Mohon tunggu...
Bonaventura Suprapto
Bonaventura Suprapto Mohon Tunggu... -

pendidik dan menyukai pendidikan sepanjang hayat. Senang membaca.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kekerasan Seksual dan Pendidikan dalam Keluarga

6 Februari 2015   18:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keempat, menyampaikan informasi tentang seksualitas secara hati-hati, jelas serta dalam waktu yang tepat. Penggunaan kata-kata tidak harus vulgar tetapi juga tidak samar-samar. Memberikan begitu banyak detail kepada anak merupakan tindakan yang ceroboh, tetapi menunda memberikan informasi juga tidak bijaksana, karena setiap pribadi mempunyai keingingan alamiah untuk mengetahui apa yang ada dalam dirinya sendiri, terutama dalam budaya dimana banyak hal dapat dilihat, bahkan di depan umum.

Kelima, perlu mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan khusus anak sesuai dengan perkembangannya. Sebagai contoh menghadapi anak pada masa puber, dimana mereka mulai menemukan diri serta dunia batinnya sendiri,  munculnya rencana-rencana yang mencerminkan idealisme, masa bangkitnya perasaan mencintai, masa mulai berkembangnya tanda-tanda seks sekunder disertai naluri-naluri biologis seksualitasnya.

Pada masa ini remaja menginginkan kebersamaan, kegembiraan, tetapi juga merupakan masa pancaroba, penuh gejolak dan krisis, masa mencari diri yang kadang-kadang disertai frustasi. Orangtua hendaknya mampu memberi perhatian secara khusus, menjelaskan segala perubahan yang terjadi pada diri mereka.

Semuanya itu dapat terlaksana jika dilakukan secara arif dalam melihat berbagai persoalan, serta mampu menjaga hubungan yang harmonis, terbuka, saling respek, dan berdasarkan kasih sayang. Ini berarti mampu mengembangkan cara berkomunikasi yang efektif dengan remaja. Dengan memberikan empati, berusaha untuk mengerti dunia dari sudut pandang khas anak-anak, banyak mendengar, dan menghindari berbagai hambatan komunikasi seperti menuntut, mengancam, marah-marah, cerewet, merendahkan dan menghina. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun