Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tembok Cinta #2 (Sebuah Pengakuan di Hutan Otterlo)

4 Maret 2023   16:03 Diperbarui: 4 Maret 2023   16:06 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yucel dan Andita berjalan berpegangan tangan menyusuri hutan yang beberapa spotnya terdapat benda seni aneka rupa. Lelaki ini merasa  saatnya sudah tiba untuk menyatakan cinta kepada Andita.

"Do you know Andita, actually Petra and Vivienne doesnot my daughter," kalimat itu melayang terbawa angin, lepas tanpa hambatan. Yucel merasa batinnya sedikit lega. Dia memandang perempuan di sebelahnya.

Andita ternganga, dirinya kaget luar biasa. Spontan dia melepaskan tangan Yucel. Matanya menatap tidak percaya ke wajah Yucel. Padahal dia sedang menimbang-nimbang keputusan terbaik untuk mengeksekusi hubungannya dengan Yucel di hari itu.

"Actually, Petra and Vivienne's mother as my sister. Her parents had died in an accident few years ago. Me and my mother have responsibility taking care of them. I hope you can understand about my condition." 

Singkat, padat dan jelas pengakuan Yucel terhadap status Petra dan Vivienne.

Jleb...jantung Andita serasa berhenti berdetak. Artinya, nih bang Yucel belum menikah dan kedua bocil itu adalah keponakannya. Yeaaayyyy...batin Andita bersorak senang luar biasa. Tetapi Andita masih pasang muka jual mahal, tak sudilah dia jatuh gengsi di depan lelaki yang telah sukses membuatnya nyaris mati penasaran.

"And then..." Andita menjawab sekenanya.

"I promise, this is the real fact. They are not my daughters. I am just a guardian for them. I need you beside me until the end of my day" Yucel menjawab dengan mantap pertanyaan Andita. Lelaki itu memegang pipi Andita, menatap kedua bola mata bening perempuan yang telah menawan hatinya. Perempuan yang menjadi motivasinya untuk bekerja lebih keras demi membangun masa depan yang baik. Andita menundukkan pandangannya, tetapi tangan Yucel kembali mengangkat dagunya.

"I love you Andita,"

Sentuhan lembut Yucel terasa hangat di wajah Andita. Sebuah ciuman manis mendarat di bibir nan merah dan terasa sangat dingin. Air mata Andita tumpah ruah. Yucel melepaskan kecupannya dan menyeka tetesan air bening itu.

"Could you promise me to taking care of Petra and Vivienne? They are orphans dear,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun