Mohon tunggu...
SRI WAHYUNINGSIH
SRI WAHYUNINGSIH Mohon Tunggu... Guru - guru Kelas SD Islam Raudhatul Jannah

Nama saya Sri Wahyu Ningsih, saya hobi literasi terutama bidang ilmiah. melalui media ini saya berharap bisa berbagi saling berbagi ilmu tentang pembelajaran demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Poblem Based Learning (PBL)

25 November 2023   02:15 Diperbarui: 25 November 2023   02:34 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BARBANTUKAN MEDIA KONKRET PADA MATA PELAJARAN IPAS MATERI PROSES PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN KELAS IV SD

Peranan pendidikan era Globalisasai pada saat ini tentu sangat penting, dimana suatu pendidikan menjadi salah satu utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya kecanggihan teknologi dan hal-hal baru pada era saat ini, tentunya penyelenggaraan pendidikan pada proses pembelajaran haruslah terdapat inovasi dan kreativitas. Hal ini menuntut pada kinerja profesional seorang guru sebagai pendidik yang berperan penting dalam memberikan pengetahuan pada peserta didik, sehingga dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Guru memiliki peran yang begitu penting selain sebagai fasilitator bagi siswa guru harus mampu menyediakan kebutuhan siswanya dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercapainya tujuan kompetensi yang diharapkan.

Kemampuan pendidikan dalam mengemas pembelajaran yang efektif, inovatif, kondusif serta menyenangkan bagi siswa. Namun dalam prakteknya pendidik kurang dalam pengemasan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga tidak ada kegiatan yang dapat mengasah siswa dalam berpikir kritis serta pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini mnejadikan penyebab lemahnya proses pendidikan. Banyak sekali literatur yang membahas mengenai dampak positif dari pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif kepada peserta didik sedari bangku sekolah dasar melalui kegiatan belajar mengajar yang ada disekolah. Guru yang berpikir bahwa kegiatan pembelajaran yang efektif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang sedang dipelajari secara detail sehingga guru berperan sebagai pentransfer ilmu bagi siswa.

Tetapi pada proses kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya jauh lebih penting dari itu yaitu bagaimana seorang siswa dapat memberikan umpan balik (feedback) mengenai apa yang sedang siswa pelajari ditunjukkan dengan siswa aktif bertanya, mampu menjawab secara lisan, serta dapat membuat kesimpulan mengenai apa yang siswa pelajari. Cara pandang perkembangan proses pembelajaran yang ada seharusnya sudah tidak lagi menekankan kepada kegiatan pembelajaran yang menjadikan guru sebagai sumber utama informasi yang diperoleh siswa. Cara padang seperti ini seharusnya tidak lagi ada di semua jenjang pendidikan dan semua jenis mata pelajaran.

Khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) yang sudah menjadi mata pelajaran wajib pada jenjang sekolah dasar. Pembelajaran IPAS sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi didalamnya. Oleh karena itu dalam implementasinya didalam proses pembelajaran tidak hanya dipusatkan pada pemberian konsep saja, namun harus pula melibatkan kegiatan yang mendukung atau memfasilitas kemampuan belajar siswa sehingga dapat berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. kegiatan pembelajaran IPAS yang bermakna dapat dilihat ketika guru dalam proses pembelajaran mengemasnya secara menarik dan memenuhi kebuthan siswa ketika belajar. 

Pemilihan model pembelajaran yang mendukung penyampaian informasi menjadi salah satu strategi yang dapat dilakukan guru sehingga proses pembelajaran menjadi menarik, bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun pada kenyataannya motivasi belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran IPAS siswa masih rendah.

Motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan proses pembelajaran yang dilakukan sesuai minat bakat siswa yaitu guru dapat memberikan inovasi dan kreativitas dengan memanfaatkan berbagai metode dan model-model pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial di tingkat sekolah dasar harus sesuai dengan karakteristik siswa yang berada pada tahap perkembangan operasional konkret dan operasional formal. Oleh karena itu pada proses pembelajaran IPAS yang dilakukan hendaknya melalui aktivitas konkret, dengan menghadirkan fenomena-fenomena alam. Penanggulangan dan penanganan terhadap pembelajaran IPAS dapat diterapkannya suatu model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yaitu model Problem Based Learning dikombinasikan media konkret. Model dan media pembelajaran ini sangat ideal untuk diterapkan pada pembelajaran IPAS pada materi Proses Perkembangbiakan Tumbuhan.

  • Model ini dapat membuat motivasi dan rasa ingin tahu siswa menjadi meningkat. Model Problem Based Learning (PBL) juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan keterampilan berpikir yang lebih tinggi (Gunantara, 2014). Model ini dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan sehingga dapat mendorong siswa dapat berpikir secara kreatif, imajinatif, refleksi, dan dapat mendorong siswa untuk dapat lebih percaya diri. Sejalan dengan Huda (2013: 271) mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning sebagai suatu pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan suatu permasalahan sehingga fokus dalam kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang dilaksanakan siswa bukan pada pengajaran yang dilakukan oleh guru meliputi permasalahan yang dirancang dengan cermat serta menuntut upaya berpikir kritis untuk memperoleh seubuah pengetahuan, menyelesaikan masalah, dan belajar secara mandiri

  • Media Konkret adalah objek yang sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu. Media konkret mampu memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran konkrit diharapkan dapat membantu siswa belajar secara langsung dengan cara mengalami sendiri pengalaman belajar dengan menggunakan media konkret. Proses pembelajaran dengan mengalami secara langsung akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Siswa akan memperoleh konsep secara konstruktifistik, langsung dan terstruktur
  • Sejalan dengan Mutoharoh (2018) menjelaskan media konkret adalah alat yang dijadikan sebagai perantara atau pengantar informasi yang digunakan oleh pengajar untuk disampaikan kepada siswa dengan menggunakan alat yang benar-benar nyata, dapat dilihat, diraba, dipegang, dan digunakan oleh siswa.

Data awal berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Islam Raudhatul Jannah menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPAS rendah. Hal ini dibuktikan dengan kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran serta tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi rendah, dapat dilihat dari jumlah 22 siswa terdapat 10 siswa yang sudah mencapai KKM dan 12 orang siswa lainnya belum mencapai KKM. Dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan guru hanya menggunakan metode ceramah atau teacher center yang mengakibatkan siswa menjadi pasif dan pembelajaran cenderung membosankan.

Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dikombinasikan dengan media konkret sangat efektif karena mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Hal ini dapat terlihat dari kesimpulan setiap pembelajarn, yaitu: Dari hasil observasi dan penilaian evaluasi yang saya lakukan Problem Based Learning (PBL) berbantukan media konkret ini dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran IPAS kelas 4 pada materi perkembangbiakan tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik. Mereka mampu menelaah permasalahan yang diberikan, menimbulkan kreatifitas, mau mengeluarkan pendapat saat berdiskusi serta mampu presentasi didepan kelas secara berkelompok. Serta berdasarkan hasil survei yang dilakukan lebih dari 80% merespon positif. Berdasarkan hasil olahan nilai evaluasi nilai rata-rata siwa adalah (81,13) dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sudah melebihi dari (80%.) yaitu 19 orang peserta didik dan yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 3 orang  dengan persentase (13,6 %).  Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 20.

Data tersebut menunjukan bahwa meningkatnya minat belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran inovatis yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun