Mohon tunggu...
Sri Setiyowati
Sri Setiyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, Ibu Rumah Tangga Professional

Setiap diri adalah manusia pembelajar. Seorang ibu rumah tangga yang ingin terus belajar dan menulis untuk mengembangkan kemampuan diri.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemanfaatan Limbah Dapur untuk Makanan Ternak

27 September 2021   14:27 Diperbarui: 27 September 2021   14:58 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maggot BSF salah satu solusi untuk mengolah sampah organik menjadi berdaya jual. dok.stringfixer.com

Masalah sampah bukanlah hal baru bagi kita. Dari sampah yang dibuang sembarangan menyebabkan aliran air tersumbat, sampah plastik yang sulit terurai, dan tempat pembuangan sampah yang makin hari semakin terbatas lahannya. Permasalahan sampah di sekitar kita haruslah diatasi dengan baik, jika tidak akan berdampak buruk untuk lingkungan dan kehidupan terutama manusia. Apalagi jika timbunan sampah itu tidak mudah terurai dan menyebabkan pencemaran lingkungan.

Sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau sisa proses alam yang dapat berbentuk padat atau semi padat, dapat berupa zat organik atau anorganik, bersifat terurai dan tidak terurai yang dianggap tidak berguna dan dibuang ke lingkungan.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2020, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah dan 37,3 % sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga. Bahkan saat pandemi jumlah sampah rumah tangga meningkat. Masyarakat yang lebih banyak beraktivitas di rumah memberi kontribusi penambahan jumlah sampah rumah tangga terutama sampah sisa makanan. 

Sampah organik dari sisa makanan ini lebih banyak dibanding dengan sampah plastik. Sampah sisa makanan tidak hanya berasal dari konsumsi,tetapi juga berasal dari makanan saat produksi. Sampah sisa produksi ini seperti sampah makanan karena distribusi, faktor cuaca dan serangan hama sehingga makanan mengalami kerusakan. Dapat pula sampah sisa hasil pengolahan produksi, makanan yang tidak laku hingga akhirnya dibuang dan sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi.

Pemerintah sudah memberikan edukasi kepada masyarakat melalui perangkat desa hingga kader di lingkungan tingkat RT untuk mulai memilah sampah melalui Bank Sampah. Sampah rumah tangga di bedakan menjadi sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik pun dipilih lagi menjadi sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. 

Selama ini perhatian kita fokus pada sampah anorganik seperti plastik yang memiliki porsi 17% dari jumlah sampah yang ada. Kita lupa bahwa sampah terbesar yang ada adalah sampah sisa makanan dan olahan dari dapur rumah tangga. Jika kita berpikir sampah daur ulang menghasilkan uang setelah kita olah lagi, ternyata sampah organik pun dapat didaur ulang menjadi benda yang bermanfaat.

Mengolah Sampah Organik menjadi Makanan Ternak

Sisa makanan yang kita buang ternyata dapat kita manfaatkan menjadi pakan ternak. Melalui proses pengolahan dapat menghasilkan Maggot makanan ternak yang berprotein tinggi. Maggot adalah larva serangga Black Soldier Flies atau BSF yang dapat mengubah material organik menjadi biomassa. Lalat ini berbeda dengan lalat biasa karena larva yang dihasilkan tidak menimbulkan penyakit.

Budidaya maggot ini mulai banyak dikembangkan oleh pemerintah daerah dengan memanfaatkan sampah sisa makanan.  Maggot membutuhkan sampah organik selama 25 hari dengan 2-5 kg sehari hingga siap di panen. Proses pengolahan Maggot ini dapat dilakukan di rumah dengan sederhana.

Maggot BSF salah satu solusi untuk mengolah sampah organik menjadi berdaya jual. dok.stringfixer.com
Maggot BSF salah satu solusi untuk mengolah sampah organik menjadi berdaya jual. dok.stringfixer.com

Cara Budidaya Maggot

  1. Pertama siapkan peralatan kandang lalat BSF, yang ditutup kawat atau kasa dan tetap terkena sinar matahari karena lalat membutuhkan sinar matahari untuk kawin. 

  2. Kemudian siapkan telur lalat yang dapat diperoleh dengan membeli atau kita dapat membuatnya secara alami. 

  3. Untuk penetasan telur kita dapat menggunakan media penetasan yaitu pur ayam. Perbandingannya setiap 250 gram pur ayam dicampur dengan telur lalat sebanyak 5 gram.  Setelah itu pur ayam kita letakan di baskom dan diaduk dengan sedikit air hingga basah dan menjadi bubuk. Kita letakan telur lalat di atasnya dengan menggunakan dudukan seperti kasa atau kertas karena telur dapat menjadi busuk jika basah. 

  4. Diamkan telur hingga menetas sekitar 3-4 hari. Usia 5 hari baru dipindahkan ke biopond. Biopond adalah tempat pembesaran larva lalat BSF yang biasanya dirangkai dari kayu,PVC, dan dipenuhi oleh tanah gembur

  5. Setelah telur menetas, siapkan sampah organik. Setelah 2 atau 3 hari baru siap diberikan makanan rutin di biopond. Setiap 10.000 larva membutuhkan sampah organik sebanyak 5-10 kg per biopond yang diberikan 3-7 hari sekali. Untuk skala rumah tangga diberikan sekitar 15 kg sampah organik per siklus yaitu 12 hari.

  6. Setelah 12 hari Maggot siap untuk di panen.

  7. Kandungan protein yang ada di Maggot hingga 45% dan lemak 35 %. Kandungan protein tinggi dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas dan ikan.

Pakan ternak ini dapat kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan peternak sendiri atau dapat dijual di pasaran. Harga jual di pasar cukup tinggi. Maggot BSF dijual sekitar Rp 6.000--Rp 8.000 per kilogram (kg).  

Sumber :

Tani Link TV

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan

Berbagai sumber

                

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun