Agama ada untuk menuntun manusia ke arah yang benar. Agama ada untuk membuat hati manusia sejuk, tenang dan damai. Untuk bisa merasakan itu semua, ada aturan-aturan yang harus diikuti dan tidak boleh dilanggar. Upaya untuk mengikuti aturan dan upaya untuk bisa merasakan ketenangan dan kedamaian itulah, yang kemudian melahirkan adat istiadat, norma, nilai dan budaya. Semuanya bercampur menjadi satu dalam kehidupan sehari-hari manusia itu sendiri.
Jika belajar dari sejarah, agama dan budaya mempunyai hubungan yang sangat dekat. Ketika Islam masuk ke Jawa, tidak pernah menghilangkan unsur atau nilai budaya yang telah ada sebelumnya. Begitu juga dengan agama-agama lainnya, tidak pernah menghilangkan tradisi masyarakat yang sudah ada jauh sebelum agama itu masuk ke wilayah tersebut. Kebudayaan lokal senantiasia merangkul semua agama yang ada. Dan agama juga tidak pernah menghilangkan tradisi masyarakat lokal. Dan agama melebur dalam kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Menjadi manusia yang beragama, akan belajar juga menjadi manusia yang berbudaya. Karena dalam agama diatur bagaimana menghormati dan menghargai antar sesama. Ajaran agama juga menganjurkan setiap manusia saling mengenal. Saling mengenal agar tidak ada prasangka. Saling mengenal agar bisa tahu, kalau setiap umat muslim menjalankan ibadah sholat wajib lima kali dalam sehari. Saling mengenal agar bisa tahu bahwa umat kristiani ada ibadah setiap minggu. Begitu juga dengan agama-agama yang lain. Ketika kita saling mengetahui, yang muncul adalah rasa saling peduli.
Dari lahir hingga dewasa, manusia tinggal dan hidup dalam sebuah keluarga, yang mempunyai adat istiadat dan budaya yang berlaku. Bagi masyarakat Jawa, tentu akan dekat dengan tradisi Jawa dalam kesehariannya. Begitu juga dengan masyarakat Batak, Sunda, ataupun suku lainnya, juga akan dekat dengan tradisi budayanya. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang berbudaya. Tuhan memberikan manusia akal, pikiran dan perasaan. Perpaduan semuanya membuat antar manusia saling menghargai, menghormati dan tolong menolong antar sesama.
Manusia berbudaya tak memandang apa latar belakangnya. Siapapun dia yang merasa dirinya manusia, mereka harus memanusiakan manusia. Tidak boleh memberlakukan manusia lain dengan cara merendahkan. Tidak boleh mencaci, memaki, ataupun melakukan tindakan negatif lainnya. Karena manusia itu dilengkapi akal dan perasaan, segala ucapan dan perilakunya pun semestinya untuk kebaikan semua umat. Jika ada manusia yang suka mencaci, atau merendahkan orang lain, berarti mereka masih belum menjadi manusia yang berbudaya.
Perpaduan antara agama dan budaya, juga terlihat dalam nilai-nilai Pancasila. Indonesia merupakan negara yang beragama dan berbudaya. Agama dan budaya tidak hanya menjadi fondasi bagi manusia, tapi juga peradaban suatu bangsa. Karena itulah menjadi pribadi yang beragama dan berbudaya mutlak dilakukan di bumi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H