Manusia merupakan makhluk Tuhan yang dianggap paling sempurna, karena mempunyai akal, nafsu dan perasaan. Berbeda dengan binatang yang cenderung lebih didominasi nafsunya.Â
Dengan akal manusia bisa membedakan mana yang baik, mana yang salah. Dengan perasaan manusia bisa mengetahui mana lezat mana hambar. Mana senang mana sedih.Â
Dengan nafsu manusia bisa mewujudkan segala keinginannya. Baik itu keinginan yang positif atau negative. Ketiganya harus sejalan seiring. Jika nafsu yang menguasa, maka manusia akan berubah menjadi makhluk yang tidak logis. Yang merasa paling benar, paling tahu, dan paling segalanya.Â
Manusia menjadi tidak logis, karena logika yang diberikan Tuhan menjadi tumpul karena tidak pernah digunakan. Dan saat ini, tentu masih ada manusia yang segaja tidak menggunakan logikanya.
Di tengah kemajuan teknologi informasi ini, sebagian masyarakat justru ada yang aktif menyebarkan informasi yang menyesatkan. Perkembangan hoaks dan provokasi di media sosial begitu masif terjadi.Â
Aktifitas ini bahkan sudah terjadi bertahun-tahun. Ketika ada peristiwa tertentu, entah itu yang berhubungan dengan politik, kebijakan pemerintah, atau bencana sekalipun, hoaks dan provokasi menunjukkan eksistensinya di dunia maya. Dan tentu saja, kemunculan hoaks dan provokasi tersebut tidak bisa dilepaskan dari campur tangan kita sebagai manusia.
Jika kita menggunakan akal dan perasaan, tentu akan bisa mengendalikan nafsu. Sekarang ini nafsu menyebarkan hoaks, ujaran kebencian dan provokasi di media sosial, masif terjadi.Â
Akibatnya, masyarakat menjadi bingung mencerna, mana informasi yang benar mana yang salah. Dalam kebingungan inilah, menuntut kita semua untuk menggunakan akal yang telah diberikan Tuhan kepada kita semua.Â
Ketika menemukan informasi yang meragukan, gunakanlah logika kalian. Gunakanlah rasa yang kalian punya. Tanyalah pada diri kita dulu, benar atau tidak ya informasi ini?Â
Carilah informasi pembanding di media mainstream atau pendapat para ahli. Hal ini penting agar kita bisa mengasah logika berpikir kita sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna.
Sebagai manusia, memainkan nalar atau logika penting dalam keseharian. Jangan mencerna setiap informasi hanya dari luarnya. Lihatlah konteksnya. Lihatlah secara utuh agar bisa membaca dengan  obyektif.Â