Konon katanya anak yang berambut gimbal ini adalah anak yang istimmewa dan membawa kesejahteraan bagi warga. Anak yang berambut gimbal atau biasa disebut anak gimbal dianggap sebagai titisan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Ronce. Nini Roro Ronce merupakan abdi dari Nyi Roro Kidul, sang penguasa laut selatan yang bertugas untuk tinggal dan menjaga Dataran Tinggi Dieng.
Kami terus berjalan mengikuti arahan jalan yang dilalui, kemudian kami juga bertemu dengan para pedagang "bongkahan batu belerang" yang katanya berkhasiat bagi kesehatan terutama untuk menghilangkan gatal-gatal pada tubuh. Kamipun membeli beberapa bungkus.
Akhirnya kami melihat kawah yang sangat besar dengan banyak kepulan asap sehingga tampak bagus sekali. Tak ingin kehilangan kesempatan indah ini, kamipun langsung berpose disini.
Perjalanan kami lanjutkan dan sampailah pada tempat yang banyak warung yang menjajakan makanan khas Dieng, seperti tempe kemul, carica, minuman purwaceng dan masih banyak lagi. Setelah membeli bebrapa untuk oleh-oleh, kamipun mencari warung untuk makan siang bersama. Hawa yang sejuk membuat semua makanan terasa enak.
Perut sudah terisi dan anak bocil mulai ngantuk dan kecapekan. Tapi perjalanan harus dilanjutkan. Sementara anakku yang sudah SMA dan ponakan yang SMP serta bapak-bapak masih semangat sekali mengelilingi kawasan tersebut. Kami yang emak-emak mulai kerepotan sama bocil. Akhirnya ada seorang pedagang yang memberi bocoran jalan pintas keluar. Akhirnya kamipun "Mbrobos" keluar. Jangan ditiru ini ya hahaha.
Mengutip dari beberapa sumber begini asal usul Kawah Sikidang
Kawah ini terbentuk karena legenda perjodohan Ratu Sinta Dewi dengan Pangeran Kidang Garungan. Ratu Sinta Dewi menolak lamaran itu karena wajah pangeran ini mirip kidang (rusa dalam bahasa indonesia). Agar tidak tersinggung, Ratu Sinta Dewi meminta bukti cinta Pangeran Kidang lewat pembuatan sumur yang sangat dalam. Pangeran Kidang pun menurutinya, tapi ternyata permintaan itu hanya strategi Ratu Sinta agar tidak menikah dengan Pangeran Kidang. Ternyata, pembuktian cinta itu berakhir tragedi. Ratu Sinta dan pengawalnya malah mengubur pangeran hidup-hidup saat pangeran tengah menggali sumur. Menggunakan sisa kekuatan, Pangeran Kidang berusaha keluar dari lubang namun tidak bisa. Amarah Pangeran Kidang membuat air tanah di lubang itu kemudian mendidih. Cerita tentang Pangeran Kidang dipercaya sebagai asal usul Kawah Kidang.
Meskipun itu hanya sebuah legenda, cerita ini mampu menarik orang-orang untuk berkunjung dan menimbulkan rasa penasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H