"Tadi di kelas ngapain sayang?" tanyaku pada Ana sepulang sekolah
"Enak tau bu"
"o ya, diajari apa sama bunda kok kamu senang begitu? Bernyanyi, berhitung atau hafalan?" tanyaku menyelidik. Dalam hati heran saja, bukannya tadi kata mama Fani info kalau Anna di setrap.
Dengan polosnya Ana tersenyum dan bercerita "Bu, aku mau cerita deh tadi di kelas"
"O boleh. Ayolah cerita. Ibu mau mendengarkan"
"Tadi kan dikelas aku ngobrol rame-rame sama Vira dan teman -- teman yang lain, kan satu kelompok bangku ada  4 teman aku. Tapi terus yang lain diem tu karena bunda ngasih tau jangan ngobrol, eh tapinya aku sama Vira keasyikan bu. Ngobrolnya nggak bisa berhenti karena seru sih. Vira cerita lucu-lucu dan aku berdua tertawa-tawa waktu bunda lagi mengajari berhitung"
Ana berhenti sejenak meneguh air putih yang dislempang di bahunya. Dia tampak kehausan. Saya masih dalam batas sabar mendengarkan ceritanya.
"Terus abis itu saya sama Vira disuruh ke depan sama bunda. Berdiri di depan. Seru tau bu pas berdiri di depan. Kan jadinya aku sama Vira kayak bu guru"
"Iya mama Ana, aku juga suka di depan berdiri berdua diem-diem kayak bu guru kita ya An?" sambung Fira yang juga lagi berdiri di depan sekolah sambil menunggu mobil jemputan datang.
Aduh ini bundanya pinter banget ya, menjadikan hukuman sebagai sesuatu yang tidak membebani psikologi anak sama sekali.
"Ana dan Vira, tau nggak kenapa kalian disuruh berdiri di depan?" tanyaku