Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Introspeksi, Setop Kebencian di Tahun Politik!

18 Oktober 2018   06:42 Diperbarui: 18 Oktober 2018   08:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Pemilu Damai - www.antarafoto.com

2019, merupakan momentum bagi Indonesia untuk menentukan presiden, wakil presiden dan anggota legislative. Tahun 2019 merupakan rangkaian tahun politik setelah sebelumnya sukses menggelar pemilihan kepala daerah secara serentak pada 2018. 

Persoalannya, tahun politik selalu saja ramai dengan adu kepentingan untuk bisa duduk di kursi kekuasaan. Siapa yang kuat, merekalah yang diperkirakan bisa menguasai kekuasaan. Karena itulah, untuk bisa duduk di kursi kekuasaan, seringkali para pihak menggunakan berbagai cara. Tak terkecuali menebar bibit kebencian untuk menjatuhkan elektabilitas pasangan lawan.

Setelah masa kampanye dibuka, publik berharap para paslon dan calon legislative, mulai sibuk 'menjual' program yang berpihak ke masyarakat. 

Jika nanti terpilih, akan melakukan ini, akan melakukan itu. Publik berharap timses akan saling adu gagasan tentang solusi sebuah persoalan. Atau timses saling adu gagasan tentang solusi Indonesia kedepan. 

Semuanya begitu terlihat dimasa kampanye ini. Bahkan, yang kuat terlihat adalah para pihak saling menjelekkan, saling mencaci dan mengkritik tanpa disertai data, atau saling mencari kejelekan pasangan calon. Bahkan, untuk urusan berita bohong Ratna Sarumpaet, masih terus dibahas dan 'digoreng' hingga saat ini.

Ketika isu Ratnaalam masih bergulir, muncul peristiwa dugaan peluru nyasar ke gedung DPR. Hal ini pun kembali digoreng oleh pihak-pihak tertentu. Dan lagi-lagi, tidak ada diskusi yang membangun antar kedua belah pihak. 

Persoalan peluru nyasar kemudian berkembang menjadi hal yang politis, seperti yang terjadi pada kasus kebohongan Ratna. 

Setelah ini mungkin akan ada lagi 'drama' baru yang akan muncul. Apakah hingga tahun 2019 mendatang 'drama' semacam ini akan terus terjadi? Dulu ada penyerangan ulama, padahal hal itu sengaja dilakukan oleh oknum tertentu untuk mendiskreditkan pemerintah. Apakah hal semacam ini akan kembali terjadi?

Masyarakat diharapkan bisa melihat segala sesuatunya secara jernih. Jangan sampai mudah terprovokasi dengan informasi yang belum tentu benar. 

Juga jangan mudah terprovokasi dengan sentimen-sentimen negative yang sengaja dimunculkan, untuk membuat kerukunan di negeri ini terganggu. Ingat, banyak sekali kelompok yang ingin mendompleng jika kekacauan terjadi jelang pilpres dan pileg ini. 

Menjadi tugas kita bersama untuk terus saling mengingatkan, bahwa menebar kebencian di tahun politik tidak ada gunanya. Dan menjadi tugas kita bersama, untuk terus menebarkan pesan-pesan kedamaian, pesan yang inspiratif dan inovatif sehingga mampu memberikan semangat baru bagi generasi penerus.

Ayolah kita bangun masa kampanye ini sebagai momentum untuk saling menguji, dengan saling adu program. Jika memang kedua paslon ini merupakan paslon pilihan, dan timses nya pun orang-orang pilihan, mulailah untuk menghadirkan program yang solutif dan bukan hanya jargon. Jika petahana merasa banyak keberhasilan, apa rencana yang akan dilakukan selanjutnya jika terpilih. Jika posisi mengusung isu ekonomi, jelaskan secara detil ke publik, sehingga masyarakat benar-benar tercerahkan dari program yang membangun tersebut. Perhelatan politik diisi oleh kaum terdidiik, semestinya pesan yang muncul juga memberikan pendidikan baru bagi publik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun