Selama empat hari anak saya menjalani sekolah uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Setelah beberapa kali mengisi form persetujuan yang diminta pihak sekolah dan mengalami penundaan, pada akhirnya terlaksana juga PTM di sekolahnya.
Ternyata, tidak mudah bagi sekolah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan di wilayah Depok untuk penyelenggaraan pembelajaran  tatap muka, ada persyaratan yang harus dipenuhi pihak sekolah demi kesehatan dan keamanan siswa.
Sebenarnya saya pribadi "galau" untuk menyetujui sekolah dengan pembelajaran tatap muka ini, mengingat anak saya memiliki riwayat sakit autoimun dan belum mendapat persetujuan dokter untuk vaksin.Â
Belum lagi, beberapa bulan sebelumnya kami sekeluarga juga menjadi penyintas Covid-19, menambah keraguan mengikuti PTM. Kebetulan, anak saya siswa salah satu SMPIT di Depok sehingga siswa sudah diwajibkan vaksin.Â
Pihak sekolah pun gencar memberi informasi jadwal vaksin Covid- 19 bagi siswa, jadi yang ada dibenak saya, biarlah orang di sekitar anak saya menjalani vaksin sehingga terbentuk herd imunnity di lingkungan sekolahnya. Itu salah satu alasan mengapa saya memberikan izin mengikuti PTM.
Namun, tentu saja itu bukan satu-satunya alasan. Ada alasan lainnya yaitu cepat atau lambat kita harus siap untuk menjalani kehidupan normal dan mulai kehidupan transisi dari Pandemi Covid-19 menjadi Endemi Covid-19.Â
Endemi adalah kondisi penyebaran virus terbatas pada daerah tertentu dalam jumlah dan frekuensi yang rendah, sehingga mereka yang tertular akan mendapatkan penanganan yang maksimal. Hanya saja meski statusnya berubah menjadi endemi, tidak berarti penyakitnya akan hilang.Â
Saat ini yang dilakukan pemerintah adalah memperluas skala vaksin dan menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
Banyak hal yang menjadi perhatian orang tua ketika pemerintah sudah mengizinkan untuk pelaksanaan PTM.Â
Berbagai macam pertanyaan muncul bahkan sempat ada meme dengan tulisan, yang di vaksin mahasiswa kenapa yang sekolah anak SD? atau pertanyaan apakah pihak sekolah terutama guru, bisa mengawasi anak-anak untuk tetap bertahan memakai masker, jaga jarak dan tidak saling mengobrol?Â
ada juga keraguan jika sang anak sekolahnya menggunakan akomadasi antar jemput  jasa kendaraan online atau ojek langganan, takutnya susah tracking jika ada kasus?  atau pertanyaan lain seperti, saya yakin dengan anak saya yang patuh prokes,tetapi bagaimana dengan anak yang lainnya?Â
Begitu banyak pertanyaan dan keraguan yang ada dibenak orang tua saat akan memutuskan PTM. Tentu saja itu hal wajar. Ada perubahan besar dalam fase kehidupan normal kita dalam dua tahun ini.