Jika kita memiliki kepedulian, maka kita tidak akan menyakiti orang lain, karena kita tahu kalau disakiti itu bisa memberikan dampak yang negatif. Jika bom bunuh diri itu bisa memberikan dampak negative, maka jangan lakukan.Â
Jika menuduh kafir atau sesat, bisa memicu terjadinya perilaku intoleran, maka jangan lakukan. Hargailah keberagaman dan perbedaan, karena Allah SWT menciptakan bumi dan seiisinya ini penuh dengan keberagaman dan perbedaan.
Salah contoh lain yang bis akita jadikan renungan adalah tradisi siskamling. Dulu, di desa-desa banyak menerapkan sistem keamanan keliling ini, untuk menjaga keamanan dan ketertiban.Â
Pola ini dilakukan secara bergantian, sehingga antar masyarakat bisa saling mengenal dan silaturahmi. Dan tradisi ini, masyarakat bisa mengetahui apa yang terjadi di desanya. Dengan pola ini pula, masyarakat bisa melakukan sisten deteksi dini, terhadap paham-paham radikal yang bersifat eksklusive di tengah masyarakat.
Masih banyak contoh nilai kearifan lokal yang bisa kita jadikan teladan. Hal ini penting karena propaganda radikalisme saat ini begitu masih di media sosial. Provokasi, ujaran kebencian, dan hoaks yang berujung pada intoleransi, merupakan bentuk dari propaganda radikalisme yang terus dimunculkan oleh kelompok radikal.Â
Sentimen ini telah masuk ke semua lini kehidupan, bisa masuk kapan saja dan dimana saja. Karena itulah, mari menjadi individu yang cerdas, menjadi netizen yang cerdas, agar tidak mudah terombang ambing oleh informasi menyesatkan, termasuk paham radikalisme. Salam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H