Mohon tunggu...
Sri Marmoah
Sri Marmoah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen S1 PGSD Surakarta Universitas Sebelas Maret

Manajemen Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Penyusunan Instrument Berbasis Proyek di SD Negeri 15 Sragen

8 Juli 2022   18:57 Diperbarui: 8 Juli 2022   19:00 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas pendidikan dapat ditentukan dengan mewujudkan tujuan pendidikan yang meliputi pencapaian aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Omodara et al. 2014). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. 

Penilaian harus mencakup semua aspek pembelajaran di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. Instrument penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik (PP No. 23 tahun 2016). Salah satu bentuk penilaian melalui penilaian berbasis proyek.

Kondisi nyata di lapangan berdasarkan hasil wawancara awal, menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru masih didominasi penilaian kognitif saja dibuktikan dengan mengacu hasil penilaian bulanan, mid semester, dan ujian akhir semester. Penilaian yang dilakukan di sekolah masih sebatas mengukur penilaian pengetahuan konseptual saja.

Hal ini belum sesuai dengan penilaian hasil belajar peserta didik mencakup tiga bagian yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selain itu, pendidik yang belum memiliki keterampilan dan kompetensi yang cukup untuk melakukan penilaian berbasis proyek. 

Pendidik memiliki kesulitan dalam menentukan indikator, menyusun item instrument, dan melakukan penilaian terhadap sikap dan keterampilan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Permasalahan lain yang dialami oleh pendidik adalah kurang percaya diri dan sepenuhnya belum memahami cara menyusun instrument dan rubrik penilaian termasuk penilaian berbasis proyek.

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah dan observasi di SDN 15 Sragen yang menjadi mitra pengabdian, Theresia Kristiani, S.Pd. selaku kepala sekolah mengatakan bahwa guru-guru masih menggunakan instrument penilaian pengetahuan bentuk tes objektif berupa pilihan ganda dan uraian. 

Selain itu, guru dalam memberikan soal penilaian tidak membuat sendiri instrumennya melainkan mengambil dari buku referensi. 

Mereka masih kewalahan dalam membuat instrument dengan teknik yang lain untuk mengukur keterampilan peserta didik, contohnya dengan teknik penilaian proyek. Mereka belum mampu menetukan indikator penilaian, deskriptor, serta pengolahan datanya. Hal tersebut disebabkan rendahnya kemampuan guru dalam membuat instrument penilaian berbasis proyek.

Hasil observasi terhadap instrument yang digunakan oleh guru-guru di SDN 15 Sragen menunjukkan bahwa mereka menggunakan buku tematik atau buku pegangan guru lain dalam memberikan soal penilaian. Mereka masih terpaku dalam menggunakan penialain objektif dalam mengukur kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Guru kurang percaya diri jika membuat instrument penilaian berbasis proyrk. 

Hal ini menyebabkan peserta didik hanya memahami materi secara konseptual saja, belum mampu mengaplikasi pengetahuannya. Selain itu, kesulitan guru dalam mengimbangi perubahan bentuk penilaian mengakibatkan kualitas penilaian yang dilakukan oleh guru tersebut. 

Melihat persoalaan yang dihadapi oleh mitra, maka diperlukan cara yang efektif untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penyusunan instrument penilaian berbasis proyek.

Tim pengabdian Universitas Sebelas Maret dengan anggota dosen dan mahasiswa. Dari tim dosen ada Ibu Sri Marmoah, Bapak Hasan Mahfud, Ibu Siti Istiyati, Bapak Supiyanto, Bapak Sukarno dan dibantu beberapa mahasiswa. Tim pengabdian melakukan pelatihan dan observasi dengan topik pelatihan yaitu “Penyusunan Instrument Penilaian Berbasis Proyek”. 

Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan penyusunan instrumen penilaian berbasis proyek secara berkala. Kegiatan pengabdian ini meliputi kegiatan pelatihan , Focus Group Disccusion, dan Pendampingan.

Kegiatan Pelatiahan
Kegiatan Pelatiahan

Telah dilaksanakan pelatihan di SD Negeri 15 Sragen pada hari Rabu, 08 Juni 2022 pada waktu 08.30 WIB sampai selesai. Peserta pada kegiatan ini berjumlah kurang lebih sebanyak 10 guru dari SD Negeri 15 Sragen. Adapun rangkaian dari kegiatan pelatihan ini yaitu meliputi, penyampaian materi tentang konsep dasar penilaian, dan penyampaian materi tentang instrument penilaian berbasis proyek serta setelah penyampaian materi dilanjut dengan sesi diskusi.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan konsep dasar penilaian dan tahapan serta cara penyusunan instrument berbasis proyek. 

Diskusi dan tanya jawab menjadi salah satu  metode yang tepat digunakan sebagai metode tukar pikiran dan mendapatkan informasi baru bagi para guru selama pelatihan dan pendampingan berlangsung. 

Penugasan dilakukan untuk memberikan tugas terstruktur sesuai rencana awal dan diharapkan memberi manfaat untuk menumbuhkan kebiasaan belajar mandiri, serta melatih guru untuk haus informasi dan terampil mencari sumber belajar sebagai rujukan dalam penyusunan intrument penilaian berbasis proyek.

Kegiatan pengabdian di SDN 15 Sragen ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap kegiatan persiapan meliputi kegiatan meminta permohonan izin untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen serta ke SD Negeri 15 Sragen. 

Tim pengabdian juga membuat dan memperbanyak pedoman penyusunan instrument penilaian dalam pembelajaran baik konsep dasar, tahapan, cara, penyusunan instrument berbasis proyek yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 atau kurikulum yang berlaku.

dokpri
dokpri

Pada tahap kegiatan pelaksanaan dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Juni 2022. Pada tahapan ini dilakukan pelatihan dengan pelatihan tahap pertama dan kedua. Pelatihan diawali dengan pemaparan materi dari narasumber. Setelah pemaparan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab (diskusi). 

Kemudian peserta diberikan waktu 30 menit untuk uji coba menyusun instrument penilaian berbasis proyek pada mata pelajaran yang diampu di kelas masing-masing. Kegiatan berikutnya adalah tim dosen memberi koreksi dan umpan balik terhadap instrument yang dibuat oleh peserta pelatihan.

Selanjutnya, kegiatan FGD (Focus Group Discussion) pada 23 Juni 2022 di tempat SD Negeri 15 Sragen dengan peserta 10 guru dari SD tersebut. Kegiatan ini meliputi diskusi secara umum mengenai permasalahan atau kendala selama penyusunan instrumen penilaian berbasis proyek. 

Lalu, dilajutkan dengan kegiatan berikutnya yaitu pelatihan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Juli 2022. Dalam penyusunan instrument setiap guru memperoleh penugasan menyusun instrumen sesuai dengan pembagian per temanya, sehingga memudahkan dalam fokus tujuan penilaiannya. 

Selain itu, penyusunan instrument ini mengacu penilaian yang digunakan pada semester genap. Selanjutnya juga dilakukan pendampingan saat proses penyusunan instrumennya saat guru-guru sedang melakukan penyusunan. 

Hal tersebut perlu dilakukan apabila peserta pelatihan merasa kesulitan dapat menanyakan kepada tim dosen pengabdian. 

Pendampingan dilakukan secara daring (koordinasi melalui grub Whatsapp) dan luring (koordinasi secara langsung di SDN 15 Sragen). 

Penugasan ini dimulai sejak setelah kegiatan pelatihan sampai kegiatan pengabdian selesai. Produk dari kegiatan ini berupa instrument penilaian berbasis proyek yang sudah dibuat oleh guru-guru dari SD Negeri 15 Sragen.

Tahap terakhir yaitu evaluasi dilakukan terhadap kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan yaitu instrument penilaian berbasis proyek. 

Kuantitatifnya dilihat dari jumlah instrument penilaian yang dibuat oleh guru, sedangkan kualitas tampak dari hasil penilaian siswa di setiap pembelajaran. Hasil pelaksanaan program pengabdian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mengukur kemampuan mereka dalam penyusunan instrument penilaian dan mempermudah dalam tahapan penilaian pada siswa. 

Tim pengabdian berharap program ini dapat terus berlanjut meskipun kegiatan pelatihan telah selesai dilaksanakan. Tim pengabdian akan tetap melanjutkan kerja sama apabila guru membutuhkan bantuan sebagai pengisi acara/pembicara pada kegiatan yang disusun oleh guru di sekolah mitra.

Secara umum pelaksanaan pengabdian yang dilaksanakan di SDN 15 Sargen dalam bentuk pelatihan penyusunan instrumen penilaian telah berjalan dengan optimal yang dibuktikan dengan adanya antusias peserta pelatihan dalam mengikuti kegiatan tersebut sejak awal sampai dengan berakhirnya kegiatan. 

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN 15 Sragen, beliau mengatakan “ Kami senang dan bangga karena terpilih sebagai tempat pengabdian dari Tim UNS. Selain itu adanya kegiatan pelatihan penyusunan instrument berbasis proyek ini dapat meningkatkan kompetensi guru.” 

Selanjutnya, “Kegiatan ini secara tidak langsung juga mampu meningkatkan semangat belajar siswa dan meningkatkan keterampilan 4C siswa yaitu keterampilan komunikasi, kolaborasi, kreatif dan berpikir kritis.” Dari ungkapan kepala sekolah tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini dapat diterima dengan baik oleh warga sekolah dan segenap guru serta memberikan dampak yang positif bagi guru, siswa, dan sekolah.

Kegiatan ini menghasilkan suatu produk berupa instrument penilaian berbasis proyek untuk menunjang proses evaluasi pembelajaran. Kendatipun pelaksanaan pengabdian masyarakat secara umum telah berjalan dengan lancar, namun masih juga ditemukan kendala berupa keterbatasan waktu yang membuat instrumen penilaian berbasis projek berjalan belum maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut, Tim pengabdian dan Pihak dari sekolah mitra juga berencana untuk menjadikan program pelatihan sebagai program jangka pendek (semester) sehingga pengabdian tetap bisa menjalin kerja sama dan mendapat manfaat dari kerja sama tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun