Mohon tunggu...
Septianur Rofifah
Septianur Rofifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi di sebuah Perguruan Tinggi yaitu Universitas Airlangga yang kini sudah menempuh semester 2 di program studi Teknologi Veteriner.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Domba Dolly yang Menggemaskan

8 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 8 Juni 2024   12:26 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taukah kalian pada awal tahun 90-an, ada sebuah film fiksi ilmiah yang sangat terkenal yaitu Jurasic Park yang menceritakan bahwa dinosurus dapat diperbanyak melalui sel-sel darahnya yang terawetkan secara alami. Pada saat itu, film ini dianggap khayalan atau fiksi yang tidak masuk akal sebab manusia tidak mungkin membuat klon hewan yang berasal dari sel hewan dewasa. Klon hewan tingkat tinggi ini hanya dibuat dari sel toti/pluripoten yang berasal dari sel-sel embrio. Tetapi pada tahun 1997, Dunia dihebohkan dengan penemuan teknologi transfer inti, dimana seekor domba Dolly lahir dari hasil perbanyakan sel hewan dewasa oleh ilmuwan Skotlandia yang bernama Ian Wilmut.

Teknologi kloning dengan menggunakan transfer inti menjadi suatu teknologi yang sangat potensial prospektif untuk diaplikasikan dalam bidang kedokteran dan peternakan. Penemuan teknologi ini membuat para peneliti mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan penelitian-penelitian di bidang ESC dan teknologi transfer inti serta teknologi rekayasa genetika untuk dapat menyelesaikan masalah kedokteran yang selama ini belum dapat diobati, misalnya beberapa penyakit digeneratif permanen seperti diabetes mellitus, alzheimer, parkinson, dan penyakit- penyakit kelainan genetis, bahkan penyakit AIDS. Pada hakekatnya penyakit-penyakit tersebut sudah dianggap penyakit yang sudah tidak mungkin disembuhkan karena adanya kerusakan permanen dari sel-sel tubuh manusia.

Perkembangan teknologi kloning memang cukup menghebohkan, bukan hanya dalam bidang sains dan teknologi, tetapi juga dalam aspek etika. Pembicaraan seputar masalah kloning senantiasa menarik perhatian masyarakat dan seringkali menjadi sumber berbagai inspirasi, praduga, fantasi, spekulasi, kekaguman, bahkan ketakutan yang tidak hanya melanda masyarakat ilmiah tetapi juga merebak hingga ke orang awam. Besarnya daya tarik permasalahan kloning mengakibatkan munculnya berbagai reaksi dari segala lapisan masyarakat. Sebagian masyarakat mendukung praktek kloning. Sebagian lainnya mengecam praktek kloning dan mempertanyakan sisi moral dan kemanusiaan dari teknologi kloning ini.

Keberhasilan Ian Wilmut dan tim dari Roslin Institute dalam melakukan kloning sel somatik untuk menghasilkan domba Dolly mamalia pertama yang terkloning merupakan pencapaian ilmiah yang luar biasa dan memicu revolusi dalam penelitan yang membuat manusia dapat hidup lebih sehat dan lebih lama. Proses kloning mamalia ini tidaklah mudah dari 277 percobaan yang tercatat, hanya 27 embrio yang bisa berkembang dalam seminggu dan hanya satu yang bisa bertahan hidup hingga lahir dengan tingkat keberhasilan 1-4%.  Keberhasilan domba Dolly memberikan harapan untuk kloning pada manusia, meski persentasenya kecil.

Namun, tindakan seperti itu menuai kritik dari masyarakat dan perhatian khusus dari para peneliti. Teknologi kloning berpengaruh luas terhadap kelangsungan hidup manusia, sehingga perkembangannya perlu mendapat perhatian khusus. Terutama dalam aspek-aspek hukum yang mengatur penggunaan teknologi ini. Walaupun Ian Wilmut, ilmuwan pertama di tim yang memproduksi Dolly, telah berbicara secara terbuka bahwa ia menentang kloning manusia, akan tetapi para pendukung kloning tidak akan terpengaruh dengan pernyataan tersebut.

Domba Dolly identik dengan Domba Finn Dorset karena ilmuwan Ian Wilmut menggunakan sel kelenjar susu domba Finn Dorset sebagai donor nukleus, dan sel telur domba Scottish Blackface yang dihilangkan nukleusnya. Kemudian sel kelenjar susu domba Finn Dorset difusikan dengan sel telur domba Blackface (yang tanpa nukleus). Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio (dalam tabung percobaan), kemudian dipindahkan ke dalam rahim domba Blackface, dan kemudian embrio berkembang dan dilahirkan dengan ciri-ciri fisik sama dengan domba Finn Dorset (walaupun dilahirkan oleh domba Blackface). Domba hasil kloning ini di beri nama domba Dolly yang sebenarnya saudara kembar domba Finn Dorset yang telah menyumbangkan nukleus sel kelenjar susu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun