Mohon tunggu...
Sandra Prasetyo
Sandra Prasetyo Mohon Tunggu... -

Saya adalah Saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teruntuk Nyawa-nyawa yang Tidak Dipedulikan

19 Juni 2011   22:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati teriris, karena mirismata perih menahan airmata

hidung memerah tersumbat

menahan tangis.

Tapi...

hati lebih pedih dan sakit

bagai belati menghujam dada

mendengar dan melihat

kekejaman hati manusia

bagai diselimuti kabut

kenistaan dan tak berperikemanusiaan

berkedok dan berjubah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun