta saat matahari bersinar terik. Menurut flight schedule, semua penerbangan internasional  mulai berangkat jam 22.00 malam. Waktu yang tersisa kugunakan untuk beristirahat di dalam musholla. Liana menyimpan kopernya dan pergi bertualang sendiri mengelilingi bandara Soekarno-Hatta International Airport.   Penerbangan dari Jakarta menuju ke Sydney sebagai tempat transit berjalan lancar. Drama dimulai saat kami transit dan pemeriksaan barang bawaan di Sydney Airport. Hari apes tidak ada dalam kalender dan hal itu menimpa Liana.

 Tas tentengannya  berisi pasta gigi ukuran jumbo, lotion dan beberapa barang lainnya yang seharusnya masuk ke dalam bagasi. Mata Liana berkaca-kaca saat opsir bandara menyita semua barang yang dianggap tidak memenuhi prosedur yang berlaku. Sepanjang perjalanan aku hanya menjadi penonton karena setiap penumpang mempunyai tanggung jawab personal berkaitan dengan isi kopernya. Aku bertanya di dalam hati, ini baru tas tentengan, bagaimana dengan bagasi kami nantinya di Brisbane?

Dari Sydney, perjalanan diteruskan menuju ke Brisbane yang memakan waktu 2,5 jam. Pesawat berlogo kanguru mendarat mulus di Brisbane Domestic Airport. Kami segera menuju line untuk memeriksa bagasi dan drama kembali terjadi pada koper Liana. Opsir lelaki bermata biru itu memintaku membuka koper. Kukeluarkan sebuah rice cooker mungil berwarna putih dari dalam koper. Sang opsir tertawa kencang memandang rice cookerku. Ingatanku melayang kepada isi email Emerald yang kuterima beberapa hari sebelum berangkat ke Brisbane.

"Remember Gege, don't bring something fun to Brisbane."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun