Selain memberikan hiburan dengan irama musik, Rhoma Irama menggunakan musik untuk menyampaikan pesan-pesan moral, sosial dan membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia. Demikian pula yang dilakukan Ahmad Albar dengan God Bless-nya, Koes Plus hingga Titiek Puspa. Ditangan mereka musik Indonesia menempatkan diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam ikut memproses terjadinya perubahan sosial dan budaya di Indonesia.
Periode musik Indonesia seperti ini berlangsung hingga akhir tahun 90-an. Memasuki tahun 2000 bersamaan dengan masuknya beberapa televisi swasta di dunia pertelevisian Nasional, wajah musik Indonesia pelan-pelan mulai berubah. Musik Indonesia seakan tak berjiwa selain hanya mengedepankan sisi industrialnya. Meskipun perubahan adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan tetapi melihat apa yang sedang terjadi pada industri musik nasional seakan tak memberikan tawaran apapun yang terkait dengan fungsi sosial musik.Â
Musik dihadirkan sekadar untuk memenuhi kebutuhan entertainmen tanpa mengedepankan idealisme musik sebagai poros penting dalam proses pemberdayaan akal dan pengembangan fikiran. Dalam tataran praktis, industri musik masa kini sangat sulit diharapkan ikut berperan dalam upaya perbaikan kualitas hidup selain hanya cukup sebagai sarana eskapisme psikologis melalui rumbai-rumbai bunyi, gebyar kostum dan perilaku jingkrak-jingkrak massif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H