Mohon tunggu...
Sri Idawati Basri
Sri Idawati Basri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Tiba-tiba ia merasa ia hanyalah seorang homo fictus dan kehidupan yang ia jalani adalah ceritanya.. ~norman erikson pasaribu~

Selanjutnya

Tutup

Diary

Shock tapi Ini Culture Shock

23 Februari 2023   16:07 Diperbarui: 23 Februari 2023   16:33 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo bro and sist! kembali lagi kita bertemu dideretan-deretan tulisan yang memang sudah lama tidak dipublish tapi bukan publish hubungan hehehehehe

Kali ini saya mau sharing nih soal Culture Shock.

Teman-teman pasti pernah mendengar yang namanya culture shock dan apa sih sebenarnya istilah culture shock ini?.  Saya rasa hampir 90% orang mengalami yang namanya culture shock, namun sedikit orang juga yang mungkin belum atau kurang paham dengan istilah culture shock ini. Mari kita pahami!

Istilah culture shock atau dalam bahasa indonesiannya keterkejutan budaya ini merupakan suatu kondisi dimana menggambarkan perasaan gelisah, terkejut bahkan tertekan yang dirasakan oleh seseorang ketika berhadapan dengan lingkungan dan budaya baru yang berbeda dengan lingkungan asalnya. Nah kurang lebih seperti itu ya maknannya.

Dari sini mungkin kita bisa tau ya, bahwa culture shock ini tanpa disadari kita memang tengah mengalami fenomena demikian, apalagi untuk orang-orang perantau, atau yang sedang berjalan-jalan bahkan orang-orang yang tengah berlibur disuatu daerah yang memang bukan tempat tinggal aslinya. Yang dimana dia akan sering bertemu dan berhadapan dengan orang-orang baru, tak hanya kalian wahai teman-teman yang sama-sama berjihad di tempat orang. Hahaha berjihad nga tuh (maksudnya mahasiswa perantauan). Saya sendiri juga bahkan sering mengalami yang namanya culture shock apalagi pas awal-awal memegang status pendatang. Culture Shock ini sendiri sebenarnya muncul akibat perbedaan lingkungan dan juga budaya dan kebiasaan. Apalagi di Indonesia ini yang kita tau beragam budaya dan bermacam-macam budaya, capee ng sih banyak-banyak maunya satu aja kalau cukup hahaha.

    

      Next, dengan adanya perbedaan culture atau budaya inilah yang kemudian menjadi salah satu tantangan atau tuntutan bagi kita sendiri sebagai para pendatang agar bagaimana kita bisa bagaimanapun harus mampu beradaptasi dan mampu meyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Terlebih lagi untuk teman-teman yang sama-sama berjihad ini, hal-hal culture shock ini juga pasti sering kita alami ditempat tujuan kita yakni kampus. Lingkungan kampus merupakan lingkungan yang akan sering kita kunjungi ya memang karna kita berjihad kalaupun tidak sering kamu kunjungi ya mungkin karna keseringan bangun kesiangan atau mungkin kamu perlu kembali tanyakan dirimu bisa jadi niatmu malah bukan berjihad, punten luruskan niat dulu bro sist.

        Kembali ke topik, sebenarnya ada dua kemungkinan yang akan terjadi dalam perbedaan culture maupun kebiasaan yang kamu alami ini. Yang pertama kamu akan berhasil dalam lingkup sosialnya dan yang kedua kamu akan gagal dalam lingkup sosialnya bahkan lingkup lainnya. Antara kata berhasil dan gagal ini yang kemudian akan menentukan seperti apa kamu kedepannya nanti. Dan sebenarnya kampus yang merupakan tempat kita mulai mencari-cari ya karna kita sedang dalam kondisi haus dan lapar (memenuhi nutrisi otak maksudnya) kampus bahkan berpindah posisi makna karna munculnya culture shock tersebut membuat sebagian orang menganggap bahwa kampus menjadi salah satu lingkungan yang toxic (memberi dampak buruk) sebenarnya itu bukan salah lingkungan kampusnya melainkan orang-orang yang ada dalam lingkaran tersebut (jangan sampai salah makna ya!). Dan yang menjadi pertanyaanya adalah apakah orang-orang tersebut, disebut sebagai bagian dari orang-orang yang gagal dalam bersosial dan beradaptasi atau tidak sebenarnya atau bisa jadi dia yang tidak ingin berbaur? (dipersilahkan memberi komentar)

           

      Kedua hal itu bisa saja terjadi namun bagaimana sih sebenarnya kita mengatasi fenomena tersebut? (Mari kita selesaikan)

Menurut salah satu sumber yang saya baca cara mengatasi culture shock ini adalah yang pertama, kita harus perlu menyadari dan mengakui perasaan tidak nyaman tersebut kepada orang lain. Karna apa? ketika ketidak nyamanan itu semakin kamu tutup maka akan bisa membawa penyakit mental bagi kamu sendiri dan jangan sampai kamu berpikir bahwa  karna kamu memang berada pada kaum minoritas dan dinomor sekiankan membuat kamu segan dan engan untuk menyampaikan hal sedemikian. Hei jangan salah keberanian dan mampu menyampaikan apa adanya jauh lebih diacungkan jempol bro sist.

Yang kedua, berpikir terbuka. Artinya kita harus mampu menerima segala hal yang terjadi dilingkungan sekitar kita, dan usahakan hidari yang namanya Baper alias bawa perasaan. Yang katanya mah kalau masih baper berarti main mu kurang jauh, pulangmu masih kurang malam bro sist.

Yang ketiga, mempu mebuka diri terhadap hal-hal baru. Nah ini nih yang harus perlu dan penting kita lakukan. Karna memang tak selamanya hal-hal baru itu berdampak buruk kan, bisa jadi karna kamu belum pernah mencobanya

Yang keempat, Terlibat langsung dengan budaya tersebut. ya mau tidak mau wajib hukumnya kita memang harus bisa terlibat didalamnya salah satunya agar kita tidak gagal dalam bersosial dan karna memang kita sekarng ada dilingkungan itu.

Dan yang terakhir, Bersosialisasi. Intinya memang kita harus bersosialisasi kalaupun kamu tidak ingin bersosialisasi ya satu yang pasti, kamu tidak akan dikenal sama orang. Sedih kan apalagi diposisi yang kita kenal dan tau mereka tapi kita sendiri malah asing bagi mereka huhuhuhuhu. Intinya jangan pernah membatasi diri dalam hal apapun itu yang kiranya bisa mengupgrade diri kamu menjadi naik satu tingkat.

Terima kasih telah membaca tulisan ini sampai pada titik akhir semoga bermanfaat. cmiiiwww

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun