Mohon tunggu...
Sri DewiHayati
Sri DewiHayati Mohon Tunggu... Jurnalis - WELCOME

Tidak semua hal tinggal di dalam hidupmu. Karena mereka hanya datang sebagai pelajaran hidup, untuk mengajarimu artinya waktu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Keluarga dalam Membangun Karakter Generasi Bangsa di Era Milenial

2 November 2019   09:03 Diperbarui: 2 November 2019   09:05 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Pendidikan yang pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak adalah pendidikan keluarga. Dalam pendidikan keluarga, orang tualah yang terlibat dalam mendidik anak. Mendidik anak tidak harus dengan kekerasan, tetapi dengan memberikan kebebasan namun harus dikontrol atau di beri pengawasan yang ketat agar anak dapat terarah. Pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa berupaya membantu anak agar dapat bersikap kritis dan selektif terhadap hal-hal yang bersifat negatif dari era milenial. Dimana era milenial ditandai dengan semakin kuatnya penggunaan teknologi dan informasi. Oleh karena itu orang tua harus memberikan pendampingan, menuntun, mendidik, membimbing agar anak memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi secara positif.

Kata Kunci: Pendidikan Keluarga, Karakter, Era Milenial

PENDAHULUAN

Di era milenial ini perkembangan teknologi dan informasi sangat berkembang pesat, sehingga hampir sulit dibendung. Seluruh aspek dalam masyarakat sudah mulai dimasuki dan dipengaruhi teknologi dan informasi, termasuk dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi dan informasi ini pasti membawa dampak yang positif dan konstruktif. Dimana kemajuan teknologi dan informasi membuat aktivitas dan kebutuhan menjadi lebih mudah untuk dilakukan dan dipenuhi oleh masyarakat. Dalam sisi lain kemajuan teknologi dan informasi ini pasti mendatangkan dampak negatif, dimana dampak tersebut akan merusak generasi bangsa apabila kita tidak mempunyai sikap kritis dan selektif.

Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan akan sangat mustahil bagi manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju. Menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian.

Kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang pertama kali kita dapatkan yaitu di lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga yang memberikan kesempatan maksimum dalam pertumbuhan dan berkembang adalah orang tua. Karena orang tua mengajarkan atau memberi contoh dari sejak kecil dengan hal-hal yang positif seperti menghargai orang lain. Penguatan peran pendidikan keluarga dalam mendidik anak menjadi yang terpenting, karena pendidikan di dalam keluarga dapat mengajarkan hal-hal yang tidak akan di dapatkan atau di temui dimana pun termasuk di dalam sekolah atau madrasah sekalipun.

Anak adalah generasi masa depan bangsa untuk memajukan atau membangun masa depan Negaranya menjadi lebih baik. Peranan besar yang ada pada anak harus di didik, di bina, dan di besarkan dengan benar agar mereka menjadi generasi bangsa yang baik untuk membawa Negaranya menjadi lebih baik. Anak-anak yang berkembang di era milenial ini tidak menutup kemungkinan untuk dipengaruhi oleh teknologi yang berkembang saat ini. Anak-anak ini mempunyai karakteristik, dimana perilaku ketergantungan terhadap teknologi yang sangat tinggi. Akibat dari perilau tersebut berpengaruh langsung terhadap pembentukan karakter anak yang sekarang sering disebut dengan generasi milenial. Pendidikan karakter merupakan suatu sikap yang wajib ditanamkan dalam diri setiap anak sejak usia dini sebagai upaya pembentukan sifat dan akhlak mulia sesuai ajaran Islam.

Pendidikan merupakan modal dasar dalam pembentukan karakter. Pendidikan bukan hanya belajar mengenai materi saja, akan tetapi dapat melalui praktik dalam keseharian dengan lingkungan sekitar sehingga dapat membantu untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi generasi milenial. Pendidikan karakter menentukan perilaku seseorang berjalan sesuai norma-norma yang telah ada di dalam masyarakat. Tetapi pendidikan keluarga memiliki peranan yang utama dalam memberikan pengarahan, maka keluarga harus bisa menjadi tempat penopang moral anak, karena peranan keluarga sangat penting dalam pembentukan karakter anak.

Perilaku anak-anak milenial ini ditandai dengan semakin kuatnya penggunaan teknologi seperti gadged, maka sebagai orang tua bagaimana mereka mengembangkan pola asuh agar menciptakan generasi bangsa yang tidak mendapat pengaruh negatif dari era milenial. Orang tua harus bisa memberikan contoh dengan menggunakan semua teknologi atau media di era milenial ini dengan bijak dan untuk kepentingan yang positif. Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak, maka orang tua harus terus berupaya untuk mempersiapkan anak untuk menghadapi era milenial ini. Sebagai orang tua perlu melakuakan antisipasi dengan membangun komitmen untuk melindungi anak-anak dari ancaman negatif dari era milenial, tetapi tanpa menghalangi potensi manfaat yang diberikan di era milenial ini.

Keterlibatan keluarga dalam menghadapi era milenial ini adalah suatu keharusan. Bentuk pendidikan dalam keluarga adalah pengasuhan. Pola pengasuhan dalam keluarga erat hubungannya dengan kemampuan orang tua memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial, emosional, dan spiritualnya. Secara umum keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling alami, karena prosesnya tanpa didesain secara rumit sebagaimana yang terjadi pada pendidikan profesional. Materi yang diberikan dalam pendidikan keluarga meliputi seluruh bidang kehidupan, metodenya dengan keadaan yang sesungguhnya, dan evalusinya dilakukan secara langsung. Dalam pendidikan keluarga, orang tua tidak meminta imbalan.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka. Dimana penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan, membaca, mencatat, dan menganalisis segala sesuatu yang berkaitan dengan tema yang diangkat yaitu tentang peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan dokumentasi, dimana dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku yang bisa berbentuk tulisan, karya-karya yang monumental dari seseorang. Setelah terkumpulnya dokumentasi, selanjutnya dilakukan sebuah pengkajian sesuai tema yang diterapkan, sehingga menghasilkan analisis data yang sesuai dengan tema penelitian yang diangkat. Adapun teknik analisis data yang digunakan meliputi pengambilan inti dari suatu informasi sehingga ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tema yang diteliti, dan dengan cara menguraikan serta dengan menganalisis data yang telah ditemukan.

HASIL DAN ANALISIS

Keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberikan penampungan baginya, dan tempat anak akan memperoleh rasa aman. Keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak yang merupakan kelompok primer yang terikat satu sama lain karena adanya hubungan keluarga yang ditandai oleh kasih sayang (care), perasaan yang mendalam (affection), saling mendukung (support), dan kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan pengasuhan.

Perananan pendidikan keluarga sangat penting diterapkan dalam kehidupan keluarga di era milenial, yaitu era yang serba digital. Kebanyakan di era milenial ini orang tua membebaskan anak-anak mereka dalam menentukan tujuannya. Dalam mendidik peran orang tua hanya mengarahkan untuk mencapai tujuan mereka. Cara mendidik tersebut didasarkan pada perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih, dimana orang tua menganggap anak yang hidup di era milenial ini sudah mahir dalam mendapatkan atau mencari informasi sendiri dengan mudah, sehingga orang tua hanya bisa mengarahkan mereka agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Namun, cara mendidik tersebut menjadi tantangan bagi orang tua untuk selalu mengarahkan dalam menggunakan alat-alat elektronik seperti gadged. Karena alat elektronik seperti gadged ini memiliki fungsi yang sangat luas, dimana anak dapat mendapat informasi yang positif hingga negatif. Dalam menyikapi hal tersebut orang tua harus bisa mengontrol anak, agar anak tidak terjerumus dalam hal-hal yang bersifat negatif. Salah satu cara dalam mengontol yang dapat dilakukan oleh para orang tua adalah dengan metode pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga berperan untuk menanamkan nilai-nilai, norma-norma, dan mengawasi setiap langkah anak sehingga dapat terarah.

Orang tua berkedudukan sebagai guru atau penuntun, pendidik, pengajar, pembimbing utama bagi anak. Kebanyakkan orang tua banyak yang belum tahu bagaimana konsep pendidikan keluarga itu. Namun tanpa di sadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari para orang tua telah menjalakan fungsi keluarga dalam pendidikan anak-anak. Sebagai hakikatya pendidikan keluarga adalah sebagai pendidikan budi pekerti, sosial, kewarganegaraan. Perilaku para pendidik dalam pendidikan keluarga timbul secara spontan sesuai dengan munculnya suatu keadaan. Nilai-nilai yang ada dalam lingkungan keluarga lebih banyak dikenal dan dialami oleh anak.

Ditengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi di era milenial, sebagai orang tua tidak boleh menutup mata dengan adanya kemajuaan yang telah canggih. Dengan adanya kemajuan teknologi dari gadged yang terkoneksi dengan internet sehingga dengan mudahnya kita mendapatkan informasi secara luas. Sangat luar biasa efek dari kemajuan teknologi dan informasi di era milenial. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan untuk bisa membentuk karakter anak menjadi pribadi yang baik, dan juga cerdas dalam memanfaatkan teknologi. Namun, bukan malah menjadi ketergantungan dengan medial sosial yang merupakan wujud dari kemajuaan teknologi.

