Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Anakku Penyemangat Hidupku

24 Juli 2022   17:39 Diperbarui: 24 Juli 2022   17:52 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saat ini adalah saat terendah dalam hidupku. Untungnya saya dikarunia dua anak hebat yang mampu mengarungi ganasnya badai kehidupan dan terjalnya jalan hidup kami. 

Setelah pulang dari Phnom Penh dengan predikat project gagal maka saya harus mulai merangkak lagi menata hidup. Untungnya suami waktu itu tidak ikut menyebrang keluar dari pekerjaan jadi pada saat saya sudah tidak berpenghasilan masih ada supply. 

Anak pertama masih kuliah di Perancis saat suami sudah resign and memulai usaha yang baru dirintis. Badai itu benar-benar sudah mengamuk yang hampir membuat putus asa. 

Mungkinkah anaku bisa selesai kuliah di sana? Saya dan suami sudah kalang kabut buat kebutuhan pendidikan dan hidup kami. Saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Saya jadi trading export yang tidak cukup hasilnya untuk kebutuhan. 

Demikian juga suami usahanya mulai nggak jalan. Dalam keterbatasan dan kekurangan harta, kami tetap bersyukur bahwa kami dikasih anak-anak yang hebat yang taat pada orang tua dan agama. Anak yang mampu membantu dan mengerti bahwa orang tuanya benar-benar berjuang untuk hidup. Dalam keadaan kekurangan harta, anak akan ikut prihatin dan berjuang. 

Bersyukurnya saat kami sulit keuangan anak saya di Perancis mendapatkan kerja part time di resoran pada week end jadi bisa mencukupi kebutuhannya sendiri selama setahun lebih. "Maafkan kami ya nak" Kasihan sebenarnya. 

Dia harus belajar week day dan week end bekerja. 

Anak keduaku juga harus sekolah tanpa uang jajan. Uang sakunya hanya cukup buat ongkos. Sekali lagi saya masih tetap bersyukur karrna dalam keadaan kurang materi membuat kami semakin erat hubungan satu sama lain. 

Juni 2021 tahun duka dalam bagi kami. Suami yang hanya sakit flu nggak sampai seminggu ternyata harus meninggalkan kami selama-lamanya. Suami berpulang saat ekonomi keluarga kami belum sempurna seperti dulu lagi. 

Ditengah duka dalam saya masih bersyukur bahwa saat suami berpulang anakku yang pertama berhasil menyelesaikan study nya di Perancis. Dan kini sedang magang kerja. 

Saya yakin Tuhan punya suatu rencana baik buat saya dan anak-anak saya. Agar kita mampu menjalani hidup dengan lebih iklas dan bahagia. Selalu bersyukur dalam suka dan duka. 

Kalian berdua anakku yang hebat. Selamat hari anak nasional 23 juli 2022 buat semua anak Indonesia. Kalian semua hebat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun