Mohon tunggu...
Sri Martin
Sri Martin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan: Pembelajaran Bermodel

29 April 2016   14:00 Diperbarui: 29 April 2016   14:14 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam sebuah kehidupan begitu banyak arti dari sebuah pendidikan. Pendidikan tidak hanya di dapat melalui sebuah pengajaran secara formal di dalam ruangan. Di Indonesia sendiri pendidikan menjadi salah satu tujuan Negara, dimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yakni “…mencerdasakan kehidupan bangsa...” Pendidikan merupakan proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesame manusia. Jhon Dewey dalam Faturrahman, dkk (2012:1) Sedangakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan dalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI Offline1.5) Begitu banyak pendapat mengenai apa itu pendidikan, namun secara garis besar dapat disimpulkan bahawa pendidikan merupakan sebuah cara untuk membentuk ataupun merubah sebuah tata kelakuan, sikap dan perilaku seseorang ataupun banyak orang baik secara intelektual dan emosional melalui pengajaran, pelatihan dan perbuatan. Dalam dunia pendidikan, ada berbagai bentuk Ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pembelajran bagi peserta didik. Selalu ada sudut pandang yang berbeda mengenai makna dari sebuah pembelajran ilmu pengetahun kepada peserta didik, dimana misalkan dalam sudut pandang sosiologi, memandang pendidikan dari aspek social, Antrophologi memandang pendidikan dari enkulturasinya. Dari segi psikologi memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu. Dan dari segi ilmu ekonomi, pendidikan dipandang sebagai cara instan untuk memahami usaha penanaman modal yang dapat meningkatakan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. (Faturrahman, dkk. 2012:5) Dalam dunia pendidikan setiap pendidik memiliki caranya sendiri untuk merubah bahkan membentuk kepribadian dan kemampuan kognitif siswa melalui berbagai model pembelajaran bahkan dengan berbagai pendekatan. Menurut Wenger dalam Huda (2015: 2) “Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun social.” Salah satu bentuk pembelajaran adalah pemerosesan informasi. 

Paradikma pembelajaran memberikan suatu perlakuan yang berbeda terhadap pengetahuan. Bagi sekolah-sekolah yang berparadigma pembelajaran, pengetahuan selalu muncul dalam setiap pikiran peserta didik dan ia terbentuk dari pengalaman Individual peserta didik. (Huda, 2015:02-14) Pada kenyataan yang terlihat dalam kehidupan dewasa ini, pendidikan tidak dapat benar-benar merubah sikap dan pengetahuan daripada peserta didik. Dimana ini terlihat dari tata cara bicara merekayang sudah mulai biasa kepada pendidiknya dalam hal ini adalah guru. Dalan arti bahwa peserta didik sudah mengurangi kadar hormat kepada pndidik. Seperti misalkan memanggil pendidik dengan sebutan “Broo”. Sebutan biasa bagi mereka namun sebenarnya telah mengurangi bentuk rasa hormat kepada guru. Dimana kebiasaan siswa memanggil guru dengan sebutan biasa seperti itu dilakukan di lingkungan sekolah. Jika di luar lingkungan sekolah mungkin tidak apa-apa bagi beberapa kalangan, namun secara tidak sadar, guru di sini telah dianggap sebagai teman sebaya. Dan biasanya siswa jarang benar-benar mendnegarkan apa yang dikatakan temn sebaya. Upaya yang harus terus dilakukan oleh seorang pendidik bukan mengjarkan, bukan member contoh, bukan guru sebagai yang dikuku dan ditiru. 

Namun, guru atau pendidik menjadi sosok yang mampu membimbing peserta didik untuk menjadi lebih baik. Salah satu contoh model pembelajaran yang memberikan keaktifan pada siswa dan keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran adalah melalui model pembelajaran kaloborasi Student Team Achievement Devision (STAD) dengan picture and picture. Dimana guru memberikan penuasan secara kelompok untuk menyusun gambar yang telah dibagikan guru dan menempelkannya di depan kelas. Lalu ada juga pemberian penugasan berkelompok, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi menyelesaikan sebuah tes yang diberikan oleh guru. Banyak jenis dari sebuah model pembelajaran dan banyak model yang dapat dikaloborasikan agar menjadi model pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan memberikan efek yang baik kepada peserta didik. 

Maka dari itu guru harusnya memberikan pembelajaran dengan cara yang menarik dan menyenangkan untuk dapat merubah cara pandang peserta didik terhadap guru dan merubah mereka baik secara psikologi bahkan kognitifnya. Dari model ini guru dapat dinilai apakah guru yang biasa atau guru luar biasa. Sama seperti saat melakukan wawancara kepada salah satu peserta didik di SMAN 1 Jonggat, guru yang hanya berceramah saja tidak terlalu diperhatikan dan didengarkan oleh peserta didik di dalam kelas. Jadi, guru atau pun calon guru perlu untuk mempelajari cara dan mengimplementasikan model pembelajaran pada mata pelajaran yang menjadi tugasnya. Refrensi: Huda, Miftahul. 2015. “Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran”. Yogyakarta: Pustaka pelajar Faturrahman, dkk (2012:1) KBBI Offline 1.5

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun