Mohon tunggu...
Tim Volunteer PPK Ormawa SRR
Tim Volunteer PPK Ormawa SRR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Volunteer PPK Ormawa Sains Riset dan Robotika

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tim PPK ORMAWA SRR Universitas Malikussaleh Adakan Sosialisasi dan Pelatihan Lubang Resapan Biopori dan Pompa Air Berbasis Panel Surya

22 Oktober 2024   15:39 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:16 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Sosialisasi Tim PPK ORAMAWA

Lhokseumawe, 30 Juli 2024 -- Tim Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK ORMAWA) SRR Universitas Malikussaleh mengadakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan mengenai lubang resapan biopori serta pompa air berbasis panel surya di Gampong Rayeuk Kareung, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Kegiatan ini merupakan bagian awal dari program pengabdian yang dirancang oleh Tim PPK ORMAWA SRR Universitas Malikussaleh. Acara tersebut diselenggarakan di Meunasah Gampong Rayeuk Kareung dengan melibatkan mitra dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Lhokseumawe, termasuk Kepala Bidang Pertamanan & Penghijauan, Hasrinuddin, S.Sos., Analis Taman, T. Ery Mulyadi, S.T., serta Pengawas Lingkungan Hidup, Mudri Alisno, S.T. Acara ini juga dihadiri oleh Keuchik Gampong Rayeuk Kareung, perangkat desa, serta masyarakat setempat.

Dokumentasi Sosialisasi Tim PPK ORAMAWA
Dokumentasi Sosialisasi Tim PPK ORAMAWA

Acara ini didukung oleh tim volunteer PPK ORMAWA yang turut membantu kelancaran kegiatan. Tema kegiatan kali ini adalah "Bersama-sama Menjadikan Desa Rayeuk Kareung Menjadi Desa Proklim Menuju Desa SDGs Desa 2030". 

Tujuannya untuk mengkampanyekan pentingnya mewujudkan Desa Proklim, memberikan edukasi tentang pembuatan dan pemanfaatan lubang resapan biopori, serta penggunaan pompa air berbasis panel surya. Materi-materi ini disampaikan langsung oleh pihak DLHK Kota Lhokseumawe.

Dalam sambutannya, Keuchik Gampong Rayeuk Kareung, Pak Ilyas Idris, menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. "Saya tahu Tim Mahasiswa datang untuk menjalankan program yang bertujuan mengatasi banjir dan kekeringan melalui konservasi air. Saya selaku Keuchik Gampong Rayeuk Kareung, sangat mendukung program ini" ujarnya.

Sambutan dilanjutkan oleh Hasrinuddin, S.Sos., selaku Kepala Bidang Pertamanan dan Penghijauan DLH Kota Lhokseumawe. "Awalnya, saya tidak tahu apa itu Proklim. Namun, Proklim ini terkait erat dengan penanganan perubahan iklim, termasuk mengatasi kekeringan. Program Desa Proklim diharapkan bisa direalisasikan secara nasional oleh pemerintah pusat," ujarnya.

Sesi sosialisasi diisi oleh bapak T. Ery Mulyadi, S.T., Analis Taman dari DLHK Kota Lhokseumawe, yang menjelaskan konsep Kampung Iklim serta edukasi mengenai resapan biopori. "Inisiatif yang dilakukan Tim Mahasiswa ini sangat bermanfaat. 

Program Proklim merupakan program nasional, dan DLH berperan dalam mengusulkan desa-desa Proklim ke pemerintah pusat. Ini sejalan dengan upaya konservasi air yang didukung oleh riset dan sumber daya dari mahasiswa" jelasnya.

Dokumentasi Sosialisasi Tim PPK ORAMAWA
Dokumentasi Sosialisasi Tim PPK ORAMAWA

Materi selanjutnya disampaikan oleh Mudri Alisno, S.T., Pengawas Lingkungan Hidup Kota Lhokseumawe, yang memberikan penjelasan mengenai mekanisme pompa air berbasis panel surya. "Penggunaan panel surya sangat tepat untuk efisiensi energi dan biaya dalam operasional pompa air yang digunakan pada program ini" katanya.

Setelah pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan, tim PPK ORMAWA dan tim volunteer melanjutkan kegiatan dengan pemasangan lubang-lubang resapan biopori di beberapa rumah warga di empat dusun, yaitu Dusun Teungoh, Dusun Cot U, Dusun Aleu Glem, dan Dusun Merandeh, dengan dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat.

Dokumentasi Sosialisasi Tim PPK ORAMAWA
Dokumentasi Sosialisasi Tim PPK ORAMAWA

Implementasi biopori ini terbukti efektif setelah dilakukan pemasangan dalam membantu meningkatkan resapan air di wilayah tersebut, mengurangi genangan air saat hujan, serta mendukung konservasi lingkungan di Gampong Rayeuk Kareung. 

Selain itu, lubang biopori juga dapat digunakan sebagai tempat pengolahan sampah organik. Sampah organik seperti daun, sisa makanan, dan potongan tumbuhan dapat dimasukkan ke dalam lubang ini. Seiring waktu, sampah tersebut akan terurai oleh mikroorganisme dalam tanah dan berubah menjadi kompos alami yang dapat menyuburkan tanah di sekitarnya.

Melalui penggunaan biopori, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat dalam hal pengendalian banjir, tetapi juga mendukung upaya pengolahan sampah secara alami, yang berdampak positif bagi kelestarian lingkungan di Gampong Rayeuk Kareung.

"Harapan kami, apa yang telah dibangun ini dapat dirawat dan dilanjutkan oleh masyarakat. Alangkah baiknya jika dibentuk lembaga dengan surat keputusan (SK) Keuchik, agar program ini bisa berkelanjutan dan membawa manfaat jangka panjang" tutup T. Ery Mulyadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun