Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengeringkan Cucian di Musim Hujan (Dulu vs Sekarang)

3 Februari 2023   11:24 Diperbarui: 3 Februari 2023   11:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan February 2023, di Bogor kotaku masih hampir setiap hari diguyur hujan. Memang secara peehitungan kalender musim di Indonesia adalah masuh tergolong musim hujan. Biasanya musim hujan akan berakhir sekitar bulan Juli. Akan tetapi adanya perubahan cuaca yang ekstrim membuat musim hujan dan kemarau tidak datang tepat waktu seperti dulu.

Inget banget pada saat aku masih kecil dan masih tinggal dengan orang tuaku di Pati (sebuak kota kecil di Jawa Tengah), kalau musim hujan tiba. Waktu saya masih kecil banyak yang menggunakan listrik. Aliran listrik hanya ditujukan ke kantor-kantor dan rumah orang-orang kaya saja. Karena kami adalah keluarga yang biasa seperti yang lainnya di lingkungan kami, ya bisa dipastikan tidak mendapatkan aliran listrik. Penerangan menggunakan petromax dan lampu tempel.

Ternyata petromax bisa lho dipakai sebagai sarana untuk mengeringkan cucian dalam keadaan darurat. Ini yang dilakukan oleh orang tuaku dan keluarga lainnya di tempat tinggalku waktu itu. Mau tahu caranya kan? 

Lampu petromak yang sudah menyala di taruh dalam kurungan ayam besar yang tentunya sudah dibersihak terbelih dahulu kemudian diatas kurungan ayam inilah cucian yang belum kering tadi di letakkan beberapa menit kemudian dibalik. Demikian hampir beberapa jam semua cucian yang masih basah dijamin kering. Tapi yang membuat resah adalah baunya. Baunya seperti kain yang kebakar. Ya pastilah, karena kan secara ditaruh diatas "api" yang menyala dari lampu petromax. Nah untuk mengatasinya, maka biasanya ibuku langsung menyetrika dengan menggunakan setrika yang waktu itu menggunakan arang sebagai pemanasnya. kemuadian pada saat selesai rapi langsung di semprot minyak wangi. Waktu itu belum musim carian pengharum untuk menyetrika. Hayo siapa yang mengalami masa-masa ini?  Yang pernah mengalami masa ini berarti umurnya sudah setengah abad.

Nah kalau sekarang apa-apa sudah mudah ya.

Kalau aku sekarang kalau nggak ada matahari maka langsung kupasang kipas anggin dengan kecepatan tinggi ke arah jemuaran, kira-kira semalam cucian pasti sudah kering. Atau kalau sudah pasrah dengan keadaan maka aku bawa ke laundry yang bisa ditunggu langsung kering yang sekarang banyak ada buka di rukop-ruko perumahan atau di mall. Sedangkan kalangan yang sudah mampu sekarang malah sudah menngunakan mesin cuci yang langsung ada pengeringnya. 

Terima kasih banyak sudah membaca cerita tidak bermutu ala emak-emak yang ingin berbagi rasa lelah menunggu cucian kering.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Ketika Sakit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun