Mohon tunggu...
Sri Setiyowati
Sri Setiyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, Ibu Rumah Tangga Professional

Setiap diri adalah manusia pembelajar. Seorang ibu rumah tangga yang ingin terus belajar dan menulis untuk mengembangkan kemampuan diri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Childfree dan Program KB Apakah Sama?

29 Agustus 2021   09:36 Diperbarui: 29 Agustus 2021   09:41 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/freeimage

Pro kontra pernyataan childfree yang diawali oleh influencer  Gita Savitri dan Cinta Laura, sebenarnya bukanlah hal baru. Saya teringat, dulu memiliki teman yang mempunyai pandangan yang sama dengan para influencer muda tersebut.  Sekitar 15 tahun lalu, saat saya berjuang ingin memiliki keturunan, teman saya yang usianya lebih tua dari saya memutuskan tidak memiliki keturunan.  

Alasannya, mereka tidak yakin dengan kehidupan yang sibuk dapat memperhatikan anaknya dan mereka tidak ingin mempertanggungjawabkan kesalahan mendidik di hadapan Tuhan. Sedangkan secara ekonomi mereka sudah  mapan, tetapi ketakutan tidak dapat memberikan perhatian kepada anak karena kesibukan yang mereka jalani, membuat saya terkejut saat itu. 

Sebuah pandangan yang jauh berbeda dari yang ada di pemikiran saya sejak dulu.  Pandangan bahwa ketika kita memutuskan untuk hidup berumah tangga  dan melakukan kegiatan seksual tentu mempunyai konsekuensi yaitu memiliki keturunan. Tentu saja keturunan seorang anak yang sehat dan keturunan terbaik. 

Ini adalah sebuah nilai yang berkembang secara umum di masyarakat dan telah menjadi kesepakatan yang disetujui dengan baik oleh masyarakat.  Jadi, pernyataan yang diberikan oleh influencer muda itu adalah sebuah kondisi pemikiran perorangan yang tidak dapat digunakan untuk mewakili pemikiran orang lain secara umum. 

Apa sih sebenarnya childfree itu? 

Pengertian childfree menurut Wikipedia adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat.

Beberapa faktor yang digunakan sebagai pemikiran ini menurut Samantha Elsener, seorang psikolog anak dan keluarga adalah :

  1. finansial yang dirasa belum mumpuni untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik,
  2. ada penyakit bawaan atau kronis,
  3. kesiapan mental menjadi orang tua,
  4. wawasan seputar pernikahan dan membentuk keluarga yang masih simpang siur,
  5. trauma masa kecil mengenai keluarga yang masih belum terselesaikan.

Lalu apa bedanya childfree dengan orang yang menunda kehamilan melalui program KB?

Beberapa faktor yang disebutkan di atas seringkali dijadikan alasan untuk menyamakan childfree dengan program KB. Padahal dari segi pengertian saja sudah ada perbedaan yang mendasar. 

Orang yang memiliki pemikiran childfree sudah memutuskan secara sadar tidak akan memiliki keturunan ataupun berkaitan dengan anak yang harus diasuhnya, sedangkan orang yang  menunda kehamilan tetap ingin memiliki keturunan dan mempersiapkan diri secara mental dan ekonomi. Tujuannya adalah ingin memiliki anak dengan kualitas hidup yang memadai.

Hakikatnya, memiliki anak bukanlah sebuah kewajiban, tetapi memiliki banyak keutamaan.  Apakah kita tidak ingin menikmati keutamaan itu? mari kita lihat apa keutamaan memiliki keturunan bagi seorang muslim.

1. memiliki kualitas amal yang tidak terputus.

Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : 

"Apabila manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga hal yaitu, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak soleh yang mendoakan kepada orang tuanya." (HR. Muslim)

2.  memasuki surga paling tengah.

Rasulullah SAW bersabda : 

"Orang tua adalah pintu surga surga yang paling baik, kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya." (HR. Tirmidzi)

Semua keutamaan tersebut diberikan kepada seorang muslim yang telah memutuskan untuk berumah tangga yaitu keturunan. Keturunan adalah rezeki yang tidak kita tahu kapan hadirnya.  Ada yang menikah, langsung memiliki keturunan adapula yang menunggu bertahun-tahun dengan penuh harapan.  Tuhan lebih tahu kapan saatnya kita menerima rezeki tersebut sesuai kesiapannya. Kita menyadari bahwa tidak semua orang ingin menikmati keutamaan itu dengan berbagai alasan yang digunakan.

 Terkadang manusia lebih senang menggunakan logikanya dalam menjalani hidup dan selalu berpikir realitis. Namun, tidak semua kehidupan dijalani hanya dengan logika. Mungkin mereka yang mempunyai pemikiran itu masih terlalu muda dan baru menjalani beberapa tahun  pernikahan. Sehingga belum berpikir lebih dalam tentang esensi pernikahan,yang salah satunya memiliki keturunan. 

Sedangkan yang masih jomlo mungkin belum pernah merasakan tentang indahnya pernikahan yang penuh tantangan dan sebuah ibadah yang tidak ada putusnya.  Tinggal kita memilih jalan yang akan kita pilih demi masa depan karena sejatinya anak adalah harta tak ternilai sebagai harapan kita nantinya  dan penerus peradaban manusia. Jangan takut dunia akan penuh dengan lautan manusia karena Tuhan lebih tahu apa yang harus dilakukan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun