Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ideologi Transnasional dan Indonesia Emas

20 Juli 2024   19:36 Diperbarui: 20 Juli 2024   19:38 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Direktur Bina Ideologi Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kementrian Dalam Negeri Indonesia memberi penjelasan soal ideologi transnasional. Menurut dia, ideologi transnasional adalah ideologi yang menyebar dan diaanggap biasa oleh warga di banyak negara karena perbatasan antar negara semakin kabur dan teknologi amat berkembang di era digitalisasi sekarang ini.

Sekitar era orde baru, dimana  teknologi belum berkembang seperti sekarang ini, ditambah kita masih dalam rezim Orde Baru dimana kebebasa dalam segala hal dibatasi, termasuk soal informasi.

Nah, tanpa mengecilkan arti reformasi, pada saat itulah para pengikut atau pemuja ideologi transnasional membonceng idu keterbukaan. Mereka yang selama ini bermain di bawah tanah pelan-pelan membuka diri dan tanpa malu-malu menyebarkan faham ini ke banyak pihak termasuk bidang pendidikan.

Kita bisa membaca di sejumlah penelitian yang menemukan bahwa banyak guru bahkan dosen yang terpapar ideologi transnasional. Jika ditularkan atau teramplifikasi melalui pendidikan, itu adalah hal yang sangat mengkhawatirkan karena transfer ideologi itu melalui otak dan itu sangat berbahaya untuk generasi mendatang.

Penelitian juga banyak mengungkap bahwa sesi ceramah pada saat solat jumlat di masjid-masjid bahkan masjid milik pemerintah juga tak luput dari penyebaran ideologi transnasional itu. Bahkan teramplifikasi melalui tokoh-tokoh agama yang memberi ceramah di mimbar-mimbar Jumat.

Inilah salah satu tugas dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dibentuk pada bulan Juli 2010. Pada usianya yang ke 14 memang banyak sekali pekerjaan pencegahan radikalisme dan terorisme yang telah dilakukan lembaga ini. Mereka mengadakan pencerahan di sekolah, di pondok pesantren , di beberapa universitas dan organisasi kemasyarakatan.

Pekerjaan ini tentu saja tidak mudah karena sebuah ideologi yang tertanam di otak atau hati tak mudah untuk terkuak. Beberapa media pernah mempersoalkan sepasang suami istri yang sudah mendapat pengarahan soal NKRI dan berjanji meninggalkan ideologi transnasional termasuk radikalisme, di kemudian hari ditemukan sebagai pelaku bom gereja di Filipina.

Karena itu, mari kita bersama mendukung penuh usaha BNPT untuk menciptakan Indonesia yang damai lepas dari radikalisme dan terorisme. Kondisi damai ini penting untuk menciptakan Indonesia emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun