Sudah bekerja dan mempunyai penghasilan tetap,tetapi ingin punya usaha sendiri untuk memperoleh tambahan penghasilan? Wah, pasti mau ya. Namun, membuka usaha sendiri bukanlah hal yang mudah. Saat kita mempunyai usaha sendiri kita harus secara detail merancangnya supaya usaha kita berhasil. Apalagi jika kita baru merintisnya, tentu harus sering berpromosi supaya orang mulai mengenal produk kita dan menjadi pembeli  yang loyal.
Banyak cara untuk memulai usaha, salah satunya adalah dengan Franchise atau di Indonesia biasa disebut waralaba. Bisnis ini sedang trend karena dianggap lebih mudah menjual produknya dibanding kita membuat produk sendiri yang memerlukan waktu untuk promosi. Bagi pemula yang ingin berbisnis, sistem waralaba ini sangat cocok untuk dicoba.
Apa sih Waralaba itu?
Secara umum waralaba yaitu hak untuk menjual produk baik berupa jasa  maupun barang. Penjualan dilakukan berdasarkan kontrak perjanjian antara pemilik merek atau penerima hak jual. Perjanjian kontrak bisnis berlaku dalam jangka waktu tertentu dan kedua belah pihak memiliki tugas masing-masing. Ada tiga jenis kriteria  waralaba yaitu waralaba produk seperti makanan atau restoran siap saji, jasa dan gabungan antara produk dan jasa.
Saat pertama kita berbisnis dengan sistem waralaba, penerima hak jual waralaba dibebani dua jenis biaya yaitu, biaya awal usaha dan biaya royalti. Biaya awal usaha meliputi pembelian hak waralaba, tempat usaha dan pembelian bahan baku beserta kebutuhan lainnya. Kemudian ada biaya royalti yang biasanya dibayarkan setiap bulan berkisar 5 % sampai 15% dari penghasilan kotor yang didapatkan.
Keuntungan Sistem Waralaba
Sistem waralaba ini pilihan tepat bagi kita yang baru memiliki usaha. Biasanya pemilik merek akan banyak membantu dan membimbing saat mulai usaha hingga kita mampu untuk menjalankan sendiri.
Kita tidak lagi bingung dalam penyediaan bahan baku karena semua sudah disiapkan oleh pemilik merek begitu juga dengan promosi produk sehingga dapat meminimalisir risiko kegagalan.Â
Sebagai contoh, Yunita Heryani yang sedang mencoba memiliki usaha sebagai penghasilan tambahan. Waralaba menjadi pilihannya dengan alasan sebagai usaha pertama yang digeluti, Yunita ingin memiliki usaha yang tidak terlalu besar modalnya, jenis usahanya tidak sulit untuk dijalankan, dan terjangkau oleh semua kalangan.Â
Jenis produk yang dipilihnya merupakan produk makanan yang saat ini banyak digemari. Baso Aci, makanan khas dari Bandung yang terbuat dari campuran tepung terigu dan tepung tapioka. Disajikan dengan kuah segar dan gurih. Yunita, memilih menjual produk waralaba Baso Aci Acak ini dengan alasan  Lutfi, pemilik merek Baso Aci Acak ini sudah memiliki 20 cabang bakso Aci di Pamulang, Depok dan Jakarta sehingga lebih mudah baginya menjual produk yang sudah ada. Selain itu, modal yang dikeluarkan pun tidak terlalu besar sehingga dia berpikir jika usaha ini tidak berjalan sesuai dengan harapannya kerugian yang dia tanggung masih dapat ditolerir.
Faktor pemilihan lokasi menjual produk makanan ini juga harus diperhitungkan dengan baik. Pemilik merek pun ikut andil membantu dalam pemilihan lokasi karena biasanya pengusaha pemula masih belum berpengalaman dalam pemilihan lokasi berjualan. Mengingat jenis makanan yang dijual adalah jajanan yang menyasar semua kalangan terutama menengah kebawah, tempat yang dipilih adalah tempat yang penduduknya cukup padat, tingkat konsumsi lumayan tinggi karena harganya terjangkau. Baso aci Acak ini dipatok dari harga termurah Rp 8.000 hingga Rp 18.000,-. Terjangkau bukan?
Modal Usaha dan Ilustrasi Usaha Waralaba
Jenis waralaba juga menentukan harga jualnya. Baso aci Acak termasuk jenis usaha waralaba UMKM yang harga jual mereknya terjangkau bagi pengusaha pemula. Hal tersebut yang menjadi daya tarik bagi pembeli waralaba. Berikut ini adalah ilustrasi modal usaha yang dikeluarkan oleh Yunita Heryani untuk menjalankan usaha waralabanya yang berskala UMKM:
Pembelian Hak Merek Rp 15.000.000
Modal untuk menyewa tempat usaha selama 1 tahun di daerah potensial yaitu daerah Setiakawan Roxy Rp 8.500.000
Keperluan peralatan lainnya sebesar Rp 2.500.000 sehingga total modal yang dikeluarkan sebesar Rp 25.000.000,-
Dari pembelian hak merek, pembeli waralaba memperoleh gerobak jual beserta displaynya, 2 panci sebagai alat memasak, banner untuk display kios, sepaket meja kursi dan paket awal bahan baku. Selain itu pendampingan selama awal berjualan seperti bagaimana cara memasak kuah, porsi kuah dalam mangkok, dan cara penyajiannya.
Usaha yang dimulai bulan Maret 2021 ini hasilnya cukup menggembirakan. Bahkan wanita dengan dua orang putra putri ini berencana melebarkan sayapnya di lokasi lainnya. Tanpa ragu Yunita, membeberkan penghasilan yang dia peroleh dari bisnis waralaba ini sebagai inpirasi bagi pengusaha pemula lainnya untuk tidak ragu mencoba bisnis baru.
Berikut gambaran penghasilan yang di peroleh selama satu bulan.
Pendapatan kotor                       Rp 31.666.000,-
Pengeluaran      Â
Pembelian bahan baku     Rp 12.066.000,-
Pengeluaran harian        Rp  9.696.000,-
Gaji pegawai 2 orang      Rp  3.200.000,-
Royalti waralaba          Rp    837.000,-
Total Pengeluaran         Rp  25.799.000,-
Total pendapatan bersih                   Rp 5. 867.000,-
Pendapatan bersih yang diperoleh selama satu bulan berkisar 5 juta, maka dalam waktu 5 bulan modal yang dikeluarkan sudah dapat dinikmati lagi dan dapat digunakan sebagai modal untuk membuka usaha lainnya. Nah, menggiurkan ya jenis usaha waralaba seperti ini. Modal tidak terlalu besar, resiko kerugian pun kecil. Namun, jangan lupa analisa dulu prospek usahanya sebelum memutuskan untuk menjalankan usaha waralaba.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H