"Bu, maaf minta waktu"
"Ya pak, kenapa? Ada masalah pekerjaan?" tanyaku menyelidik
"Sekali lagi mohon maaf, bu"
"Belum lebaran pak, nggak usah minta maaf terus" aku tertawa tapi kulihat pak Amad serius
"Ada apa pak serius amat?"
"Saya baru tahu sekarang kalau ibu benar-benar kerja"
"OMG maksud?" aku agak heran aja. Apa orang ini salah obat nanyanya nggak puguh.
"Begini bu, saya sudah terlanjur cerita ke tetangga-tetangga kalau ibu sudah mau jual diri ke bos-bos orang India karena suaminya nganggur. Makanya pulangnya malem-malem terus kan. Saya jadi merasa sangat berdosa sama ibu. Saya mohon maaf beneran bu. Saya sudah memfitnah ibu ke para tetangga baik ibu-ibu maupun bapak-bapak. Ternyata pada kenyataannya ibu benar-benar bekerja hingga tengah malam"
Gubrak
Nggak pernah terlintas dibenakku seorang yang khusuk beragama dan istrinya yang setiap menit melantunkan ayat-ayat suci, yang tidak pernah meninggalkan sholat mampu membuat fitnah.
Aku ketawa ngakak, membuat pak Amad semakin merasa bersalah