Anak harus diberi pendampingan, bimbingan, perhatian, dan kasih sayang orang tuanya. Sebagai orang tua harus bisa mengikuti berkembangan zaman yang sedang berjalan. Untuk itu pola pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam membangun karakter anak agar dapat bertumbuh kembang menjadi pribadi yang cerdas dan berakhak mulia.

Adapun peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial dapat diterapkan dengan beberapa metode berikut. Pertama, menanamkan nilai-nilai agama dan moral sejak dini, dimana nilai-nilai ini dapat ditanamkan dalam pendidikan keluarga. Nilai-nilai agama dan moral ini sangat penting diajarkan untuk membentuk pola berfikir, berperilaku, dan bersikap seorang anak. Dengan memiliki pondasi dari nilai-nilai agama dan moral yang baik, maka anak akan tahu mana hal-hal yang baik dan buruk. Kedua, menananamkan rasa tanggung jawab.

Sebagai orang tua pasti dituntut untuk menenamkan rasa tanggung jawab terhadap anak, dalam adanya rasa tanggung jawab yang tinggi anak akan selalu berhati-hati dalam berperilaku dan bertindak. Karena sesuatu yang di lakukan pasti akan dipertanggung jawabkan. Ketiga, mengajarkan sikap kedisiplinan pada anak. Salah satunya dengan cara orang tua mengajarkan sikap kedisiplinan yang tinggi, maka anak akan mampu mengendalikan dan mengoptimalkan waktu dengan baik, dan juga meninggalkan atau mengabaikan sesuatu hal yang yang dianggap tidak terlalu penting. Keempat, mengajak anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan

 Dengan cara orang tua mengajak anak bersosialisasi maka akan ada banyak hal yang bisa dipelajari seperti sikap toleransi, empati, saling berbagi dan lain-lain. Perkembangan dan pertumbuhan anak yang dapat bersosialisasi dengan lingkungan tentunya akan berbeda dengan anak yang anti sosial, dimana mereka lebih senang bermain dengan benda elektronik seperti gadget. Kelima, orang tua diharuskan untuk menjadi sahabat bagi anak. Karena dalam masa tumbuh kembang, anak membutuhkan teman yang bisa memahaminya dalam segala hal.

Dalam hal ini orang tua adalah sahabat terbaik untuk anak, dimana orang tua selalu bisa memahami situasi yang di alami anak-anaknya dan mau mendengarkan keluhan. Anak menjadikan orang tua sebagai tempat satu-satunya dan terpecaya dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Sehingga akan terjadinya interaksi esensial antara anak dengan orang tuanya. Keenam, orang tua harus bisa meluangkan waktu untuk anaknya. Dalam hal ini sangat penting untuk dilakukan oleh orang tua, karena supaya dapat mengetahui maupun mengontrol aktifitas yang dilakukan anak.

Ketujuh, melalui kasih sayang. Kasih sayang merupakan hal yang utama yang dapat menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam keluarga. Rasa cinta dan kasih sayang dapat menciptakan rasa saling menghormati dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang datang. Hal ini dapat berperan dalam membangun mental anak. Kedelapan, dengan menasehati. Metode mendidik anak dengan cara menasehati merupakan salah satu cara untuk membentuk karakter, emosional maupun sosial seorang anak. Cara menasehati anak harus dengan waktu yang tepat dan tidak dalam keadaan marah.

Kesembilan pendidikan keteladanan. Pendidikan di lakukan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada anak, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Pendidikan keteladanan ini adalah salah satu bentuk metode yang diterapkan Rasulullah SAW dan dianggap berpengaruh terhadap tercapainya suatu keberhasilan. Keteladanan yang di ajaarkan dalam pendidikan keluarga akan berpanguh besar pada perkembangan anak dimasa mendatang, sebab suatu hal yang tertanam pada diri anak akan dibawa sampai ke masa dewasa.

Konsep pendidikan keluarga dalam upaya membangun karakter generasi bangsa salah satu konsep yang harus dioptimalkan adalah mendidik anak di keluarga sebagai proses memanusiakan manusia supaya anak bertumbuh dan berkembang layaknya manusia itu sendiri sebagai khalifah Allah, melalui penanaman benih-benih kemuliaan dan keimanan pada masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak di dalam lingkungan keluarga.

Dari hal-hal diatas dapat diketahui bahwa keluarga dipandang sebagai lingkungan pertama yang dibangun oleh orang tua dan orang-orang terdekat. Untuk membangun karakter bangsa dapat dilakukan dengan cara memperkuat fungsi pendidikan keluarga. Perkembangan karakter dan perilaku dalam diri anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana mereka banyak menghabiskan waktunya.

Lingkungan keluarga adalah salah satu lingkungan dimana anak banyak menghabiskan waktunya. Oleh karena itu, peran pendidikan keluarga merupakan salah satu yang penting dalam pembentukan karakter anak. Dari pendidikan keluarga kita mendapatkan pendidikan pertama tentang sesuatu hal yang benar dan salah. Terbentuknya kebiasaan beretika dan bersikap sopan santun adalah dari dalam lingkungan keluarga. Sebagai orang tua perlu untuk mendidik dan membiasakan anak untuk ikut berpartisipasi dan terlibat langsung di dalam keluarga.

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulan 

Dari penerapan mengenai peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberikan penampungan baginya, dan tempat anak akan memperoleh rasa aman. Pendidikan keluarga berperan untuk menanamkan nilai-nilai, norma-norma, dan mengawasi setiap langkah anak sehingga dapat terarah. Perilaku para pendidik dalam pendidikan keluarga timbul secara spontan sesuai dengan munculnya suatu keadaan.

Nilai-nilai yang ada dalam lingkungan keluarga lebih banyak dikenal dan dialami oleh anak. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan untuk bisa membentuk karakter anak menjadi pribadi yang baik, dan juga cerdas dalam memanfaatkan teknologi. Anak harus diberi pendampingan, bimbingan, perhatian, dan kasih sayang orang tuanya. Sebagai orang tua harus bisa mengikuti berkembangan zaman yang sedang berjalan. Untuk itu pola pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam membangun karakter anak agar dapat bertumbuh kembang menjadi bribadi yang cerdas dan berakhak mulia.

Adapun peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial dapat diterapkan dengan beberapa metode berikut. Pertama, menanamkan nilai-nilai agama dan moral sejak dini, dimana nilai-nilai ini dapat ditanamkan dalam pendidikan keluarga. Kedua, menananamkan rasa tanggung jawab. Ketiga, mengajarkan sikap kedisiplinan pada anak. Keempat, mengajak anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Kelima, orang tua diharuskan untuk menjadi sahabat bagi anak. Keenam, orang tua harus bisa meluangkan waktu untuk anaknya. Ketujuh, melalui kasih sayang. Kedelapan, dengan menasehati. Kesembilan pendidikan keteladanan. Untuk membangun karakter bangsa dapat dilakukan dengan cara memperkuat fungsi pendidikan keluarga. Oleh kanena itu, peran pendidikan keluarga merupakan salah satu yang penting dalam pembentukan karakter anak.

  • Saran 

Diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial. Dan tidak mengesampingkan peran pendidikan keluarga, karena pendidikan dalam keluarga akan membangun karakter generasi bangsa yang mempunyai norma-norma yang baik, sehingga anak tidak terjerumus dalam hal-hal yang bersifat negatif. Melihat efek dari pesatnya kemajuan teknologi dan informasi di era milenial yang dapat mempengaruhi masa pertumbuh dan perkembang anak, pendidikan keluarga berupaya untuk membangun karakter generasi bangsa di era milenial agar mereka menjadi generasi bangsa yang baik untuk membawa Negaranya menjadi lebih baik dan mempunyai sifat serta akhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam. Penulis berharap artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan artikel ini penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. penulis memohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, agar peneliti dapat memperbaiki karya tulis penulis selanjutnya.

REFERENSI

Supriyono, dkk. 2015. Pendidikan Keluarga dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian pendidikan dan kebudayaan

Ningsih, Tutuk. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter. Purwokerto: STAIN Press

Gunarsa, Yulia Snggih D. 2012. Asaa-asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: Penerbit Libri

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Rahmat, Stephanus Turibius. 2018. "Pola Asuh Yang Efektif untuk Mendidik Anak di Era Digital". Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 10(2): 137-273

Siregar, Fitri Rayani. 2016. "Metode Mendidik Anak dalam Pandangan Islam". Forum Paedagogik. 08(02)

Taubah, Mufatihatut. 2015. "Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam". Jurnal pendidikan agama islam, 03(01): 110-136

Nasarudin. 2018. "Peran Keluarga dalam Menyukseskan Pendidikan dan Karakter Anak di Era Milenial". (http://nazaruddinspdi.gurusiana.id/article/peran-keluarga-dalam-menyukseskan-pendidikan-dan-karakter-anak-di-era-milenial-4048660). Diakses pada 28 Oktober 2019 pada pukul 15:38

Simanungkalit, Ferlando Jubelito. 2016. "Membangun Karakter Bangsa Dengan Pendidikan Keluarga". (https://www.kompasiana.com/ferlandoskalit/575463c3727a61c004639f6e/membangun-karakter-bangsa-dengan-pendidikan-keluarga?page=all). Diakses pada 29 Oktober 2019 pada pukul 10:28

Istianah. 2018. Pentingnya pendidikan karakter dalam keluarga. (https://jateng.kemenag.go.id/warta/artikel/detail/pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-keluarga). Diakses pada 29 Oktober 2019 pada pukul 11:32

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun