Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Viking dan Makna Kehidupan

28 Januari 2023   00:44 Diperbarui: 28 Januari 2023   00:46 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata Viking, refleks otak saya membayangkan kelompok lelaki kekar menaik kapal berlambang kepala naga di bagian haluannya. Opini saya selama ini adalah  Viking identik dengan kekerasan, gemar merampok dan menjelajah lautan.  KSJM (Kajian Spesial Jumat Malam) ke 153 merupakan acara mingguan  IRo-Society dilaksanakan secara daring via zoom. Hari ini tema KSJM adalah: Belajar dari Bangsa Viking, menghadirkan Keynote Speaker Prof. Imam Robandi, Invited Speaker Prof. Bambang Purwantara dan Moderator Dr. H. M. Zardan Araby. Hati saya dipenuhi rasa penasaran luar biasa, apa dan bagaimana cerita sebenarnya tentang bangsa Viking ini.

Bangsa Viking dan Reputasinya di Masa Lalu

Pandangan tentang Viking dan segala macam aktivitasnya langsung berubah total saat saya mendengar pemaparan dari Prof. Bambang Purwantara di KSJM ke 153, hari Jumat tanggal 27 Januari 2023. Prof. Drh. Bambang Purwantara, M.Sc., Ph.D. adalah Guru Besar Institut Pertanian Bogor dan Director of Indonesian Biotechnology Information Centre. Acara KSJM merupakan pertemuan rutin setiap Jumat malam kelompok literasi IRo-Society yang digagas oleh Prof. Dr. Eng. Imam Robandi, Ketua Dewan Profesor ITS dan founder of IRo-Society. Topik KSJM beraneka ragam dan sangat bermanfaat meningkatkan pengetahuan para IRoTizen yang anggotanya bermukim mulai Sabang sampai Merauke. Selain mendengarkan pemaparan Profesor dari berbagai bidang ilmu, diskusi dengan Prof. Imam Robandi merupakan jembatan untuk mengerti materi sulit dicerna oleh otak awam. Beliau selalu mengatakan bahwa tidak semua bagian durian dapat dimakan, hanya daging buahnya saja. Begitupun dengan belajar ilmu baru, pahamilah sesuai dengan kemampuanmu. Setelah mengobrol sejenak dengan Sensei Prof. Imam Robandi via zoom, banyak pencerahan dan tips pemantik semangat IRoTizen untuk selalu menghasilkan karya nyata ke masyarakat.

Pencerahan yang diberikan oleh Prof. Bambang Purwantara mengubah  ekspektasi saya tentang bangsa Viking. Selama ini saya mengenal Viking sebagai kelompok barbar dan menyebabkan kerusuhan. Prof. Bambang yang pernah bertinggal di Denmark saat menyelesaikan studinya di negara Skandinavia itu menceritakan tentang situasi negara yang ditempatinya. Pemaparan ini telah membuka pikiran saya bahwa sesuatu yang reputasinya tampak negatif diluar belum tentu seluruhnya buruk. Pencarian informasi yang benar tentang suatu obyek sangat perlu dilakukan untuk menghindari jatuhnya vonis yang membawa kesulitan kepada orang lain. Cara berpikir masyarakat sangat menentukan perkembangan suatu negara. Semangat hidup masyarakat Skandinavia menuju kebahagiaan sangat luar biasa dan patut untuk ditiru. Denmark sebagai bagian dari Skandinavia  juga memberikan fasilitas kepada masyarakat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bangsa Viking yang tampaknya temperamental ternyata harus beradaptasi luar biasa mempertahankan kehidupannya. Bangsa yang mempunyai etos kerja melampaui rata-rata dipercaya mempunyai kemampuan menjadi bangsa maju dan bermartabat. Kondisi negaranya yang sangat ekstrim saat tiba musim dingin menyebabkan pelaut Viking menjelajah ke berbagai benua mencari tempat hidup yang layak. Saat mereka mendarat di suatu negara, terjadi akulturasi budaya dengan penduduk lokal yang mengubah perilakunya menjadi lebih beradab.

Salah satu metode ikut mencerdaskan kehidupan bangsa adalah mendokumentasikan sifat baik itu menjadi satu tulisan. Terdapat fakta unik  terkait dengan bahasa yang digunakan oleh bangsa Skandinavia. Di salah satu stasiun televisi, orang Denmark diwawancarai oleh orang Swedia menggunakan bahasanya masing-masing. Uniknya mereka saling memahami bahasanya satu sama lain sehingga terjalin komunikasi intensif. Terdapat tujuh falsafah kehidupan masyarakat Denmark yaitu: 1) Pyt merupakan sikap atau kemampuan menerima situasi apa adanya alias legowo. Filosofi hidup ini nyaris sama dengan yang dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia; 2) Lagom adalah kehidupan yang cukup alias tidak berlebihan.  Konsep ini sebagian besar diterapkan pada pemerataan pembangunan dan kesejahteraan. Contohnya segelintir orang mengumpulkan uang untuk liburan keluarga yang terjadwal 2 tahun sekali ke negara sekitarnya (Jerman, Prancis dan negara Eropa lainnya); 3) Hygge adalah suasana senang, bahagia dan terasa romantisnya. Sebagai contohnya, membakar lilin di Indonesia tujuannya untuk mengusir lalat atau pengantar ritual tertentu. Lilin lazim digunakan di Denmark saat dinner untuk menambah suasana terasa syahdu; 4) Lykke  adalah menyelesaikan pekerjaan secara tuntas dengan kemampuan seadanya; 5) Fika atau coffee break. Terdapat dua kali Fika yang dilakukan sebelum dan setelah makan siang (jam 10.00 pagi dan  15.00 sore). Fika adalah ajang bertemu dan saling berbagi cerita untuk pegawai yang bekerja di kantor, universitas dan tempat lainnya. Saat Fika disajikan kopi ditemani biskuit/Danish butter cake dan cemilan manis lainnya. Menurut penuturan Prof. Bambang, makan siang orang Denmark cukup sederhana, hanya roti ditambah keju, ikan hearing atau selai buah-buahan. Makan besar dilakukan saat sudah berada di rumah; 6) Friluftsliv - ceritanya Prof. Bambang dititip seminggu di keluarga Denmark untuk belajar alam budaya dan kebiasaan masyarakat lokal. Saat itu Prof. Bambang diajak jalan-jalan ke hutan; 7) Arbejdsglaede bermakna apapun  situasinya kebahagiaan harus menjadi prioritas. Rasa bahagia mendorong seseorang menjadi lebih termotivasi untuk bekerja keras dan berbuat baik.

Denmark juga mempunyai lahan pertanian dalam skala terbatas karena wilayahnya kecil dan kebanyakan tertutup salju. Musim semi dan musim panas waktunya sangat singkat. Petani Denmark leluasa memelihara sapi, domba, ayam dan dikelola oleh koperasi yang amanah. Susu yang menjadi salah satu produk hasil peternakan diolah menjadi keju yang dapat disimpan lama. Denmark mempunyai koperasi yang sangat maju sehingga menarik minat pegawai Kementerian Koperasi Indonesia pergi belajar ke Denmark. Masyarakat yang hidup di daerah empat musim  memang harus bekerja sangat keras mengejar targetnya. Musim dingin merupakan kendala besar dalam melaksanakan pekerjaan. Permukaan tanah, atap rumah, kendaraan dan apapun yang berada di bawah langit tertutup salju tebal.

Berpikir Terbuka untuk Perubahan Positif

Cara pandang sempit dan menyudutkan pihak lain sangat berbahaya untuk diterapkan di dalam kehidupan. Hal ini menghalangi datangnya rejeki dan menghambat terjalinnya silaturrahim. Sebuah pertanyaan sederhana, mengapa Jepang merajai perkembangan teknologi di Asia? Orang yang berpikiran sempit akan menjawab  orang Jepang pintar sehingga mudah saja menerapkan teknologinya di segala bidang. Coba lihat makanan pokok orang Jepang, mereka makan nasi seperti orang Indonesia. Menu ikan yang kaya Omega 3 juga dikonsumsi oleh orang Indonesia. Mengapa Indonesia masih kalah jauh dengan Jepang padahal sama-sama makan nasi dan ikan? Ternyata negara Matahari Terbit ini menjadikan kerja keras dan disiplin sebagai pola hidup sehari-hari. Masyarakat Indonesia yang difasilitasi tersedianya tanah subur dan hangatnya sinar matahari sepanjang tahun menjadi terlena untuk mengembangkan potensi dirinya. Orientasi kepada datangnya uang tanpa kerja keras seringkali menyebabkan kita kehilangan sumber daya alam hayati yang harusnya dijaga dengan sebaik-baiknya. Sebagai contohnya, saat saya masih di Sekolah Dasar, telur ikan terbang atau tobiko begitu melimpah jumlahnya di pasar. Kumpulan butiran telur berwarna kuning keemasan ini sangat nikmat dimasak bersama nangka muda, santan dan diberi potongan belimbing wuluh. Saat ini telur ikan terbang sangat langka, mengapa demikian? Eksploitasi telur yang luar biasa menyebabkan nelayan 'lalai' menyediakan tempat untuk ikan betina menyimpan telurnya. Gerombolan telur yang menetas menjadi ikan terbang jantan dan betina bakal meneruskan siklus kehidupan nenek moyangnya di laut dalam yang kaya nutrisi. Populasi ikan terbang yang semakin menurun berpotensi menghilangkan salah satu keanekaragaman hayati penting di daerah itu. Sesuatu yang terlihat sepele seringkali diabaikan dan menimbulkan dampak buruk di kemudian hari.

Di akhir KSJM, Prof. Suhubdy, Guru Besar dari Universitas Mataram memberikan pencerahan: kalau ingin maju harus berani melakukan hijrah untuk mengubah pola pikir dan kehidupan. Seseorang harus berani melakukan transformasi datang ke tempat baru dan memulai kehidupan baru disana. Contohnya adalah: saat penjara penuh di Inggris, para tahanan dipindahkan ke Australia dan mereka harus mandiri untuk bertahan hidup. Para imigran memilih daerah yang sesuai dengan cara hidupnya dan berhasil menaklukkan daerah itu. Sayangnya masyarakat di negara kita belum peka untuk mengapresiasi keberhasilan seseorang. Contoh yang marak kita lihat di dunia maya adalah sekelompok orang melakukan  body shaming kepada seseorang yang dibencinya. Tindakan ini sangat berbahaya karena berpotensi membunuh karakter seseorang. Matahari masih terus berputar mengelilingi bumi. Saat masih ada kesempatan, belum terlambat untuk berubah menjadi pribadi yang membawa manfaat kepada masyarakat di sekitarmu (srn).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun