Covid-19, Bunga Liar, dan Transportasi

Manusia hanya dapat berencana namun Tuhan jualah penentu akhirnya. Siapa yang pernah menyangka bahwa aku berkesempatan mengunjungi negeri Paman Sam saat diberlakukannya secara besar-besaran aktivitas working from home (WFH). Aku diberikan rezeki menjadi warga temporer kota Denver The Mile High City saat masih terjadinya wabah Covid-19 di bulan Juni 2021. 

Perjalanan panjang dan perbedaan regulasi penanganan Covid-19 di berbagai negara yang  kulalui merebak sedemikian cepat dan benar-benar menjadi momok yang sangat mengerikan. Selama bertinggal di Denver, aku menjadi pelanggan setia Health Center Auraria Campus untuk melakukan swab test dan saliva test selama sekali dalam dua minggu. Perjanjiannya dengan pihak Health Center yang berada dalam kampus CU Denver dilakukan via online. 

Kedua macam test itu  free of charge alias gratis dan aku dapat memilih lokasi terdekat dengan tempatku bertinggal. Selama menjalani swab test, aku melihat perbedaan yang sangat nyata tata cara swab test di Indonesia dan Amerika. Di Indonesia pasien harus membayar biaya test dan petugas menusukkan cotton bud-nya  jauh ke dalam lubang hidung untuk mengambil sampel lendir. Hal ini menimbulkan rasa teramat perih setelah aktivitas itu. 

Hidungku yang mancung seringkali menyulitkan petugas mengambil sampel tersebut. Enaknya melakukan swab test di Denver karena gratis dan petugasnya memintaku mengambil sendiri sampel dari lubang hidungku dengan menggunakan cotton bud. Kan asyik kalau seperti ini, satu tangkai cotton bud-nya diputar sebanyak 20 kali di setiap lubang hidung, tidak masuk sampai ke bagian yang dalam. Tantangan untuk saliva test lain lagi ceritanya. 

Aku harus menampung air liur sesuai takaran tabung uji sampel. Test ini selalu berakhir dengan tangisanku karena salivaku sangat sedikit sehingga memerlukan waktu yang sangat lama untuk memenuhi test tube itu. Apalagi aturannya 30 menit sebelum tes tidak diperkenankan makan dan minum. 

Untunglah petugasnya sangat ramah dan sabar menunggu aku mengumpulkan saliva untuk diuji laboratorium. Beberapa kali aku mendapatkan hadiah dari Health Center Auraria Campus sebagai wujud apresiasi untuk orang yang disiplin menjalankan protokol penanganan Covid-19. Setelah tiga bulan bertinggal di Denver, aku menjalani vaksinasi lengkap Pfizer sebagai syarat melanjutkan kontrak bertinggal di asrama mahasiswa Lynx Crossing sampai penelitianku selesai di akhir tahun 2021.

Bukan hanya cerita tentang swab test dan saliva test yang menambah pengalamanku, ada banyak aspek lain yang kutemui disini. Secara umum Denver yang menjadi ibu kota negara bagian Colorado adalah kota dengan empat musim sehingga vegetasi yang tersedia di berbagai habitat menjadi pelindung untuk fauna khususnya serangga dan hewan kecil lainnya saat turun salju. Mereka akan melanjutkan kembali siklus kehidupannya saat salju mulai mencair di musim semi. 

Itulah ritual yang umum dijumpai di negara empat musim yang sangat berlainan dengan Indonesia yang hanya mempunyai musim hujan dan kemarau. inilah penyebab mengapa tumbuhan di negara tropis dikatakan bersifat evergreen walaupun beberapa jenis tanaman tertentu meranggas alias merontokkan daunnya untuk mengurangi  terjadinya kehilangan air. Contoh paling terkenal adalah pohon jati yang gundul saat berlangsungnya musim kemarau.

SriNur Aminah (Denver USA,2021)

Sebagai tambahan informasi untuk Pembaca, Denver juga kaya dengan aneka bunga liar berwarna-warni yang menjadi penghasil nektar dan tepung sari (pollen). Tumbuhan ini menghasilkan oksigen dan menangkap partikel yang menjadi polutan pencemar udara.