Tidak lengkap rasanya jika kita pergi ke Semarang namun tidak mendatangi Masjid Agung Jawa Tengah yang begitu megah dan luas. Masjid yang didesain dengan sangat menarik ini membuat banyak pengunjung datang. Namun, bagaimana bila para pengunjung yang berniat untuk wisata religi tersebut justru malah menghilangkan kekhidmatan beribadah yang seharusnya.
Masjid Agung yang mulai dibentuk Tim Koordinasi oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 6 juni 2001 ini terdiri dari unsur Pemerintahan Provinsi, Majelis Besar Ulama Indonesia, Masjid Besar Kauman Semarang, Departemen Agama, Departemen Perkerjaan Umum, Organisasi Kemasyarakatan serta Cendekiawan. Tim ini lebih dikenal dengan sebutan Panitia Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Masjid yang merupakan hasil kembalinya tanah wakaf ini memilki luas sekitar 10 hektar. Pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 september 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang oleh Menteri Agama pada waktu itu. Pemasangan tiang tersebut dihadiri juga oleh tujuh duta besar dari luar Negeri, yaitu Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Mesir, Palestina serta Abu Dabi.
Arsitektur masjid yang merupakan perpaduan Jawa, Jawa Tengah dan Yunani ini di resmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyuno. Gaya yang terpadu seperti gaya timur tengah terlihat dari kubahnya. Gaya Jawa terlihat dari bentuk tanjungan di bawah kubah pertama, sedangkan gaya Yunani tampak dari pilar – pilar koloseumyang dipadu dengan kaligrafi yang indah. Gaya masjid yang menarik lainnya adalah adanya payung – payung raksasa yang hampir sama dengan yang dimiliki Masjid Nabawi di Madinah Arab Saudi. Payung ini dibuka dan ditutup secara otomatis. Tiang – tiang payung memilki tinggi mencapai 20 meter, dengan bentang atau jejaring payung ( diameter ) sepanjang 14 meter. Payung tersebut dibuka pada setiap shalat Jum’at, Idul Fitri dan Idul Adha.
Di dalam MAJT ini terdapat Al- Qur’an raksasa yang ditulis tangan. Al – Qur’an itu terletak di dalam ruang utama tempat shalat. Terdapat pula bedug raksasa yang berukuran 310 cm dan diameter 220 cm.
Masjid ini juga memiliki Menara yang diberi nama Asmaul Husna. Menurut pengaja Masjid Agung, dinamai Menara Asmaul Husna karena tingginya menara tersebut mancapai 99 meter sama seperti 99 jumlah Asmaul Husna. Di atas menara tesebut disediakan teropong untuk menikmati keindahan disekitar masjid. Sedangkan dibawah menara paling dasar ada Radio Dakwah Islam yang sudah ada sejak September 2006.
Bangunan masjid yang begitu megah dan menarik tersebut juga memiliki halaman yang luas. Ditambah dengan banyaknya pepohonan serta taman – taman yang sejuk disekeliling masjid. Masjid yang megah dengan taman yang teduh inilah yang menyebabkan banyak pengunjung dari luar maupun dari dalam kota Semarang berdatangan. Selain untuk beribadah, tempat ini juga nyaman digunakan untuk lari pagi, bersepeda, serta duduk – duduk di rerumputan taman masjid. Tak jarang ada beberapa organisasi muslim dari sekolah – sekolah yang melakukan rapat di sekitar taman tersebut. Pengunjung yang begitu ramai ini paling banyak berdatangan pada hari – hari libur seperti jum’at sabtu dan minggu. Pengunjung pada idul fitri biasanya mencapai 32 ribu pengunjung. Banyaknya pengunjung membuat para penjaga Masjid lebih bersiaga dalam menjaga keamanan serta kenyamanan para pendatang. Disediakan pula CCTV disetiap ruangan Masjid hingga halaman luar masjid untuk memudahkan pemantauan. Ada juga 11 pos penjaga disekeliling taman – taman masjid.
Menurut penuturan penjaga MAJT, terkadang mereka kewalahan dengan banyak nya pengunjung yang sulit dikontrol. Di dalam masjid biasanya banyak para pengunjung yang tidur, ada pula yang hanya melihat – lihat saja tanpa melaksanakan ibadah baik shalat mupun mengaji serta membuat keributan. Sedangkan di luar halaman masjid biasanya banyak yang membuang sampah sembarangan bahkan tak sedikit yang suka berpacaran dan berdua – duaan. Seringkali anak – anak muda yang ketahuan berduaan itu sulit untuk diperingati. Biasanya pengunjung remaja tersebut datang pada hari – hari libur dipagi hari. Mereka hanya datang ke taman masjid untuk lari pagi dan duduk – duduk santai disekitar taman.
Penjaga MAJT pun sudah membuat pengumuman, himbauan, serta arahan agar tidak menjadikan halaman sekitaran masjid sebagai tempat berpacaran. Dalam menanggulangi anak – anak muda yang berpacaran, penjaga MAJT membuat peraturan “ apabila ada yang ketahuan berpacaran mereka diberi pilihan untuk memilih antara piket hingga pemanggilan orang tua.“ jelas pak Asrori sekalu penjaga MAJT. Dengan adannya peraturan tersebut, data para pengunjung yang berpacaran semakin hari semakin berkurang. Penjaga MAJT memang memberikan efek jera kepada para pengunjung yang ketahuan berpacaran agar tidak melakukan hal yang tidak baik di dalam maupun di luar tempat suci.
Penjaga MAJT ini terdiri dari 6 regu yang memiliki tugas masing – masing. Ada dua bagian penjagaan yaitu jaga pagi dari pukul 7.00 pagi hingga pukul 23.00 malam dan bagian jaga malam dari pukul 23.00 malam hingga pukul 7.00 pagi. Selain berjaga, mereka juga bertugas sebagai Muadzin (orang yang mengumandangkan adzan), membuat data pengunjung serta menjadi panitia Qurban atau penyembelihan hewan tertentu pada hari Raya Idhul Adha. Mereka mengaku bekerja menjadi pengurus Masjid adalah tugas mulia yang tidak mudah, mereka menjaga keamanan dan kenyamana para pengujung yang bukan hanya dari dalam kota Semarang melainkan dari luar Jawa bahkan luar Negeri. Mereka juga bertugas menjadikan tempat ibadah lebih kondusifdengan tidak membiarkan para pengujung berlaku semaunya.
Masjid Agung Jawa Tengah ini memang dibangun selain untuk tempat ibadah juga sebagai objek wisata religi. Oleh kerana itu, banyak fasilitas yang disediakan di sini, termasuk juga ada penginapan di wisma yang memilki 23 kamar. Bagi para pengujung yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasililitas ini.
Masjid yang tidak hanya untuk tempat ibadah, tapi juga objek wisata religi inilah yang menjadi salah satu sebab banyak para pengujung yang keliru dalam mengartikan aturan tempat suci dan tempat wisata. Sehingga, para penjaga MAJT pun tak jarang menegur dan memberi peringatan lebih kepada para pengunjung yang melanggar peraturan.
Aturan – aturan yang berlaku di sini ialah aturan yang berlaku diseluruh masjid di mana pun. Bukan berarti karena Masjid Agung Jawa Tengah ini dijadikan objek wisata religi, para pengunjung bisa bebas menggunakan tempat ini untuk kepentingan pribadi termasuk berpacaran. Ada aturan ketat yang diberlakukan oleh pengurus Masjid Agung Jawa Tengah sebagai cara agar para pengunjung tetap sopan dan tetap menjaga kenyamanan tempat ibadah.
Pengunjung perempuan harus mengenakan pakaian muslim dan sopan apabila masuk ke dalam masjid, tidak membuat keributan, serta tetap menjaga kekhidmatan ibadah. Bukan malah sebaliknya, menjadikan tempat suci sebagai tempat befoto – foto ria hingga lupa mengerjakan shalat yang menjadi kewajiban. Pak Asrori (61) selaku pengurus keamanan MAJT mengaku banyak para pengujung yang berwisata ke Masjid Agung Jawa Tengah ini hanya untuk melihat – lihat dan mengambil foto, sebagian dari mereka bahkan lupa untuk beribadah. Mereka mungkin lupa bahwa ini adalah masjid tempat ibadah karena terlalu antusias untuk mengambil foto..
Oleh karena itu, para pengurus Masjid Agung Jawa Tengah kini lebih meningkatkan aturan yang semestinya agar Masjid Agung ini tidak disalahfungsikan. “Masjid Agung Jawa Tengah adalah tempat beribadah, tolong dijaga kesopanan, kebersihan dan kekhidmatan masjid ini.” Ucap pak Asrori memberikan pesan kepada ketua suatu rombongan. Wisata religi yang ditawarkan di masjid yang begitu megah ini semata- mata untuk membuat kita lebih mampu mendekatkan diri dalam bermunajat kepada Allah Yang Maha Kuasa. Bangunan masjid yang indah dibuat agar kita lebih khidmat dalam beribadah bukan sebaliknya.
Itulah sedikit pengalaman saya ketika mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah yang begitu membuat saya takjub akan keindahannya. Banyak hal yang saya dapatkan ketika berada di sana. Termasuk bagaimana suka duka para pengurus Masjid yang jarang kita ketahui. Masjid Agung Jawa Tengah ini bukanlah tempat wisata layaknya dufan atau kebun binatang yang terkadang kita lupa untuk shalat karena terlalu antusias saat rekreasi. Masjid Agung Jawa Tengah adalah tempat ibadah, tempat kita mendekatkan diri kepada Allah SWT. Fasilitas dan kemegahan tersebut adalah cara kita agar menyenangi masjid dan nyaman berada di dalamnya.
Dalam Q.S At-taubah ayat 18 dijelaskan: “ sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang- orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Serta tetap melaksanakan shalat., menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada Apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah – mudahan mereka termasuk orang- orang yang mendapat petunjuk.” ( Q.S At-taubah :18)
Kita sebagai umat islam sudah seharusnya memakmurkan masjid serta menjadikan masjid sebagai tempat utama dalam melaksanakan ibadah. Masjid Agung Jawa Tengah inilah salah satu masjid yang harus kita jaga dan kita banggakan dengan cara tetap menjadikaan masjid ini sebagai tempat suci untuk beribadah kepada Allah SWT. Wallahual’alambishawwab.
Sumber :
Asrori selaku Penjaga Masjid Agung Jawa Tengah ( MAJT )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI