Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mari Sayangi dan Lindungi Anak Berkebutuhan Khusus

23 Juli 2022   19:16 Diperbarui: 23 Juli 2022   19:31 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahagia suatu keluarga akan menjadi lengkap setelah hadirnya seorang anak. Anak adalah titipan dari Tuhan yang harus kita rawat dengan baik.

 Semua orang tua pasti menghendaki mempunyai anak yanh normal, sehat, berparas menawan, pandai dan santun. 

Tapi tidak semua orang tua punya kesempatan mempunyai anak yang normal. Banyak diantara mereka yang harus menerima kenyataan mendaoatkan anak spesial atau anak dengan kebutuhan khusus.

Mempunyai anak dengan kebutuhan khusus bukan aib dan bukan sesuatu yang memalukan. Saya mempunyain keyakinan bahwa Tuhan punya rencana yang baik telah menitipkan anak yang spesial kepada orang tua yang spesial juga. 

Susah memang menerima kenyataan tapi kalau orang tua mendidik dengan cinta kasih maka segalanya akan menjadi sangat mudah dan menyenangkan. 

Rasa iklas memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Apabila hati kita sudah tertanam iklas yang sebenarnya maka tidak ada lagi yang namanya terpaksa.

Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak kita semua. Mari kita sayangi serta dilindungi dan orang tua berkewajiban memberi pengertian pada anak-anak yang lain agar mau membantu teman yang mempunyai kebutuhan khusus dan bukannya mengolok-olok.

Pengalaman saya di tempat sekolah anak saya ada yang mempunyai kelainan pada kedua dengkulnya sehingga tidak bisa berjalan. 

Agak miris karena ibunya merasa malu mempunyai anak yang cacat dari lahir. Karena waktu itu masih SD tidak mau pakai kursi roda jadi kalau jalan ngesot. 

Masuk ke sekolah dan pulang sekolah digendong pegawai orang tuanya kemudian ditinggal. Bersyukurnya semua teman-teman sekolahnya, guru dan orang tua pengantar yang menunggu anak sekolah seperti saya waktu itu support dan memberi semangat ke anak yang berkebutuhan khusus ini. 

Hal ini ternyata luar biasa hebat yang membuat anak yang bernama Ridwan ini semangat masuk sekolah setiap hari. 

Dan bahkan sekarang sudah SMA Ridwan mempunyai rasa percaya diri dan tidak malu pada kondisinya. Kebetulan Ridwan ini sekarang satu SMA lagi dengan anak saya.

Lingkungan sangat berpengaruh serta mendukung perkembangan emosi dan mental seseorang begitupu pada anak yang mempunyai kebutuhan khusus.

Ada juga anak staff saya waktu itu suka diajak ke kantor kalau tidak ada yang mengasuh dirumah. Anaknya sejak lahir mempunyai keterbelakangan, tidak bisa bicara lancar, tidakb bisa berjalan lancar. Bersyukurnya juga mempunyai lingkungan yang mendukung serta memberikan support atas kondisinya. 

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadikan kita menjadi jiwa-jiwa yang peduli terhadap sesama apun keadaannya. Karena pada dasarnya kita semua adalah mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai kedudukan yang sama dimataNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun