Mohon tunggu...
Sri Indarti
Sri Indarti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi menulis dan membaca. Setiap hari berusaha untuk menulis meskipun hanya satu kalimat, untuk merangsang imajinasi dan melatih kemampuan bahasa tulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Drama Pagi

25 Juni 2023   17:29 Diperbarui: 25 Juni 2023   17:49 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangan kecil itu erat mencengkeram

Tak ingin melepaskan leher ibunya

Seolah ia tahu akan ditinggal pergi

Ibunya tersenyum memandangi wajah mungil tu

Ditempelkan hidungnya dengan hidung si kecil

Sambil bergerak lembut menggeleng-gelengkan kepala

Terdengar tawa si kecil terkekeh-kekeh kegelian

Hati sang ibupun luluh

Menunda sejenak tuk berangkat kerja

Didekapnya si kecil erat-erat tak hendak melepasnya jua

Bak seorang penari bergerak mengitari lantai

Ketika terdengar bunyi alarm

Si kecilpun langsung turun dari pelukan ibunya

Ia berlari masuk rumah sambil melambaikan tangan

Berkali-kali kepalanya menyembul dari balik pintu

Apakah masih ada ibunya atau sudah pergi

Kalau ibunya belum pergi

Tangan mungilnya menempel dibibir

Tanda ucap sayang tuk menghantar kepergian sang ibu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun