Masalah sampah bukanlah hal baru bagi kita. Dari sampah yang dibuang sembarangan menyebabkan aliran air tersumbat, sampah plastik yang sulit terurai, dan tempat pembuangan sampah yang makin hari semakin terbatas lahannya. Permasalahan sampah di sekitar kita haruslah diatasi dengan baik, jika tidak akan berdampak buruk untuk lingkungan dan kehidupan terutama manusia. Apalagi jika timbunan sampah itu tidak mudah terurai dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau sisa proses alam yang dapat berbentuk padat atau semi padat, dapat berupa zat organik atau anorganik, bersifat terurai dan tidak terurai yang dianggap tidak berguna dan dibuang ke lingkungan.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2020, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah dan 37,3 % sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga. Bahkan saat pandemi jumlah sampah rumah tangga meningkat. Masyarakat yang lebih banyak beraktivitas di rumah memberi kontribusi penambahan jumlah sampah rumah tangga terutama sampah sisa makanan.Â
Sampah organik dari sisa makanan ini lebih banyak dibanding dengan sampah plastik. Sampah sisa makanan tidak hanya berasal dari konsumsi,tetapi juga berasal dari makanan saat produksi. Sampah sisa produksi ini seperti sampah makanan karena distribusi, faktor cuaca dan serangan hama sehingga makanan mengalami kerusakan. Dapat pula sampah sisa hasil pengolahan produksi, makanan yang tidak laku hingga akhirnya dibuang dan sisa makanan yang tidak habis dikonsumsi.
Pemerintah sudah memberikan edukasi kepada masyarakat melalui perangkat desa hingga kader di lingkungan tingkat RT untuk mulai memilah sampah melalui Bank Sampah. Sampah rumah tangga di bedakan menjadi sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik pun dipilih lagi menjadi sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.Â
Selama ini perhatian kita fokus pada sampah anorganik seperti plastik yang memiliki porsi 17% dari jumlah sampah yang ada. Kita lupa bahwa sampah terbesar yang ada adalah sampah sisa makanan dan olahan dari dapur rumah tangga. Jika kita berpikir sampah daur ulang menghasilkan uang setelah kita olah lagi, ternyata sampah organik pun dapat didaur ulang menjadi benda yang bermanfaat.
Mengolah Sampah Organik menjadi Makanan Ternak
Sisa makanan yang kita buang ternyata dapat kita manfaatkan menjadi pakan ternak. Melalui proses pengolahan dapat menghasilkan Maggot makanan ternak yang berprotein tinggi. Maggot adalah larva serangga Black Soldier Flies atau BSF yang dapat mengubah material organik menjadi biomassa. Lalat ini berbeda dengan lalat biasa karena larva yang dihasilkan tidak menimbulkan penyakit.
Budidaya maggot ini mulai banyak dikembangkan oleh pemerintah daerah dengan memanfaatkan sampah sisa makanan. Â Maggot membutuhkan sampah organik selama 25 hari dengan 2-5 kg sehari hingga siap di panen. Proses pengolahan Maggot ini dapat dilakukan di rumah dengan sederhana.