Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pembelajaran dengan kebiasaan ternyata lebih mengena

26 Agustus 2023   08:25 Diperbarui: 26 Agustus 2023   10:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita beberapa puluh tahun yang lalu mungkin bisa jadi insirasi bagi ibu-ibu muda yang berkarya diluar rumah atau ngantor dalam pembentukan karakter anak, ala-ala saya sih.

"Ibu, aku tadi hebat dong bu" anakku yang berumur 9 tahun berjalan mengikuti saat aku baru pulang dari kantor.

"Adik sini. Ibuk sudah pulang. Ayo ciun tangan" dia juga memanggil adiknya

"Oh ya. Wah sudah ganteng dan cantik ya" jawabku singkat

"Mau gak bu dengerin ceritaku" Anna merengek minta di dengerin ceritanya

Ngerasa dong kalau abis pulang kerja capek bet tapi dikintilin anak-anak dan ada yang merengek pula. Tapi ya itu resikonya jadi ibu yang memilih bekerja daripada mengurus anak di rumah dan lebih percaya pembantu atau dititip ke tetangga untuk melakukannya. Ibu tidak boleh egois mementingkan diri sendiri.

Coba kita lihat ke anak sacara lebih dalam pada jiwa dan pshykologinya. Mau nggak mau atau suka nggak suka, ibu adalah segalanya bagi anak. Ibu adalah dunianya sang anak, panutan dan apapun yang di ajarkan serta dilakukan ibu akan di copy ditiru sama anak.

"Ibu mandi dulu ya. Kan bau" kataku sambil mencubit pipi tirusnya

Sementara kulihat adiknya masih asyik main mobil-mobilan. Adiknya umur 4 tahun dan sudah bersekolah di TK kecil sementara anakku yang pertama kelas 4 SD.

Pipinya yang tirus dengan hidung mancung persis pleg sama ayahnya. Katanya orang-orang memang kalau anak perempuan cenderung secara fisik atau sifatnya banyak meniru ayah dan kalau laki-laki lebih ke ibu.

Buru-buru aku mandi dan ganti baju "Sholat dulu yuk sayang" bujukku ke Anna

Tanpa drama anakku langsung mengikuti aku sholat, lanjut

"Ayok dik ikutan juga"

Duh ni anak emang ya kalau sama adiknya baik banget biarpun suka bentak-bentak tapi aslinya sayangnya minta ampun. Mereka berdua di rumah tanpa ada assisten rumah tangga sejak beberapa minggu lalu.

Aku selalu menyanyokan beberapa lagu sampai anak-anak tidur. Lagu-lagu perjuangan, lagu anak-anak dan lagu-lagu daerah tapi bukan lagu pop yang trend. Saya lebih menanamkan jiwa cinta tanah air serta daerah daripada lagu cinta-cintaan yang tidak sesuai usia mereka.

Untungnya saya dulu sekolah di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) jadi lumayan banyak hafal lagu-lagu "kuno" dan tentu saja melanjutkan pada fakultas keguruan. Dulu kita mendapat gelar dra (dokteranda) dan sekarang gelar yang didapat Spd (Sarjana Pendidikan).

"Bu, tadi bu Nia di sekolah aku yang ajarin donk" kata Anna waktu kita sudah mulai berbaring hendak tidur

"Kok bisa mbak" tanya adiknya juga

"Jadi tadi ada pelajaran bahasa indonesia kan. Terus mengajarkan huruf besar dan kecil terus ada lagu 'Serumpun Padi' tapi bu Nia nya nggak bisa. Lucu deh bu. Terus aku tunjuk jari 'Aku bisa lagunya bu, boleh maju?'" gitu bu akunya

"Wah Anna hebat. Boleh. Yang ajari siapa?"

"Ibuk aku, jadi pas mau tidur ibu aku selalu nyanyi buat kita-kita sampai tidur. Kadang kita ikutan nyanyi"

Serumpun padi tumbuh di sawah

Hijau menguning daunnya

Tumbuh di sawah penuh berlumpur

Di pangkuan ibu pertiwi

Serumpun jiwa suci

Hidupnya nista abadi

Serumpun padi mengandung janji

Harapan ibu pertiwi


"Gitu kan bu lagunya. Aku nggak malu. Kan aku bisa dan biar temen-temen aku nantinya juga bisa kan bu"

"Wah mbak Anna keren lho. Tapi kalau aku malu mbak maju ke depan" kata adiknya yang berbaring di samping aku

"Iya mbak Anna keren lho, yuk kita nyanyi lagi" kataku memuji

Dan kamipun hanyut dalam lagu-lagu perjuangan sambil tidur-tiduran. Saat mereka sudah mulai mengantuk aku mengingatkan

"Udah ya nyanyinya sekarang baca doa tidur"

Malam belum terlalu larut tapi kami sudah mulai berjalan di alam mimpi masing-masing karena esok hari harus melanjutkan rutinitas lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun