Pada zaman saya kecil tidak semua anak mampu untuk sekolah di TK. Keterbatasan ekonomi dan rendahnya kesadaran pendidikan adalah penyebab utamanya. Kebanyakan mereka langsung masuk SD dan baru belajar calistung.Â
Bahasa yang digunakan untuk belajar adalah bahasa ibu (karena saya tinggal di jawa tengah maka bahasa yang digunakan dalam pendidikan dasar TK dan SD sampai kls 3 adalah bahasa jawa). Pelajaran Bahasa Indonesia dimulai kelas 3, pelajaran bahasa inggris mulai diajarkan di sekolah saat smp kls satu.
Ada kisah lucu yang tidak akan terlupakan. Pada saat bapak saya dinas luar kota ke Semarang dan harus menginap sehingga tidak ada yang mengantarkan saya ke sekolah, maka ibuku menitipkan saya ke tetangga yang kebetulan satu arah sekolahnya ke STM dan melewati sekolah saya.Â
Ibu tidak bisa mengantar sekolah karena di usia 6 tahun saya sudah mempunyai 2 adik (umur 3 tahun dan satu lagi masih bayi). Sampai di sekolah jam 6.15 pagi dan sekolahnya masih tutup. Sementara yang saya tumpangi hanya ngedrop dan langsung berangkat ke sekolahnya.Â
Masih ingat betul saat itu saya langsung nangis dan lari pulang (padahal jarak rumah ke sekolah sekitar 3 kilometer). Ditengah perjalanan tambah ketakutan lagi dan berteriak
"ono wong edan....." teriak saya sambil lari tunggang langgang
Saya pas kecil paling takut sama orang gila karena selalu terngiang kata ibu "jangan main jauh-jauh nanti di bawa orang gila lho" pesan itu yang membuatku trauma banget
Dari kejauhan saya lihat orang itu bengong dan berteriak balik ke saya
"Heiii anak kecil, aku bukan orang gila woiii aku pengemis"
Saya tetap saja berlari dan akhirnya sampai juga ke rumah. Ibu yang kebingunan karena saya datang sendirian dan terengah-engah tidak bertanya banyak padaku.
"Sini minum dulu, ganti baju ya" ucap ibu dengan bijaksana