Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perempuan dalam Isu Terorisme

13 Oktober 2015   13:11 Diperbarui: 13 Oktober 2015   13:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika mencoba melihat fenomena terorisme dari sudut pandang lain, saya menemukan kenyataan terdapat sexisme di dalamnya. Bahwa selama ini terorisme, sama halnya dengan politik, didominasi oleh interaksi kaum adam. Terlebih pada terorisme yang mengatas namakan agama, peran laki-laki adalah segala-galanya, mulai dari penyusun strategi, penentu keputusan, hingga eksekutor. Perempuan dalam hal ini lebih banyak menjadi saksi mata yang tidak dapat berbuat apa-apa, bahkan tak jarang malah menjadi bagian dari obyek sasaran, apalagi jika perempuan terkait berasal dari kelompok yang diserang.

 

Namun bukan berarti perempuan tidak memiliki peluang untuk berperan dalam memerangi terorisme. Tengoklah peran Malala Yousafzai, gadis remaja yang pantang menyerah memperjuangkan kesempatan pendidikan bagi kaum hawa di bawah tekanan rezim Taliban di salah satu kawasan di Irak. Meskipun dirinya pernah tertembak di dahi, dan kemudian koma, ketika nekat berangkat sekolah, namun tidak membuat perjuangannga terhenti. Bahkan kini, perjuangannya juga merembet pada penghapusan kekerasan dan kampanye cinta damai.

 

Malala adalah satu dari sedikit perempuan yang vokal dalam memperjuangkan perdamaian dan anti kekerasan. Meskipun banyak halangan menjegalnya, namun Malala tetap yakin bahwa peranan perempuan penting dalam mewujudkan perdamaian.

 

Bukan hanya Malala, banyak perempuan hebat lainnya yang begitu semangat dalam melawan kekerasan dan mengupayakan kehadiran damai. Ada Aung San Suu Kyi yang vokal mengecam kekejaman junta militer Myanmar, ada juga mendiang Indira Gandhi yang terkenal gigih menjauhkan kekerasan dalam memersatukan India, dan banyak perempuan inspiratif lainnya. Mereka diakui oleh dunia memiliki pengaruh penting, di mana baru mendapat dukungan pemerintahnya justru setelah menerima hinaan (bahkan kematian) beberapa lama waktunya.

 

Terkait terorisme, penting diperhatikan apabila terorisme berkembang di suatu daerah, maka korban kekerasan terbesar di wilayah tersebut ialah perempuan. Ketika teror terjadi, perempuan kehilangan suami dan anak-anaknya, perempuan dirampas haknya sebagai manusia dan berbagai alasan lainnya yang kesemuanya merugikan kaum perempuan.

 

Dengan demikian, tentunya perempuan-perempuan disetiap daerah harus memulai untuk memperhatikan dan isu-isu sosial terlebih yang berkaitan dengan terorisme. Dengan memperhatikan isu, perempuan akan lebih waspada dan tentunya akan lebih memperjuangkan hak-hak perdamaian. Sesungguhnya, perempuan-perempuan di setiap daerah memiliki peran yang lebih dari sekedar merawat anak-anaknya. Perempuan memiliki peran untuk menyebarkan ketentraman, mengajarkan nilai-nilai kasih sayang yang pada akhirnya berujung pada atmosfer perdamaian.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun