Drama merupakan seni pertunjukan  yang menggambarkan konflik kehidupan  baik manusia dengan alam melalui  dialog yang dimunculkan dalam drama. Kalian pernah menonton pementasan dramakah? Tidak sedikit orang  yang sering menonton pementasan drama, dari kalangan anak-anak lalu remaja hingga dewasa. Sebagian orang lainnya tidak atau belum pernah menonton drama secara langsung disebabkan faktor-faktor tertentu.
Mereka yang tidak menonton drama bisa disebabkan karena tidak adanya pementasan drama yang ditampilkan di daerah tersebut, atau tidak ada tuntutan yang mengharuskan menonton drama. Dalam pementasan drama  selain sebagai hiburan, pertunjukan drama mengandung nilai-nilai pendidikan, sosial, budaya, filsafat, ekonomi, politik.
Bagi mahasiswa, untuk mempelajari drama tidak mudah memahami jika mempeajari teori atau  sekedar materi saja. Karena materi yang menjelaskan tentang drama atau berkaitan dengan drama bisa ditunjang melalui media sosial. Akan tetapi materi tentang drama jika hanya dibaca akan menjadi sebatas pengetahuan. Oleh karena itu, penting menonton pementasan drama untuk visualisasikan materi yang dipelajari.
Pementasan drama biasanya disaksikan dengan hikmat, supaya alur cerita yang disajikan tersampaikan dengan baik kepada penonton. Dalam  pementasan biasanya juga terdapat aturan-aturan bagi penonton seperti tidak memotret dengan flash, tidak diperbolehkan makan, tidak diperbolehkan berisik, dilarang merokok, merekam gambar sepenuhnya, keluar masuk audiotorium atau  tempat pementasan drama dan lainnya.
Aturan dalam menonton pementasan drama sebaiknya selalu diperhatikan, untuk mendukung berjalannya pementasan drama serta dapat menikmati acaranya.
Hal tersebut menjadi salah satu tujuan pementasan drama yaitu sebagai hiburan. Penonton juga akan menambah wawasannya setelah pementasan drama, karena biasanya  cerita pemnentasan drama salah satunya menjadi edukasi.
Dengan visualiasi cerita yaitu pementasan drama, sering mendapat prokontra dari penontonnya. Hal itu memang wajar terjadi, karena tidak setiap pementasan drama itu sempurna. Biasanya dalam pementasan drama membutuhkan persiapan yang sangat matang, baik segi latihan antar tokoh, tata panggung ,tata suara dan lainnya. Mereka harus saling berkolaborasi dengan baik supaya pementasan berjalan dengan maksimal.
Sebuah  pementasan drama tak luput dari rasa deg-degan dari setiap scene, karena sang tokoh biasanya selalu berusaha menampilkan karakter tokoh itu dengan sungguh-sungguh. Supaya penonton yang bisa menikmati hasil dari kolaborasi antar tokoh dan pihak-pihak yang terlibat dalam  pementasan. Setiap pementasan akan memiliki pesan dan kesan berbeda bagi setiap penonton. Meskipun memiliki kesan dan pesan berbeda, unsur dan struktur drama tidak berubah sesuai dengan teorinya.
Hal tersebut yang menyebabkan pentingnya mahasiswa menonton pementasan drama.
Karena materi drama akan lebih mudah dipahami setelah menonton pementasan drama.
Di dalam pementasan drama terdapat unsur dan struktur drama yang  tidak terpisahkan. Unsur drama menurut  Aristoteles terdiri dari Plot (mythos), Character (ethos),  Thought (dianoia), diction (lexis), Rhytm(melody) dan Spectacle. Mungkin unsur-unsur drama ini asing, karena umumnya unsur drama terdiri unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur drama pertama Plot (mythos) artinya urutan peristiwa dalam cerita atau bisa diebut jalan cerita, yang  fungsinya untuk menjelaskan jalan cerita dalam drama.
Selanjutnya Character (ethos) merupakan nama lain dari tokoh  atau lakon atau agen atau pemain peran yang sesuai dengan naskah drama. Berikutnya thought (dianoia) yang merupakan sebuah gagasan penulis naskah drama yang berisi pesan yang disampaikan kepada penonton atau bisa disebut dengan amanat. Lalu diction (lexis) adalah unsur drama yang berisi dialog, atau naskah drama yang berisi percakapan yang dipilih kata-katanya.
Bagian unsur drama berikutnya rhytm (melody) yaitu nada, atau musik yang mengiringi pementasan drama. Yang terakhir  spectacle (mise en scene) yang berisi tentang pengaturan tata panggung, tata cahaya, tata busana dan lainnya. Adapun struktur drama aratinya sebuah susunan dalam pementasan drama harus ada prolog (bagian awal cerita yang mengantarkan drama akan dimulai), dialog( percakapan antar tokoh dalam drama yang didalamnya terdiri dari orientasi cerita, komplikasi cerita dan resolusi ) dan epilog ((bagian penutup drama berupa kesimpulan atau kata penutup).
Nah, materi mengenai unsur dan struktur drama dapat dipelajari dari berbagai sumber baik buku maupun media sosial. Adapun dalam penerapannya atau visualisasinya bisa didapatkan dalam pementasan drama. Sehingga sangat penting bagi mahasiswa khususnya fakultas sastra untuk sering menonton pementasan drama supaya lebih menguasai tentang drama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H