Mohon tunggu...
Speranza Felicia
Speranza Felicia Mohon Tunggu... Lainnya - siswa

siswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberagaman Kepercayaan Indonesia dari Zaman Praaksara hingga Sekarang

15 November 2022   16:09 Diperbarui: 15 November 2022   16:21 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepercayaan sangat beranekaragam untuk dipercayai oleh manusia, setiap manusia dan individu bebas memilih kepercayaan. Pada zaman sekarang manusia karena akal budinya, dapat memilih kepercayaannya masing - masing. Dimana kepercayaan di masa ini terdapat karena pengaruh dari masa lampau. Masa praaksara manusia memiliki kepercayaan seperti animisme dan dinamisme.

Selain itu, manusia tidak hanya berkembang di bidang kepercayaan namun di bidang kehidupannya juga. Pada saat itu belum ada peraturan maupun UU yang membuat manusia harus memilih kepercayaan, atau tidak memiliki kepercayaan. Masa praaksara merupakan zaman pada saat manusia belum mengenal tulisan atau huruf. Masa ini disebut juga sebagai zaman Nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan.

 Kehidupan manusia pada masa praaksara ini senantiasa mengalami perubahan dan juga perkembangan. Pada masa praaksara masyarakat sudah mengenal kepercayaan pada tingkat awal. Adanya kepercayaan kepada hal - hal yang berbau supranatural yang memiliki kekuatan diluar kemampuan mereka. Kepercayaan ini muncul dari pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas kehidupan yang dijalani, dari mengolah hasil bumi hingga melangsungkan pernikahan dan reproduksi keturunan. 

Adanya hasil budaya yang kuno membuat adanya kemajuan zaman. Sehingga manusia pada zaman praaksara mewariskan kepercayaan mereka kepada orang terdekat, maupun keturunannya sendiri. Kepercayaan masyarakat kepada hal supranatural pada masa praaksara ini mendorong masyarakat untuk mendorongnya ke dalam gambar ataupun lukisan sebagai simbol mereka percaya kepada hal tersebut. Sehingga hasil dari gambar atau lukisan mereka ini, menjadi bahan agar mereka lebih mudah untuk menyembahnya. 

Kepercayaan manusia di zaman sekarang ini sangat beragam, berbeda dengan masyarakat pada zaman Paleolitikum, dimana masyarakat tidak memiliki kepercayaan. Makanan manusia ini bergantung sepenuhnya pada alam dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini terjadi karena pada masa Paleolitikum, hewan dan tumbuhan hidup merata di bumi. Oleh karena itu, berburu hewan merupakan aktivitas pokok manusia di zaman Paleolitikum untuk bertahan hidup. 

Sistem kepercayaan manusia pada masa praaksara ini dapat berkembang seiring dengan kemampuan berpikirnya, yaitu dengan akal budinya. Pada zaman Mesolitikum, manusia mulai mengenal kepercayaan, yaitu animisme dan juga dinamisme. Dimana kepercayaan tersebut percaya kepada roh nenek moyang, makhluk halus, ataupun hal - hal yang berbau supranatural yang bertolak belakang dengan alkitab. Namun, di masa ini, peraturan terhadap kepercayaan belum ada. 

Alkitab mengatakan bahwa kita sebagai manusia harus percaya kepada Tuhan Yesus yang sudah menciptakan kita dengan akal budi dan sudah menciptakan bumi maupun isinya. Akal budi ini merupakan sumber kehidupan bagi manusia, seperti yang dikatakan di dalam (Amsal 16 : 22) yang berbunyi "Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya, tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya." Manusia membutuhkan akal budi sebagai alat untuk mengembangkan dirinya sendiri dan juga manusia membutuhkan akal budi untuk beradaptasi. 

 Sampai sekarang, ada beberapa suku bangsa Nusantara yang masih mempercayai kepercayaan dinamisme dan animisme, walaupun dalam bentuk yang berbeda - beda. Pada masa neolitikum, manusia juga tetap mempercayai dinamisme dan juga animisme, dimana manusia percaya kepada roh nenek moyang dan benda - benda alam. Di masa ini, manusia tidak hanya berpusat kepada kepercayaan, karena manusia lebih mengembangkan sistem bercocok tanam awal. Animisme ini berasal dari bahasa latin anima yang berarti roh, dimana dinamisme ini merupakan kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini baik hidup maupun mati ( seperti kawasan tertentu, gunung, laut, sungai, gua, pohon, atau batu ) memiliki roh. 

Manusia pastinya berhubungan baik ataupun menghormati roh - roh tersebut, sehingga mereka melakukan upacara pemujaan atau memberi sesaji untuk roh tersebut, agar roh - roh tersebut dapat melindungi manusia dan juga membantu keberlangsungan hidup manusia. Sedangkan dinamisme, berasal dari bahasa Yunani dunamos yang berarti kekuatan atau daya. Dinamisme ini merupakan kepercayaan bahwa benda - benda di sekitar manusia memiliki daya atau kekuatan gaib yang mampu memberikan manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. 

Benda - benda suci ini memiliki sifat yang baik ataupun buruk sehingga, dapat memancarkan pengaruh baik maupun buruk juga bagi manusia dan sekitarnya. Contoh benda - benda yang dianggap suci, seperti pusaka, lambang kerajaan, tombak, keris, dan juga gamelan akan membawa pengaruh baik bagi masyarakat, misalnya menyuburkan tanah, mencegah wabah penyakit, dan menolak malapetaka. Di masa Neolitikum ini, sekitar tahun 1500 SM, datanglah gelombang pertama dari bangsa Melayu Austronesia dari ras Mongoloid ke Nusantara.

 Mereka biasanya disebut dengan sebutan bangsa Proto - Melayu atau Melayu tua. Pada masa megalitikum dan juga perunggu, manusia lebih percaya dengan animisme dibandingkan kepercayaan lainnya. Mengapa begitu? Karena, manusia pada masa megalitikum telah lebih maju dan juga modern. Contoh kepercayaan bentuk fisik animisme yang dipercayai oleh manusia purba pada masa megalitikum adalah sarkofagus, menhir, dolmen, dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun