Kejujuran akan berada di dalam diri seseorang, jika hal itu sudah dibiasakan sedari kecil. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam penanaman sikap jujur.Â
Di sekolah, sebagian besar guru telah melakukan berbagai cara agar kejujuran itu tertanam dalam diri siswa. Salah satunya dalam setiap kali PBM, guru selalu mencari trik agar siswa tidak menyontek ketika latihan ataupun membuat PR. Sebagian besar guru yang ketika mengetahui siswa menyontek, maka mereka memberikan sanksi berupa pengurangan nilai, membuat ulang PR tersebut tanpa melihat PR yang telah dibuat sebelumnya, dan trik lainnya.Â
Namun hal itu tidaklah membuat jera anak-anak, malahan mereka setelah itu tidak mau membuat PR. Pada akhirnya, guru putar otak kembali, bagaimana cara menyelesaika  masalah seperti itu. Guru membuat beberapa aturan agar siswa disiplin dalam PBM.Â
Dari pihak sekolah juga berusaha menanamkan kejujuran  pada diri siswa dengan menggunakan aplikasi anti kecurangan pada USBD (Ujian Sekolah Berbasis Digital) tahun ini.  Ujian hari ini memasuki hari keempat.Â
Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi Exambrowser. Aplikasi ini dikembangkan oleh Pusmenjar (Pusat Asesmen dan Pembelajaran). Exambrowser memiliki tampilan yang berbeda dan dirancang dengan tingkat keamanan ya g tinggi yang membuat peserta didik tidak dapat mengakses aplikasi lain selama mengerjakan USBD.Â
Exambrowser betfungsj menampilkan  layar/halaman tersebut secara penuh tanpa navigasi sehingga mencegah peserta tersebut untuk berpindah ke aplikasi lain. Selain itu,  juga berguna untuk memastikan peserta didik yang sedang melakukan  ujian adalah benar pengguna aplikasi resmi Pusmenjar, sehingga dapat meminimalisir akses ke laman ujian dari pihak yang tidak berkepentingan.Â
Aplikasi exambrowser dapat membantu me gurangi kecurangan saat melakukan ujian online karena siswa tidak dapat melakukan screeshoot atau mengakses aplikasi lainnya saat ujian dilakukan.Â
Usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk menanamkan kejujuran, Alhamdulillah telah berhasil menekan tingkat kecurangan dalam pelaksanaan ujian.Â
Pada hari kedua dan ketiga ujian, kedapatan salah seorang peserta didik tidak menggunakan aplikasi exambrowser dan melakukan kerjasama dengan google dan peserta didik lain. Untuk itu, pengawas dengan petugas line yang ditempatkan di masing2 lorong kelas harus mengecek HP setiap siswa ketika ujian.Â
Namun ada lagi kecurangan  yang dilakukan siswa di hari berikutnya. Salah seorang siswa membawa 2 HP ketika ujian. Pengawas dengan sigap menyuruh siswa yang membawa 2 HP agar menaruh HP tersebut di atas meja pengawas.Â
Ternyata untuk menanamkan kejujuran kepada diri anak-anak yang akan  menjadi penerus bangsa ini perlu kesabaran.Â
Ini adalah PR bagi kita semua, untuk menciptakan anak-anak yang jujur agar negara ini terbebas dari korupsi. Hal itu dapat dimulai dari dalam rumah tangga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H