Di pendalaman NTT, Belu terdapat sebuah kampung yang mungkin tak asing lagi bagi setiap pencinta wisata alam yang dalam seiring waktu sering menjelajah kampung udik penuh misteri ini.
Bukan hanya alam yang memikat tetapi ada pelbagai kekhasan yang juga menarik  mata dan rasa dari setiap penjelajah tersebut. Singkat cerita bukan itu yang ku mau bagikan tapi cuman sekedar info bahwa Ubi kukus tradisional khas yang sungguh memikat perhatian berasal dari kampung udik tersebut.
Kalau sobat penasaran ayo ikutan ceritanya sekedar menikmati ubi kukus walaupun belum mencoba tapi semoga lewat sepenggal tulisan ini mampu memikat rasa,perhatian,kerinduan untuk mencoba menikmati.Ubi kukus ini lebih dikenal oleh masyarakat setempat dalam bahasa tetum"ai uhik kuhus".
Ai uhik  kukus atau istilah kren dalam bahasa daerah adalah ubi kukus  yang merupakan  makanan khas orang-orang kampung di pendalaman tersebut.Ubi kukus atau ut kuhus berasal dari ubi kayu ungkap orang NTT pada umumnya tetapi bagi orang Jawa itu adalah singkong.Nah,ubi kayu atau singkong ini juga hasil dari masyarakat setempat yang notabe adalah petani.
Dari situ ubi kayu atau singkong ini diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan yang namanya ubi kukus itu.Walaupun prosesnya agak sedikit lama tapi tidak menjadi persoalan bagi mereka untuk selalu semangat dalam mengolahnya menjadi makanan setiap hari.
Dengan bahan utama singkong, hidangan dengan nama ai uhik kuhus (ubi kukus) ini biasa dijumpai di pasar, atau bahkan penduduk setempat biasa memasak makanan ini untuk hidangan sehari-hari. Selain cara membuatnya yang cukup mudah, makanan ini juga mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.
Bahan-bahan pembuatnya selain tepung singkong adalah kelapa parut, gula merah, kacang hijau setengah matang dan air. Saat berkunjung ke NTT baru-baru ini, sempat mampir ke salah satu warung penjual ai uhik kuhus.Â
Ternyata cara membuatnya terbilang mudah, yaitu dengan meremas-remas tepung singkong dan kelapa parut yang telah dicampur dengan air, gula merah parut dan kacang hijau di dalam wadah bernama nyiru.Â
Kemudian dibentuk sesuai dengan kepalan tangan. Lalu dikukus di wadah pengukus yang terbuat dari anyaman daun lontar dengan bentuk kerucut, namanya kakuhus. Wadah itu lantas dimasukkan ke dalam hanek (periuk tanah liat) yang telah diisi air dan dimasak di atas api.
Makanan ini umumnya disajikan bersama ikan kuah asam atau bisa pula dinikmati sebagai teman minum kopi. Perlu diketahui, singkong memiliki beragam manfaat bagi tubuh, di antaranya melancarkan pencernaan, sebagai sumber energi, mengatasi sakit kepala, baik untuk diet rendah lemak, mencegah anemia, juga baik untuk dikonsumsi penderita diabetes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H