2. Hubungan Sastra dengan Ideologi
    Antara sastra dengan ideologi memiliki keterkaitan, jika ideologi diartikan sebagai kumpulan gagasan atau ide-ide. Karya sastra akan lahir melalui sebuah  ideologi dari penciptanya, dengan ideologi menggunakan bahasa yang kreatif dan imajinatif sehingga terbentuk sebuah karya sastra.
3. Hubungan Sastra, Politik dan Ideologi
    Setelah  membahas sastra, politik dan  ideologi maka ketiga hal tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Menurut teori Sapardi Djoko Pramono hubungan sastra, politik dan ideologi tergolong menjadi empat aspek keterkaitan yaitu pertama  pemikiran teori Plato yang membahas hubungan sastra dan masyarakat, dimana kehidupan  nyata jauh lebih tinggi kedudukannya dibanding dunia sastra yang berdasarkan ideologi.Kedua, pemikiran Plato nbahwa idealnya masyarakat yaitu lebih banyak menggunakan akal sehat dibandingkan perasaannya, sehingga muncul anggapan bahwa lebih baik menjadi hal yang ditiru dari pada menciptakan barang tiruan. Ketiga menyebutkan jika sastrawan yang suka mengkritik akan mengunggulkan karya sastranya dibanding sastrawan yang  bersikap sebaliknya. Keempat yaitu karya sastra yang klasik akan  menemukan  ungkapan dalam mencari makna.
    Kesimpulannya bahwa sastra itu lahir dari ideologi penciptanya dimana ideologi itu bisa berisi tentang masalah sosial, politik, budaya, ekonomi dan sebagainya. Sehingga dalam  menciptakan sebuah karya sastra bisa menjadi sarana kritik politik yang disampaikan penciptanya berasal dari ideologi penggambaran situasi politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H