Kala siang sedang meradang
Tiada peduli siapa sedang menghadang
Mentari dengan sinarnya tetap menerjang
Menyerang di hadapannya yang memandang
                  Â
Para pejuang receh menikmati tanpa mengeluh
Meski tubuhnya basah penuh dengan peluh
Baginya harus tetap bekerja sungguh-sungguh
Agar sakunya terisi penuh
Siang yang menantang jadi sahabat sejati
Tanpa pernah bosan kan slalu menemani
Setiap menit ketika mengais rejeki
Hingga hilangnya sang matahari
Bisingnya suara di kala siang
Tak mampu menaklukkan mata jalang
Tat kala dihadapannya berkibar lembaran uang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H